Fiat Voluntas Tua

Roti Kehidupan Yang Mengenyangkan

| 0 comments

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga

Sering saya bertanya pada orang muda, untuk apa kalian bekerja setelah lulus kuliah. Jawabannya kurang lebih sama, untuk dapat penghasilan. Lalu penghasilannya untuk apa? Untuk hidup, untuk bayar makan, kost, transport, pulsa, beli baju, nonton dsb. Ada juga yang jawab untuk menjajal kemampuan diri, untuk belajar lebih banyak… idealis ya? Pastinya dengan memasuki dunia kerja mereka belajar dunia kehidupan yang sebenarnya, yang menuntut mereka untuk mandiri. Tentu saja hidup yang sangat berbeda dari kampus. Dunia yang kejam dan kotor serta sering tidak adil bagi yang tidak memiliki uang.

Tapi ada yang menarik saat pertanyaan itu saya lemparkan pada seorang karyawati muda yang bekerja jauh dari kampungnya di Bandung. Ia bekerja di sebuah unit pelayanan keuangan non bank di luar kota Padang. Saya tanya kenapa senang bekerja disini ditempat yang jauh dari rumah dengan fasilitas terbatas sementara teman-temannya lulusan universitas ternama bekerja di bank asing mentereng di Jakarta? Jawabannya mencengankan saya, katanya ” Kalau dari fasilitas memang saya jauh sekali bila dibandingkan teman-teman yang bekerja di kota besar. Tetapi saya menyukai pekerjaan saya. Saya bisa membantu orang-orang yang hidupnya lebih sulit dari saya. Untuk saya uang Rp 50-100 ribu tidak cukup untuk pulsa sebulan. Tetapi uang sejumlah itu ternyata bisa menyambung hidup seorang janda untuk seminggu dengan anak-anaknya, malah bisa bayar uang sekolah yang tertunggak. Saya selalu dihadapkan pada tantangan bagaimana saya bisa mencari jalan keluar bagi orang-orang seperti ini disini.”
Injil hari ini mengingatkan kita dengan pertanyaan serupa: Untuk apa kita hidup? Apakah kita hidup sekedar untuk makan kenyang? Seperti orang-orang yang mencari-cari Yesus, mereka sudah dikenyangkan saat dibukit dengan roti dan ikan bagi belasan ribu orang bahkan sisa 12 bakul. Mungkin mereka berpikir kalau ikut Yesus akan kenyang senantiasa. tidak akan kelaparan. Bukankah sementara dari kita juga demikian? Mau ikut Yesus karena berkatNya melimpah bahkan lebih 12 bakul? Saat kita menghadai kesulitan  kita baru mencari Yesus, saat sudah mendapat berkat kita tidak lagi mencari Dia. Seolah-olah Yesus kita perlakukan seperti mesin ATM. Habis uang di dompet, kita ke ATM lalu dapat uang. Itupun kalau saldonya masih mencukupi kan?
Kita memang belum terbiasa makan roti sebagai makanan pokok. Belum kenyang namanya kalau belum makan nasi. Tetapi bacaan minggu ini mengingatkan kita agar senantiasa bekerja untuk mencari makanan pokok sebagai sumber kehidupan, roti yang menyelamatkan hidup kita selamanya. Bukan roti atau nasi yang mengenyangkan kita untuk hidup di dunia saja. Ekaristi Kudus adalah makanan yang ditinggalkan Yesus bagi kita semua. Itulah makanan yang harus kita santap setiap saat agar kita kuat menghadapi tantangan kehidupan, agar kita senantiasa mendapatkan hidup kekal. Makanan yang tidak lagi membuat kita lapar akan damai sejahtera, lapar akan sukacita. Semoga hari ini kita senantiasa mensyukuri atas setiap kesempatan yang diberikan Tuhan untuk senantiasa dapat menikmati janjiNya, janji akan kehidupan yang kekal.

===========================================================================================

Bacaan Injil Yoh 6:51-58

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.”Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar  minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.