“Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.”
Menjadi seorang pemimpin menurut saya adalah sebuah kombinasi antara dorongan diri sendiri dalam arti menyediakan diri seutuhnya, juga karena kesempatan yang tersedia dan karena restu atau panggilan Ilahi. Kompetensi seorang pemimpin tentu dituntut berbeda karena ia harus memimpin orang lain. Ia harus bisa memimpin dan menguasai dirinya terlebih dulu. Seorang pemimpin lahir diantara suatu keadaan dimana memang dibutuhkan figur yang bisa memimpin, keadaan yang harus dikuasai sebelum terjadinya chaos atau kekacauan karena ketidak pastian akibat tidak adanya pemimpin. Tetapi hanya dengan pimpinan Tuhan seorang pemimpin bisa bertahan karena ia tidak bisa mengandalkan kekuatannya sendiri. Ia harus memiliki kepekaan akan rencana Allah dalam dirinya.
Kita lihat berbagai macam pemimpin hadir di berbagai masa dalam berbagai kesempatan dalam berbagai keadaan. Begitu banyak pejuang kemanusiaan lahir karena keadaan, karena keterpaksaan dan karena ketidak adilan. Mereka berjuang melawan ketidak adilan menyuarakan suara orang-orang yang tertindas. Pemimpin tidak bisa tinggal diam dan menyerah pada keadaan. Seorang pemimpin berani berkata: seseorang harus bertindak, dan bila saya yang harus ambil bagian, maka akan saya lakukan dengan segala konsekwensinya.
Proses mempersiapkan diri menjadi pemimpin tentu tidak mudah, harus teruji oleh waktu dan berbagai keadaan. Demikianlah Injil hari ini, yang sekaligus dirayakan sebagai hari raya St Petrus dan St Paulus Rasul, mengingatkan kita bagaimana secara profetis Yesus memberi tugas kepada rasul Petrus untuk menjadi ‘kandidat’ Vatican-1, menjadi kepala jemaat gereja katolik. Rasul Petrus adalah rasul pertama yang berani mengakui bahwa Yesus sungguh Mesias yang telah dinubuatkan ratusan tahun lalu kedatangannya oleh umat Yahudi. Yesus adalah Anak Allah yang hidup dan tinggal diantara manusia.
Rasul Petrus dikenal paling senior, selain karena usianya, karakternya yang kuat tentu berpengaruh besar sehingga Yesus mempercayakan pembangunan jemaat dibawah kendali rasul Petrus dikemudian hari. Dalam berbagai kesempatan tentunya Yesus mempercayakan rasul Petrus untuk memimpin para murid, termasuk menemaniNya saat berdoa dan saat mngajar.
Menjadi pemimpin juga melalui banyak tantangan dan ujian, demikian pula rasul Petrus. Walaupun ia yang pertama kali dipanggil sebagai murid saat ditepi danau Galilea, mertuanya juga disembuhkan Yesus saat sakit, Petrus dengan rendah hati juga menolak dicuci kakinya oleh Yesus, tetapi Petrus juga pernah berbuat kesalahan. Ia pernah menyangkal Yesus 3 x sehingga ayam berkokok dan Petrus juga yang mengajak para murid kembali menjadi nelayan menjala ikan saat Yesus sudah bangkit. Tetapi akhirnya Petrus menyadari panggilan Tuhan. Ia dipilih dan dipanggil untuk ‘memimpin’ para rasul sehingga ia bertobat dan kembali mendarmabaktikan dirinya sesuai dengan rencana Tuhan.
Kita memiliki tugas dan panggilan berbeda-beda. Tidak semua dipanggil untuk menjadi pemimpin. Tetapi bila kita sungguh menyadari bahwa Tuhan memanggil kita dan mempersiapkan kita untuk menjadi pemimpinm maka kita harus menyediakan diri untuk senantiasa dibentuk agar memiliki karakter serupa dengan Kristus. Senantiasa menyediakan diri untuk berdoa, merenungkan sabdaNya dan mencintai sakramen sebagai upaya kita menjaga relasi dengan Tuhan. Senantiasa melatih kepekaan diri dalam setiap pengambilan keputusan karena setiap keputusan menuntut tanggung-jawab dan konsekwensinya. Kalaupun kita tidak merasa mampu melakukannya, percayalah bahwa Roh Kudus akan mendampingi kita untuk menyelesaikan tugas yang dipercayakan.
Dalam berbagai kesempatan sering saya mendapatkan tugas yang harus diselesaikan pada saat yang sama padahal badan terasa begitu letih apalagi saat kurang sehat karena kurang istirahat. Seperti kemarin saya begitu letih dan sangat ingin tidur sejenak. Sebelum jatuh tertidur saya sempat berdoa dalam hati “Tuhan, aku hanya manusia biasa yang Kau percayakan melakukan banyak tugas. Engkau tahu kemampuanku dan Engkau juga tahu bahwa aku harus membuat laporan pertanggunganjawab tim media Roadshow serta menyiapkan renungan untuk beso. Keduanya harus saya persiapkan dengan baik. Mampukanlah saya menyelesaikan tugasMu dan pulihkanlah tenaga dan kesehatanku. Ini semua kulakukan demi kemuliaan kerajaanMu”
Saya sudah tidak ingat jam berapa, yang saya tahu anak sayalah yang mematikan lampu kamar saat saya jatuh tertidur. Dan tiba-tiba saya terbangun lagi dengan badan segar, tanpa mengantuk langsung mempersiapkan laporan dan bahan renungan. Rupanya saya terbangun pk 1 pagi dan saat ayam berkokok pk 4 kedua tugaspun selesai saya kerjakan. Kemudian… saya tidur lagi dengan tidak lupa mengucap syukur pada Tuhan. God is soooo gooood…. all the time!
Teman-teman saya sering heran dengan banyaknya tugas yang saya lakukan dan kerjakan. Kapan kerjanya dan kapan istirahatnya – tanya mereka. Lha… saya saja juga heran, kok ya bisa-bisanya Tuhan kasih saya tugas seabreg, Tapi ternyata Tuhan juga yang memberikan saya kemampuan menyelesaikannya dan kesehatan yang senantiasa dipulihkan. Saya rasa bila kita melihat setiap tugas yang kita terima adalah kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita, maka Ia akan memberikan kita kemampuan untuk menyelesaikannya. Tetapi jangan lupa untuk mengucap syukur karena itu semua adalah karyaNya. Jangan lupa juga untuk bersaksi atas apa yang telah dilakukanNya dalam hidup kita. Karena untuk itulah kita dipanggil – menjadi saksi atas cinta Tuhan.
Jadi jangan kaget kalau anda lakukan itu semua, tugas baru memang akan bertambah banyak, tetapi hati tetap sukacita dalam melakukanNya. God is so good … all the time!
===========================================================================================
Bacaan Injil Matius (16:13-19)
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”