“Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik”
Membaca artikel pembudidayaan buah apokat ternyata bukan melalui proses mempersiapkan biji buah sebagai bibit unggul. Selama ini buah apokat hanya ditanam mengikuti pola tanam biasa, yaitu dari biji buahnya. Rupanya hasilnya tidak bisa maksimal walaupun biji buahnya berasal dari buah berkualitas baik. Maka yang dilakukan Puslitbang Hortikultura untuk membuat komoditas kelima setelah jeruk, pisang, nanas dan mangga ini adalah menggunakan pokok batang yang tua. Tunas yang muda disambungkan dengan bagian batang yang tua. Dengan demikian hasil buahnya berkualitas dan mampu bersaing di pasaran luar negeri. Wow… kita gak kepikir ya bisa begitu? Gak heran kalau harga apokat hasil budi daya lebih mahal, tapi memang lebih legit rasanya. Selain itu ternyata lebih cepat berbuah dan lebih berkualitas daripada mengandalkan biji buahnya sendiri.
Injil hari ini yang juga merupakan pesan dan kesimpulan akhir dari seluruh kotbah Yesus di bukit, mengingatkan kita bahwa pada akhirnya keputusan ada pada kita sebagai pengikut Kristus. Kita sudah mendengarkan ajaranNya, kita terkagum-kagum dengan karya dan rahmatNya , tapi kita berhenti pada kekaguman dan tidak hendak melaksakannya. Kita tidak ‘menempelkan’ tunas kehidupan kita pada “pokok anggur” yang benar; maka yang terjadi adalah buah perbuatan yang tidak tahan uji, tidak tahan banting dan tidak mampu bersaing ditengah kerasnya kehidupan. Kalau hanya mengandalkan kekuatan sendiri seperti apokat yang tumbuh di halaman rumah, maka hasilnya pun biasa-biasa kalau gak tambah kopong seperti butir padi Super Letoy.
Bilamana mengharapkan anak-anak yang berkepribadian baik, tahan uji dan dapat nilai IQ, EQ dan SQ yang tinggi, darimana lagi kalau tidak dimulai dari orang tuanya. Tanpa penguatan iman serta perbaikan dalam tindakan dan perkataan setiap orang tua, anak-anak hanya melihat buah perbuatan yang kosong, OMDO, omong doang. Kita sendiri baru bisa menghasilkan buah yang baik melalui perkataan dan perbuatan, hanya bila melekat pada pokok anggur yang benar. Sehingga setiap perkataan dan tindakan sungguh dipikirkan masak-masak agar menjadi benih lagi yang siap ditaburkan di ladang yang subur.
Mari bersihkan hati kita senantiasa agar kita bisa merasakan apa yang Tuhan rasakan,agar kita bisa melihat apa yang Tuhan lihat dari sekeliling kita, bisa mendengar apa yang Tuhan bisikkan dalam hatinurani kita dan akhirnya kita bisa belajar menjadi semakin bijaksana dalam berkata dan bertindak; karena dengan demikian lah nama Tuhan dimuliakan. Ad Maiorem Dei Gloriam.
=====================================================================
Bacaan Luk 6:43-49
“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan –, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”