Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Memang kalau sudah keburu dapat cap ‘guru’, ‘pengajar’, ‘pemimpin’ maka ada suatu standard yang dituntut lebih dari yang lain. Tentu guru dan pengajar harusnya lebih pandai dari murid, pemimpin lebih bijaksana dari yang dia pimpin. Mana ada guru berenang yang tidak bisa berenang? Mana bisa kita mengajari orang naik sepeda kalau kita tidak bertahan merasakan jatuh bangunnya belajar naik sepeda? Biar sakit, yatetap bangun dan bangkit lagi belajar lagi sampai lancar.
Hal ini menjadi tuntutan berat pada seorang ‘guru’ seperti Nikodemus, yang statusnya di kelas atas dalam masyarakat Yahudi. Pejabatpun tunduk pada para pengajar dan ahli Taurat, yang menentukan siapa bisa masuk surga dan tidak. Tapi rupanya jam terbang Nikodemus tidak berarti dihadapan Yesus. Pemahamannya tentang hal-hal ‘surgawi’ jauh dari apa yang dimaksud Yesus. Nikodemus masih berfikir ditingkat duniawi. Para guru ini tentunya berada di atas angin, jadi harusnya tahu apa yang sedang terjadi diatas ‘sana’. Mereka dianggap sudah lebih tinggi jam terbangnya, sehingga seharusnya bisa membimbing dan mengajari yang lain.Kita perlu memahami kemana suara Roh Allah yang dilambangkan seperti angin itu bertiup. Mereka yang bergerak mengikuti arah angin adalah mereka yang ‘peka’ akan tuntunan Tuhan. Mereka tahu kemana arah angin sebenarnya, sehingga akanselalu siap sedia mengikutinya. Tidak ada paksaan dan tidak ada penolakan.
Saya pribadi mengalami lahir baru, dilahirkan kembali secara Roh, mengerti kembali arti cinta Yesus bagi saya pribadi, setelah melalui suatu perjalanan iman yang cukup panjang. Bahkan sampai sekarang pun masih perlu senantiasa diperbaharui secara rohani. Tetapi yang membutuhkan waktu paling lama adalah melatih diri untuk lebih peka akan suara Roh yang sangat halus, seperti angin berdesir. Kita tahu ada angin, kita rasakan angin bertiup, tapi perlu di perhatikan ke arah mana yang diinginkanNya kita bergerak agar kita tidak salah arah.
Semua itu membutuhkan latihan. Bukan hanya atlit yang membutuhkan latihan jasmani setiap hari agar bisa bertahan dalam lari maraton. Ada atau tidak ada pertandingan, sang atlit terus berlatih setiap hari. Apalagi kalau akan bertanding, pasti lebih intensif. Kitapun perlu melatih rohani kita setiap hari agar bisa kuat bertahan dalam perjuangan hidup. Ada atau tidak ada kesulitan, latihan rohani tetap dilakukan. Mirip seperti belajar berenang, ya pasti minum air. Belajar naik sepeda,pasti pernah jatuh. Practice make perfect.
Paling tidak dengan merenungkan SabdaNya setiap hari, dengan melakukan refleksi setiap malam, dengan mengikuti Sakramen yang telah tersedia; kita belajar mengenali kembali apa yang Tuhan mau dalam hidupkita hari ini. Sudahkah aku mengenali kehadiranNya lewat orang-orang yang menyapaku? Apakah aku merasakan desiran cintaNya? Sapaan kasih Nya? Kalau ya berarti roh kita telah diperbaharui – Born Again ! …. dan siap jadi guru bagi orang lain. Kalau rohani tidak diperbarui, tidak mengalami dan merasakan dicintai Tuhan maka sulit bagi kita membawa orang lain mengalami cinta Tuhan.
===========================================================
Angin bertiup ke mana ia mau
“ Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal”