Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
Setiap orang tua selalu menginginkan anak-anak yang baik, yang senantiasa menuruti perkataan orang tuanya. Anak yang taat dan setia ternyata tidak otomatis dapat dari sejak lahirnya. Semua dibutuhkan proses pendidikan dan pendampingan orang tua sejak saat masih balita. Coba saja kita ingat-ingat bagaimana karakter anak-anak saat balita. Ada anak yang selalu melakukan apa yang justru dilarang karena keinginan tahunya yang besar. Juga ada anak-anak yang kadang menurut, kadang juga diam tapi ternyata tidak melakukan yang diminta.
Injil hari ini mengingatkan kita bahwa manusiapun juga bersikap demikian terhadap perintah2 Allah. Tidak semua orang menanggapinya dengan positif walaupun semua mendapatkan perintah yang sama. Janji-janji yang telah diucapkan dalam Sakramen Pernikahan juga janji baptis yang tiap tahun kita ulang, seringkali tinggal ucapan di mulut saja. Perlu perjuangan untuk kembali menyatakan dan melakukan apa yang telah kita ucapkan dihadapan Tuhan.
Perikop ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia memang diberikan kehendak bebas, begitu bebasnya sehingga kita bisa menolak perintah Tuhan. Padahal kita sendiri bisa sangat marah dan kecewa bila anak-anak kita tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Kita bisa membaca di berbagai media bagaimana kisah-kisah pilu para anak jalanan yang rata-rata diusir orang tuanya. Mereka kehilangan kasih dan hidup dengan bahasa kekerasan di jalanan sejak usia belia. Tidak ada kasih yang mereka terima kecuali rasa senasib dari teman-teman sekitarnya.
Kita bersyukur memiliki Allah yang maha kasih, yang amat panjang sabar, yang tidak pernah berhenti berusaha menyapa kita dengan cintaNya. Saat kita terjatuh, saat kita sedang susah dan menderita. kalau kita perhatikan sebenarnya banyak sekali sarana penyaluran kasih Allah pada kita. Perhatian pasangan dan anggota keluarga lainnya, bisa jadi sapaan melalui teman, baik email, SMS atau lewat telpon. Ini semua mengingatkan bahwa kasih itu masih ada,bahwa Tuhan itu sumber kasih yang selalu ingin kita kembali kepadaNya. Bahkan alam disekitar kita, seperti indahnya sunset, terpaan angin laut yang semilir dan bunyi ombak seperti di pantai Bendulu saat ini, mengingatkan saya bahsa saya dicintaiNya, no matter how good or even how bad I am. Marilah kita kembali mengingat setiap sapaan cintaNya, mensyukuri bahwa Tuhan kita adalah Bapa yang setia menanti anak-anakNya kembali pulang kedalam pelukanNya.
Thank You Lord for Your love, terima kasih Tuhan karena saya boleh menerima cintaMu.
=====================================================================
Bacaan Mat 21:28-32
21:28 “Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”