Fiat Voluntas Tua

Berdoalah Seperti Seorang Anak Yang Berbicara Kepada Bapanya – He knows best

| 1 Comment

“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan diberikan-Nya kepadamu dalam namaKu.”

prayYang namanya anak tetaplah menjadi anak dihadapan orang tua, walaupun sang anak sudah punya momongan . Demikianlah umumnya yang dialami para orang tua yang sudah punya cucu, atau sebaliknya para orang tua yang sudah punya anak dihadapan ayah-ibunya. Kebetulan rumah saya tidak jauh dari rumah orang tua, jadi setiap kali ketemu atau saat berpamitan, sering almarhum ibu menanyakan ” Kamu perlu apa?” Rasanya malu dan jengah juga, sudah mandiri, sudah bekerja, sudah punya anak-anak yang menjadi tanggung-jawab, masih juga ditanyakan pertanyaan yang sama seperti saat saya harus kembali ke Bandung ketika masih kuliah. Kalau saat masih kuliah inilah kesempatan minta macem-macem, makanan lah kurang, baju yang kesempitan dan akhirnya bensin buat mobil dipenuhi full tank hahaha…. Akhirnya kalau ibu sudah memaksa, saya hanya mintakan untuk anak-anak saja. Dan terakhir tentu saya tidak lupa minta ibu untuk mendoakan kami. Biar anak-anak rajin belajar, sehat dan kami diberikan kebijaksanaan membimbing mereka.

Saat sudah berkeluarga yang menjadi perhatian tentu sang cucu, kebutuhan cucu sangat diperhatikan para eyang. Tetapi lama-kelamaan kami jengah juga. Suami sering mengingatkan, jangan dibiasakan anak-anak minta macam-macam kepada sang eyang. Tugas orangtualah yang memenuhi kebutuhan mereka. Walaupun kami tidak dalam keadaan ekonomi yang sangat berada, tetapi kami berupaya menjadi orang tua yang terbaik bagi anak-anak kami. Ada suatu kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tua dapat memeuhi kebutuhan anaknya. Tetapi tentu tidak semua permintaan sang anak dituruti. Kalau kita perhatikan kembali, setiap kali anak kita minta sesuatu, kita pasti bertanya dulu, untuk apa minta ini-itu, apakah harus sekarang dsb. Terkadang beberapa permintaan anakpun tidak selalu diberikan karena menurut kami hanya merupakan kesia-siaan, bahkan kalau hanya sekedar mahal untuk jual tampang, sudah pasti tidak akan diberikan.

Bukankah hal demikian kita juga lakukan pada saat kita berdoa? Kita lebih sering minta ini-itu kepada Tuhan dan kita juga mintanya sekarang. Tanpa sadar kita memperlakukan Tuhan seperti ATM yang bisa didatangin 24 jam dan bisa keluarkan uang berapa saja kita mau. Kita maunya doa kita dijawab instan, tanpa kita menyadari apa yang kita minta.

Betul bahwa Tuhan sangat mencintai kita, sungguh sangat mencintai,  Ia ingin semua ciptaanNya kembali kepadaNya. Lengkap tidak ada yang tertinggal. Ia ingin setiap manusia yang telah diciptakanNya dapat kembali seperti saat diciptakan,  serupa dan segambar dengan Allah, tetap menjaga citra diri Allah dalam kehidupannya. Menjaga kekudusan, menjunjung tinggi namaNya dan memuliakanNya dengan hal-hal yang baik dan bertanggung-jawab. Maka apapun yang diminta haruslah seturut dan sejalan dengan apa yang disukai Tuhan Sang Pencipta, yang baik yang kudus, yang mulia. Apapun yang kita minta dan menjadikan dunia menjadi baik, manusia semakin kudus, semakin mulia, pasti akan diberikanNya.

Tetapi segala sesuatu yang merusakkan tubuh manusia itu sendiri tentu tidak akan dikabulkanNya. Sama seperti seorang anak kecil tidak akan diberikan pisau saat ia minta pada ibunya karena akan membahayakan dirinya. Tetapi nanti kalau sudah besar ia akan diajarkan bagaimana menggunakan pisau itu agar menjadi bermanfaat tanpa membahayakan dirinya.

Maka setiap kali kita berdoa, marilah kita datang sebagai anak kepada Bapa yang mengasihi kita. Kita boleh mengungkapkan segala keinginan kita yang sejalan dengan kemauan Allah Bapa. Segala yang kita mintakan untuk menumbuhkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan meningkatkan penguasaan diri pasti diberikan Bapa kita. Karena itulah yang Ia inginkan kita lakukan selama kita masih berziarah di bumi. Sesuai dengan doa yang diajarkan Yesus Kristus – Datanglah KerajaanMu di bumi seperti didalam Surga. Kita wajib memperbaiki keadaan disekeliling kita dengan menanamkan hal-hal yang baik, menjadi sumber kedamaian disaat ada kegalauan, memberikan kasih kepada mereka yang tersisih dan memiliki penguasaan diri saat banyak godaan datang.

Semoga Injil hari ini senantiasa mengingatkan kita betapa besarnya kasih Allah Bapa, lebih besar dari kasih orang tua kita yang ingin selalu membahagiakan anak-anaknya. Ia ingin kita juga ikut berperan memberikan kebahagiaan bagi orang-orang dan masyarakat di sekitar kita.

======================================================================================
Bacaan Injil  Yoh 16:23b-28

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan enermima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan erdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.”

One Comment

  1. Pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri (jika anak kita tipe sensitive) atau dengan perlawanan tersembunyi (jika anak kita tipe keras) atau dengan perang terbuka (jika anak kita tipe ekspresif keras). Oleh karena itu, kurangilah sifat perfeksionis kita, Berilah izin kepada anak untuk melakukan banyak hal yang baik dan positif. Berlatihlah untuk selalu berdialog agar kita bisa melihat dan memahami sudut pandang orang lain. Bangunlah situasi saling mempercayai antara anak dan kita. Kurangilah jumlah larangan yang berlebihan dengan meminta pertimbangan pada pasangan kita. Gunakan kesepakatan2 untuk memberikan batas yang lebih baik. Misal, kamu boleh keluar tapi jam 9 malam harus sudah tiba di rumah. Jika kemungkinan pulang terlambat, segera beri tahu Papa/Mama.

Leave a Reply to Toby J. Frazier Cancel reply

Required fields are marked *.