Ketika Yesus berkata, “Inilah tubuh-Ku,” dan “barangsaiapa makan dagingKu dan minum darahKu mendapat hidup yang kekal.” Katolik memahaminya secara literal. Ekaristi adalah Tubuh-Nya dan sungguh-sungguh daging dan darah-Nya, meskipun tidak tampak demikian. Tetapi umumnya Protestan mengatakan roti dan anggur tetap sebagai roti dan anggur dan bahwa sekali lagi kita tidak boleh mengambil kata-kata Yesus secara literal.
Kutambahkan: Bukankah ini sesuatu yang kontradiksi? Mengatakan bahwa ukuran kebenaran iman adalah Kitab Suci, tapi ketika masuk dalam penafsiran, Protestan menafsirkan sesuatu yang berbeda dari makna literal dari Kitab Suci itu sendiri.
Kalau kita memperhatikan semua penjelasan Yesus tentang Tubuh dan Darah-Nya sebagai makanan dan minuman rohani, maka kita akan sampai pada pemahaman akan kata-kata-Nya tentang “BUATLAH INI MENJADI KENANGAN AKAN DAKU.” Ekaristi bukan sebuah tindakan pengenangan belaka tapi memang sebuah kegiatan rohani yang menghadirkan perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus, karena sesungguhnya ketika Yesus mengatakan pada perjamuan terakhir “AMBILLAH, INILAH TUBUHKU” dan “INILAH DARAHKU” (Mrk.14:22-25) Ia tidak memotong daging atau mengambil tetesan darah Tubuh-Nya lalu menggunakan dalam perjamuan terakhir itu, melainkan “roti dan anggur” fana yang menjadi lambang dalam pandangan manusia, tapi akan menjadi “Tubuh dan Darah Kristus” dalam jiwa mereka yang menyatapnya dengan iman. Demikian pun EKARISTI (roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus) yang saat ini kita rayakan dalam Gereja Katolik mendapatkan makna yang sama seperti apa yang Yesus dan para murid-Nya lakukan pada perjamuan malam terakhir.
Sekarang pertanyaan yang pantas untuk direnungkan yakni; “Mengapa banyak orang membenci Gereja Katolik atau bahkan meninggalkannya? Jawaban saya adalah “KARENA DI SANA ADA EKARISTI!” Anda bertanya mengapa? Dan, saya akan menjawab seperti ini: Injil hari ini membantu memberi jawaban; Setelah para murid mendengar tentang sabda Yesus bahwa Tubuh dan Darah-Nya adalah benar-benar makanan dan minuman, banyak di antara mereka “TERGONCANG DAN MULAI MENGUNDURKAN DIRI.”
Gereja Katolik menyakini bahwa “roti dan anggur” ketika dikonsekrir telah menjadi “Tubuh dan Darah Kristus.” Dan, ini sungguh ditolak oleh banyak orang, yang menyebabkan mereka membenci, enggan bergabung atau bahkan meninggalkan Yesus dan Gereja-Nya seperti kejadian yang terjadi dulu terhadap para murid, kecuali kedua belas Rasul itu. Dengan pertanyaan-Nya: “Dan kamu tidak mau pergi juga?” Yesus memberi kebebasan kepada setiap orang untuk “MEMILIH MAKANAN DI RUMAH MANAKAH IA MAU SANTAP. Yang jelas bahwa di dalam Gereja-Nya (Gereja Katolik) Yesus sendiri menghidangkan Tubuh dan Darah-Nya, yang kita kenal sebagai EKARISTI, sedangkan di denominasi/gereja lain, silakan tanya siapa kokinya dan apa masakannya. Aku selalu percaya bahwa mungkin saja Yesus boleh membagikan makanan yang telah dimasak di Rumah-Nya, tapi TIDAK MUNGKIN IA memasak di rumah lain.
Bacaan Injil Yohanes (6:60-69)
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”