“ Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.5 Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.”
Tak Ada Dusta Diantara Kita
April 4, 2012 | 0 comments
“Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”
Banyak kawan yang sudah menikah puluhan tahun punya jawaban serupa bila ditanya, bagaimana rasanya menjalani pernikahan sekian lama. Hubungan antara pasutri seperti hubungan sahabat dekat. Teman hidup yang sungguh amat dekat. Sudah saling mengenal satu sama lain, bahkan kebiasaan-kebiasaan dan kesukaan pasangannya. Hal ini juga saya alami dengan suami saya. Dia jauh lebih peka akan kebutuhan pasangannya daripada saya sebenarnya.
Hobby suami saya ngutak-ngatik mobil sudah dilakukan sejak muda, sejak saya mengenalnya. Tapi rupanya hobby tersebut diteruskan saat setelah berkeluarga bukan hanya untuk menyenangkan dirinya. Ia memastikan mobil yang digunakan istri dan anak-anaknya dipastikan aman dan nyaman. Tidak bermasalah saat digunakan. Maka iapun juga menuntut si supir juga turut merawat mobil, terutama mesin dan harus melakukan perawatan harian. Setiap kali saya cerita tentang mobil yang begini dan begitu, pasti ia langsung bertindak. Entar mencobanya langsung, membawanya ke bengkel dsb sampai benar ketemu sumber permasalahannya.
Suatu saat saya harus ke Ciawi untuk mengisi kegiatan sarasehan OMK, mobil yang saya gunakan bermasalah di jalan tol. Saya telpon dan menanyakan sarannya, apakah saya sebaiknya pakai taxi agar tidak terlambat sampai disana. Nanti biar supir urusan dengan bengkel saja karena saat itu ia sebenarnya sedang sakit. Tetapi ia tetap berangkat dengan mobil yang lain dan menjemput montir dibengkel kemudian menyusul saya. Akhirnya saya bisa melanjutkan perjalanan keluar kota dengan mobil pengganti. Saya katakan kenapa tidak bengkel saja yang storing sementara saya bisa pakai taxi, mengingat ia sendiri sedang sakit. Jawabnya sambil tersenyum “Saya cuma ingin memastikan bunda bisa berangkat dengan nyaman pakai mobil sendiri. Saya gak apa-apa kok, yang penting kegiatan budan gak terganggu gara-gara mobil. Take care, I love you”.. So sweet …
Kalau sudah puluhan tahun memang susah berbohong dengan pasangan, sudah saling tahu lah. Tanpa sepatah kata saja, pasangan sudah bisa menebak kira-kira apa yang menjadi pilihan atau keputusan kita. Maka pasti pasangan tahu kalau kita tidak menjawab sebenarnya. Anak-anakpun tahu kalau ayah sudah katakan ‘tidak’, maka bundapun akan memiliki jawaban yang sama. Demikian pula kalau bunda katakan “tunggu, nanti saja” pasti ayah juga punya jawaban yang sama. Walhasil seringjuga anak-anak berusaha nego hehehe…
Kalau pasutri membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa saling memahami dan mengenal masing-masing, tidak demikian halnya dengan Tuhan kita. Allah yang maha tahu menembus segala hal yang tersembunyi dalam hati kita. Disisi lain kita memerlukan waktu panjang dan kerendahan hati untuk mengenal apa yang Tuhan inginkan dari hidup kita. Tuhan tahu persis isi hati kita. Ia ingin kitapun jujur mengakuinya dihadapanNya. Tak ada dusta diantara kita dengan Tuhan.
Yudas mungkin tahu siapa sebenarnya Yesus, Sang Guru, yang diincar banyak orang Farisi. Tetapi ketamakannya telah membutakannya. Ia beraninya menukar Yesus dengan 30 keping perak. Bukan hanya itu, beraninya Yudas bersandiwara saat Yesus berkata dihadapan para murid bahwa salah seorang dari mereka akan menyerahkan Dia. Yudas tidak mau kehilangan muka dan mencari aman dengan tidak mengakui apa yang telah dilakukannya. Mencari aman dihadapan manusia, tapi tidak bisa disembunyikan dari hadapan Tuhan.
Bukankah kita juga terkadang mencari aman seperti Yudas, mengamankan diri dihadapan manusia agar terlihat baik dan saleh, ikut aturan padahal kita telah berlaku jahat dimata Tuhan? Dengan pasangan kita saja susah untuk berbohong, ia sudah merasakan bahwa kita menutupi sesuatu. Apalagi Tuhan kita yang sangat mengasihi kita. Marilah kita persiapkan diri merayakan Paskah dengan senantiasa membuka diri kita dihadapan Tuhan agar sungguh tiada dusta diantara kita dengan Dia.
======================================================================================================================
Bacaan Injil Mat 26:14-25