Apabila semuanya itu mulai terjadi bangkitlah dan angkatlah mukamu”
Pada suatu hari ada seorang ibu datang ke kamar/kantor saya di Keuskupan Agung Semarang ingin mohon berkat sejumlah lilin yang dibawanya. “Romo saya mohon berkat lilin-lilin ni”, begitulah permohonan ibu tersebut. Melihat dan memperhatikan jumlah lilin yang begitu banyak (satu dos), sebelum memberkati saya bertanya: “Wah, banyak sekali lilinnya, untuk apa?”. “Ya, saat ini khan terjadi banyak kerusuhan, orang saling bertengkar, bermusuhan dan membunuh. Katanya sebentar lagi akan kiama, matahari dan bulan tidak bersinar lagi dan akan terjadi kegelapan di seluruh bumi. Lilin-lilin ini untuk persiapan jika terjadi kegelapan di seluruh bumi”, jawaban dan penjelasan sang ibu.
Mendengar jawaban dan penjelasan tersebut dalam hati saya ‘tertawa’, dan tentu saja saya tidak berani membantah keyakinan ibu tersebut dan saya pun langsung memberkati lilin tersebut. Aneh dan nyata bahwa untuk menyambut akhir zaman atau kiamat alias kematian kita ada orang yang mempersiapkan diri secara demikian. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”, hemat saya adalah persiapan hati dan jiwa dengan membuka diri terhadap suara/bisikan Roh Kudus atau kehendak Allah alias memperbaiki cara hidup atau bertobat.
Aneka macam peristiwa kerusuhan, permusuhan dan pembunuhan hendaknya menjadi ‘wahana’ untuk mawas diri akan arti hidup atau tujuan kita diciptakan oleh Allah. Kita, manusia diciptakan oleh Allah untuk memuji, mengabdi dan menghormatiNya dalam dan melalui hidup sehari-hari, antara lan dengan saling memuji, mengabdi dan menghormati antar kita manusia. Maka baiklah kita ‘bangkit dan mengangkat muka’ terhadap aneka macam sapaan dan sentuhan saudara-saudari kita, artinya dengan ceria, gairah dan terbuka saling bergaul dan menyapa, sehingga terjadi persaudaraan atau persahabatan sejati antar kita.
Renungan pribadi:
- Apa arti tobat bagiku?
- Maukah aku bertobat? Bagaimana aku mengungkapkan tobatku?
- Apakah aku sudah memanfaatkan sarana tobat yang diberikan gereja melalui sakramen pengakuan dosa? Ataukah aku masih berat hati untuk mengakui dan mengakukan dosa-dosaku? Mengapa?
=====================================================================
Bacaan Luk 21:20-28
“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”