Fiat Voluntas Tua

Setiakah Kita Setiap Saat ?

| 0 comments

“Sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Saya pernah dapat BBM tentang rumah-tangga yang berbahagia adalah karena keduanya berupaya membangun cinta.  ” Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa. Tapi membangun cinta itu susah sekali, membutuhkan pengertian, kesetiaan, rela berkorban, kasih yang tulus dan dibuktikan seumur hidup “. Oh ya tambah satu, perlu punya penguasaan diri agar jatuh cinta tidak diumbar ke orang lain yang bukan pasangan kita.
Bisa dibayangkan kalau saja salah satu pasangan bisa ‘melihat’ masa ke depan dan mendapati bahwa pasangannya bakal tidak setia, mungkin ia akan berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan menikah. Tapi bagaimana bila terjadi sebaliknya, justru kita yang karena suatu hal tergelincir jatuh cinta pada orang lain? Tentu kita berharap pasangan kita memaafkan kita kan? Itu kalau sempat sadar….
Setia saat untung dan malang, saat susah dan senang. Itulah janji yang diucapkan kedua orang yang sepakat untuk mendarmabaktikan seluruh hidupnya bagi pasangannya. Belajar mencintai dan menerima pasangan tanpa syarat. Termasuk belajar menerima kelemahan pasangan dan memberikan diri kita untuk melengkapinya….. setiap hari, setiap waktu. Dan .. err..tahu-tahu tahun ini tanpa terasa menginjak tahun ke 25 pernikahan kami. Sama seperti yang lain, tidak selalu mulus tapi toh selalu ada jalan keluar. Selalu percaya Allah hadir dan menolong tepat pada waktunya.
Kita belajar kesetiaan yang luar biasa dari Yesus. Ia tetap taat pada perintah Bapa sampai titik akhir pengorbananNya. Ia tetap membasuh ke 12 kaki murid-muridNya dengan cara yang sama. Ia tetap melayani mereka, merendahkan diri untuk membasuh kaki. Ia yang Putera Allah, merendahkan dirinya, mengambil tempat sebagai hamba sebagai budak, yang melayani pembasuhan kaki. Dan sekalipun Ia tahu siapa saja yang akan mengkhianatiNya, Ia tetap melakukanNya.
Cinta yang begitu tulus, begitu besar menuntut kesetiaan tanpa syarat. Yesus Kristus telah mengajarkan kita bagaimana Ia tetap melayani muridNya termasuk yang bakalan tidak setia. Yudas tidak bertobat, tetapi Petrus memilih bertobat dan bahkan menjadi kepala dari para murid.
Tanpa sadar kita juga sering jatuh seperti Yudas dan Petrus, menyangkal Yesus dan mungkin juga menggadaikan iman kita pada Yesus demi jabatan, demi usaha atau hal lain yang menurut kita lebih penting. Semoga semangat Paskah kembali mengingatkan kita bahwa Yesus pun telah merendahkan diriNya, memberikan diriNya bukan hanya bagi para murid-muridNya, tetapi juga bagi kita yang pernah tidak setia ini.
Mungkin saat ini tidak banyak kita mendengar ayam berkokok pagi hari di sekitar rumah kita. Kalaupun terdengar ayam berkokok. paling tidak kita diingatkan bahwa kita bisa saja suatu saat jatuh seperti rasul Petrus yang menyangkal Yesus. Olehkarenanya mari kita belajar untuk setia setiap saat, belajar untuk setia saat keadaan tidak seperti yang kita harapkan karena kita percaya Allah setia mendampingi setiap orang yang percaya kepadaNya.
========================================================================================================================
Bacaan Injil  Yoh 13:21-33.36-38

“ Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.