Fiat Voluntas Tua

Ngerumpi

| 0 comments

Ngerumpi atau bercerita seputar gosip, issue, rumor atau informasi tidak jelas asalnya yang menyangkut orang-orang terkenal atau petinggi organisasi selalu asyik untuk dibicarakan, dan menjadi berita yang semakin simpang siur. Dikalangan Gereja yang selalu jadi topik adalah pastor atau pendeta atau orang-orang yang terkenal atau juga mereka dianggap baik dan menjadi panutan masyarakat, anehnya kebanyakan kita lebih percaya pada gosip tersebut dengan sumber yang tidak jelas daripada mencari kebenaran informasi tersebut.

Saat ini makin banyak orang-orang yang sok tahu tapi banyak bicara dan pandai berkata-kata, menjadikan informasi itu seolah-olah benar adanya, akibatnya makin banyak orang yang tersesat, persis seperti yang dikatakan Yesus, layaknya orang buta menuntun orang buta, baru disadari ketika semuanya terperosok kedalam lubang.

Pembicaraan seputar gosip atau ngerumpi tersebut biasanya menghakimi, merugikan atau menjelek-jelekkan orang lain, bahkan ada kecenderungan memfitnah dan merusak reputasi orang tanpa peduli sedikitpun akan kebaikan atau jasa orang tersebut. Inilah sebabnya kita selalu diposisi surrender karena tidak mau secara kritis mengolah informasi atau berita sampah tersebut, mudah diombang-ambingkan oleh katanya..? katanya…?

Kemajuan teknologipun dimanfaatkan betul oleh para rumpiers ini dengan mengirimkan atau mem-forward berita sampah (junk mail) atau Hoax kemana-mana tanpa diperiksa, dianalisa dan di riset lagi kebenarannya bahkan senang dan bangga jika hal tersebut menjadi heboh, kepanikan atau menjadi topik pembicaraan dimana-mana, ulah yang konyol, bagai selebriti tidak kebagian panggung. Sungguh kurang kerjaan.

Sebenarnya kegiatan ngerumpi ini, tidak hanya didominasi oleh kaum perempuan, tetapi juga oleh para laki-laki bahkan lebih seru, karena mereka lebih banyak bicara pakai logika dan data sehingga lebih berbobot dan seolah-olah bicara fakta, sedangkan perempuan menggunakan perasaan dan apa yang terlihat dan hebatnya para laki-laki ini pandai mengalihkan stigma tukang rumpi tersebut kepada gender lain.

Mungkin ini saat yang tepat untuk tidak lagi menebar infomasi sampah, berita fitnah atau warta yang menyesatkan orang lain, mulailah dengan membuang balok yang ada pada mata kita daripada peduli selumbar dimata orang lain, dengan demikian mudah bagi kita untuk keluar dari kelompok orang-orang munafik.

Kegiatan menebar berita sampah atau ngerumpi itu selain merugikan orang lain, juga akan berakibat pada hilangnya teman, maka ingatlah dengan pepatah yang mengatakan, manusia paling bodoh adalah mereka yang tidak mampu mencari teman, tetapi yang lebih bodoh dari itu adalah mereka yang mendapatkan banyak teman tetapi memusuhinya — Samsi Darmawan

===================================================================

Bacaan Luk 6:39-42

“Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.