Aku ini hamba Tuhan . Fiat Voluntas Tua
Beberapa hari lalu saya dihubungi seorang anak muda yang meminta saya membawa renungan di Persekutuan Doa di kampusnya. Seperti biasa saya tanya tema yang akan disampaikan. Dia minta saya bawakan tema “enaknya ikut Tuhan Yesus”. Hhhmmm… saya jadi mikir juga, apa enaknya ikut Tuhan Yesus? Bukannya jadi pengikut Kristus lebih banyak tidak enaknya? Kehidupan para orang kudus juga tidak kalah sulitnya.
Bacaan Injil hari ini merefleksikan perjalanan Bunda Maria sebagai pembawa Kabar Sukacita ke dunia yaitu dengan peranannya sebagai ibu Sang Penyelamat. Apa enaknya jadi Bunda Maria? Begitu ia menerima tugas perutusan, hidupnya tidak sama lagi dengan perempuan muda di jamannya. Ia hamil diluar nikah, berhadapan dengan hukum Yahudi yang dapat menyeretnya ke gerbang kota untuk di hukum rajam, dilempar batu hingga mati. Saat hamil besar ia harus berjalan jauh bahkan melahirkan di tanah asing sebagai pengungsi.Apa enaknya melahirkan tanpa didampingi orang-orang terkasih kecuali suami, apalagi melahirkan di tempat yang bau dan sumpek, di kandang hewan. Apa juga enaknya, gara-gara melahirkan Sang Juru selamat, merekamenghadapi ancaman pembunuhan bayi oleh Herodes, sehingga dengan membawa bayi merah itu, mereka mengungsi lagi ke Mesir. Saat Yesus 12 tahun, bunda Maria sempat panik, anak semata wayangnya titipan Allah Bapa,hilang di Bait Allah. Waktu ketemu pun sempat bilang gak mau pulang. Selanjutnya ia mendampingi dan membesarkan anaknya seorang diri, tanpa suami yang telah wafat mendahuluinya. Bukan perkara mudah juga Bunda Maria melawan sakit hati seorang ibu melihat anaknya menderita siksaan disepanjang jalan menuju bukit Kalvari. Ia setia berdiri tidak jauh dari anaknya, tanpa daya, tapi terus mendoakan agar anaknya bertahan sampai akhir. Bunda Maria juga yang menerima jasad Yesus sebelum dimakamkan. Akhirnya Bunda Maria meneruskan tugas Yesus dengan mendampingi murid-muridNya sampai akhir hayatnya. Ia mendampingi para murid dari saat ketakutan sampai mereka bersemangat memberitakan Injil . Itulah Gereja perdana Kumpulan orang-orang beriman.
Ini semua di jalani Bunda Maria karena ketaatannya pada tawaran Tuhan. Dan ia menjawab ” Aku ini hamba Tuhan, Terjadilah padaku menurut perkataanMu” Fiat Voluntas Tua. Apapun jadinya, seberat apapun, Bunda Maria bersiap melaksanakannya karena ia percaya kasih Tuhan menyertainya.
Di saat menghadapi perjuangan iman, Bunda Maria juga tak lepas dari penghiburan-penghiburan Tuhan. Saat mengunjungi Elisabeth, Maria dipuji dengan kidung Magnificat Maria. Saat melahirkan di kandang sumpek, banyak menerima tamu tak dikenal seperti para gembala bahkan tiga raja. Tidak cuma itu, iringan nyanyian para malaikat pasti meneguhkan iman Bunda Maria. Mujizat pertama di Kana adalah tanda heran yang diterima karena Yesus mengabulkan permintaan ibunya.
Saya percaya masing-masing kita mengalami betapa sulitnya perjuangan iman dalam mengikut Yesus, sama seperti masuk jalan kecil yang berdesak-desakan, tapi pasti ada juga penghiburan-penghiburan yang Tuhan berikan bagi kita. Bisa lewat ucapan positif dari orang-orang disekitar kita, bisa lewat SabdaNya, bahkan kehadiranNya dalam Ekaristi. Semoga penghiburan ini bisa menjadi peneguhan iman kita untuk tetap setia padaNya, sampai kita bertemu muka dengan muka dengan Sang Sabda. Saat kita takut, khawatir, tak berdaya, Bunda Maria pun masih setia mendampingi kita dan mengharapkan kita juga setia agar bisa berjumpa dengannya.
Bagi saya pribadi, saya sungguh bersyukur almarhum orang tua saya memberikan nama baptis Maria, tentu dengan harapan agar saya meneladani ketaatan Bunda Maria pada panggilan Tuhan. Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu…
===========================================================
Bacaan Lukas 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.