“ Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Cari Apa… Cari Apa… Cari Apa Sekarang…
January 4, 2012 | 0 comments
“Apa yang kamu cari?”
Untuk yang pernah ikut pramuka past masih ingat lagu yang sering dinyanyikan berbalas-balasan antar regu : Sedang apa… sedang apa… sedang apa sekarang… sekarang sedang apa… sedang apa sekarang. Kemudian dibalas regu lain… sedang XXX… sedang XXX demikian seterusnya sampai regu yang kehabisan kata-kata atau tidak ‘nyambung’ akan dinyatakan kalah. Nah, seperti itulah sepotong sabda Jesus yang terngiang dikepala saya sepanjang hari ini.
Sepanjang pagi hingga malam hari ini seolah-olah Sabda ini membawa saya bertanya senantiasa. Apa yang kamu cari? Persis seperti Jesus menanyakan pada kedua murid yang mengikutiNya. Apa sih yang kamu cari sebenarnya? Apa yang saya cari ditengah kesibukan mengurus 3 client dengan 3 tim berbeda. Apa juga yang saya cari dari hebohnya urus organisasi ditengah gonjang-ganjing politik negri yang lagi krisis kepemimpinan. Apa juga yang saya cari ditengah pelayanan membawakan renungan dan mengajar yang membuat saya setelah selesai pekerjaan dikantor masih lanjut lagi dan pulang mendapati semua anggota keluarga sudah tidur. Apakah saya menemukan Jesus diantara kesibukan sehari-hari? Siapakah panutan hidup kita?Kedua murid yang mengikuti Jesus rupanya merupakan potret kita dalam mencari Jalan Kebenaran dan Hidu. Mereka taat beribadah dan mereka mengikuti ajaran-ajaran Taurat. Tetapi rupanya mereka juga menyimak bagaimana para pemuka agama bersikap dan bertindak sehingga membuat mereka bertanya-tanya apakah ini ‘jalan’ yang benar? Akhirnya mereka berubah pikiran saat rasul Johanes mengingatkan datangnya Juru Selamat yang telah dinubuatkan para nabi Ibrani. Mereka mendengarkan Johanes dan juga mengamati cara hidupnya yang sederhana, seperti bumi dan langit dibandingkan para pemuka agama saat itu.
Johanes mengajak mereka mempersiapkan diri menerima kedatangan Juru Selamat dengan bertobat. Akhirnya mereka mendengarkan Johanes saat ia menunjukkan siapakah Jesus sebenarnya dan mencari tahu seperti apakah cara hidup Jesus. Sebagai pemimpin yang rendah hati, Johanes tidak merasa ketakutan dan tersaingi dengan datangnya Jesus yang berakibat berkurangnya pengikut. Karena Johanes tahu persis apa tujuan hidupnya. Ia tidak takut kehilangan pengikut dan tidak memiliki apa-apa karena memang ia sadar tugasnya hanyalah mempersiapkan kedatangan Jesus. Nothing more Nothing less.
Inilah yang dipertanyakan Jesus kepada kedua ‘balon’ bakal calon muridNya. Ia bertanya memastikan apa yang menjadi tujuan hidup mereka dengan meninggalkan para pemuka agama mengikuti Johanes dan kemudian mengikuti Jesus. Sadarkah mereka akan konsekwensinya? Bagaimana dengan kita? Apakah tujuan kita mengikuti Jesus, apakah ada jaminan bahwa dengan mengikuti Jesus terjamin sehat dan sejahtera, tidak bakal sakit dan tidak bakal bangkrut?Apakah kita mengikuti Jesus agar doa-doa kita dikabulkan?
Pada minggu pertama di bulan pertama tahun yang baru, saat yang tepat untuk merenungkan kembali apa yang kita cari dalam kehidupan ini. Apa yang kita cari dan harapkan dengan mengikuti Jesus selama ini? Siapkah kita dengan segala konsekwensinya sebagai pengikut Kristus? Apakah kita menjumpai Jesus diantara wajah orang-orang yang kita sayangi, diantara kesibukan kita sehari-hari dan diantara usaha dan pekerjaan kita? Untuk apakah itu semua bila kita tidak menemukan jalan keselamatan dan hidup? Siapkah kita mengubahkan kehidupan lama kita ditahun yang baru ini untuk secara konsisten memandang sang Kristus senantiasa? Kalaupun kita salah jalan, jangan takut karena Ia akan lebih dulu menemukan kita sebelum kita mencariNya asal kita tidak berkeras hati.
===========================================================================================
Bacaan Injil Yoh 1:35-42