“Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya”
Dulu saya termasuk orang katolik yang menurut saya sudah cukup baik, masih datang ke gereja setiap Minggu. Cukup sering ikut Misa, dalam arti sering terlambat dan sering pulang lebih dulu sebelum berkat penutup. Sering juga meneruskan tidur saat homili dimulai. Dan tidak cuma itu, saya termasuk paling sering mengkomentari apa yang saya lihat selama Misa berlangsung. Yang misdinarnya salah-salah, lektornya salah membaca, imamnya begini lah harusnya begitu, sampai petugas tatib yang tidak mencarikan tempat duduk buat saya yang terlambat.
Kalau dibandingkan dengan sekarang sebenarnya banyak hal yang sama tetap terjadi. Ada saja putra altar yang salah-salah sedikit saat bertugas, namanya juga masih baru latihan. Ada juga lektor yang masih salah membaca. Imampun macam-macam gaya dan cara mereka membawakan homili dan memimpin Misa. Tapi rasanya saya sekarang saya selalu menikmati Misa, tidak masalah dengan apa yang terjadi didalamnya. Saya hanya ingin bertemu dan menikmati perjumpaan dengan Tuhan, sehingga saya bisa sangat kecewa kalau terlambat dan tidak akan pulang sebelum berkat pengutusan.
Apa yang membuatnya berbeda? Rupanya Injil hari ini menegaskan bahwa setiap ada pewartaan Sabda Tuhan, bagaimanapun bentuknya, baik mau gaya Yohanes Pembaptis yang nyentrik, tidak makan dan tidak minum, membaptis mereka yang bertobat. Ataupun gaya Yesus yang membaur dengan kelompok tersisihkan, bahkan kemana-mana melakukan diplomasi meja makan. Semuanya bisa dilakukan dalam berbagai cara, tetapi yang menentukan adalah kesiapan hati mereka yang menerima pewartaan Kabar Gembira. Mereka yang menerima dengan hati terbuka akan melihat bahwa cinta kasih Allah begitu besar, tidak terbataskan, sehingga hanya rahmat kasih karunia yang dicurahkan bagi manusia yang mau menerima uluran tanganNya. Tetapi bagi sementara orang yang menolak pewartaan, apapun tetap dinilai tidak sesuai dan akhirnya tidak merasakan rahmat dan cinta kasih Allah.
Maka marilah kita senantiasa membuka diri dan memperbaharuinya senantiasa dengan pewartaan Sabda yang membawa kita pada rahmat cinta kasih Allah. Setiap pengikut Kristus dengan pimpinan Roh Kudus mampu menjadi Gereja yang terus diperbaharui imannya, semakin teguh dan semakin mampu menjadi terang dan garam ditengah kehidupan bermasyarakat. Semper Reformanda.
====================================================================
Bacaan Luk 7:31-35
“Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”