Sore ini, tepat pukul 17.30 WIB, hujan turun rintik-rintik di kawasan Jakarta Timur sekitar rumah kedua orang tuaku. Suasana rumah sendu, bapakku duduk di ruang makan, ibuku menyambut kedatanganku. Sore menjelang malam ini, kami akan melayat ke rumah Tante Ira Dompas di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan. Disanalah, jenazah suami tercinta, Jeffrey Dompas akan dibaringkan sebelum besok dimakamkan.
Words would never be enough to describe our family’s feelings today. Kami memang bukan immediate family dari keluarga almarhum Om Jeffrey Dompas. Ayah dan ibu saya bersahabat erat dengan Om Jeffrey dan Tante Ira. Saya pun ikut mengenal mereka dengan akrab, termasuk ketiga anak mereka, Oscar, Nikita dan Dimitri. Setiap kali penyelenggaraan acara Devosi Maria di Jakarta dimana Om Jeffrey bersama Bapak saya termasuk pendirinya, saya berkesempatan mengenal beberapa anggota keluarga besar om Jeffrey yang hadir disana.
Karena sudah seperti keluarga, saya sudah menganggap pasangan ini seperti om dan tante saya sendiri. Mami dari Om Jeffrey saya ikut-ikut panggil Oma. Anak-anak saya memanggil Om Jeffrey, Opa dan Tante Ira, Oma. Kehilangan Om Jeffrey, berarti kehilangan seorang anggota keluarga yang saya kasihi.
Itulah sebabnya, pagi tadi begitu membaca sms yang dikirimkan Bapak bahwa Om Jeffrey telah pergi, hati ini hancur sepertinya dan langsung saya bisa merasakan betapa I miss him already so much! It’s hard to believe that he passed away this quick. Dua hari yang lalu saya sempat bbm dia, saya kirimkan doa yang indah yang ditulis Robert Canton, seorang misionaris awam asal Filipin yang memiliki kuasa karunia penyembuhan dan doa yang luar biasa. Om jeffrey lalu membalasnya dan mengatakan “Thank you Fan. Dia mau datang ya ke Jakarta?” Dan saya pun membalas ” iya Om, betul” dan Om Jeffrey kembali membalas “Ok Fan. Salam ya buat anak-anak”
Om Jeff memang sayang banget dengan dua anak-anak saya ini. Sejak kecil mereka sudah mengenal Opa Jeff dan Oma Jeff. They’ve both been watching my children grow. Beberapa hari sebelum bbm terakhir saya, Langgam putri bungsu saya, sempat mengirim ucapan selamat ulang tahun kepada Om Jeff via facebook dan Om Jeff secara khusus membalasnya. Saya pun masih menyimpan voicenote dengan suara beliau. Hari Minggu 30 Oktober, saya makan siang bersama bapak dan ibu juga anak-anak saya. Saya mengirimkan voicenote berisi suara Bapak dan Om Jeff pun membalasnya. Entah mengapa ada dorongan untuk save voicenote itu. Sampai sekarang masih belum berani saya buka dan dengarkan. Takut gak kuat.
Meskipun kami jarang bertemu (karena sibuk) but we kept in touch from time to time. Dari facebook dan blackberry messanger juga. Kedekatan emosional ternyata mengalahkan kedekatan fisik. Orang yang tinggal serumah belum tentu punya kedekatan emosional yang kuat dengan mereka yang tinggal berjauhan namun selalu dekat di hati.
To me, Om Jeffrey has always been a very special person in my family, together with his wife, Tante Ira. A couple of years ago, during the lowest point of my life, when I was dealing with my civil divorce matters, I remember Om Jeff was there with my dad, counseling and supporting me to see lawyers and priests.
Last year, I wrote something on my blog about my father’s health condition , I remember Om Jeff wrote his comment.
I am glad that although we didn’t get many chances of spending time together, I believe that each and every moment that my mom and my dad, my kids – Galih and Langgam, and I spent with uncle Jeff when he was still alive were the best moments ever! It was devastating to hear the news of his passing away. I cried and I’ve been crying. But when I saw a friend’s facebook status, I could feel a sense of peacefulness. Di facebook teman saya menulis “Bro Jeff, hari ini Santo Petrus akan membuka pintu surga buat Anda.”
Saya tersentuh, dan saya percaya menyaksikan iman katoliknya yang begitu kuat, betapa mesranya Om Jeffrey berelasi dengan Tuhan dan melihat pelayanan kasihnya yang luar biasa ditambah begitu berlimpah kasih dan doa dari begitu banyak orang yang bersimpati dan kehilangan atas kepergiannya, saya percaya, Tuhan akan mengampuni segala dosa dan kesalahannya dan memperhatikan kerendahan hati, ketekunan, ketaatan om Jeffrey sebagai murid Yesus yang setia.
Sejak mendengar kabar meninggalnya om Jeff, saya belum sempat membaca bacaan dan injil sesuai kalender liturgis gereja. Dan sungguh luar biasa ketika saya membaca bacaan pertama untuk hari ini, siang tadi. Kok bisa ya? Diambil dari kitab Kebijaksanaan Salomo 2:23-3:9. Sungguh, Tuhan memang ajaib. Tepat di hari meninggalnya Om Jeffrey, Selasa 8 November ini, Ia sediakan bacaan yang sangat sesuai yang sungguh menguatkan iman kami semua yang ditinggalkannya.
Keb 2:23Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Keb 2:24Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Keb 3:1Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka.
Keb 3:2Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka,
Keb 3:3dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman.
Keb 3:4Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan.
Keb 3:5Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi
diri-Nya.
Keb 3:6Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.
Keb 3:7Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami.
Keb 3:8Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.
Keb 3:9Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.
Om Jeff, kalau boleh aku iri denganmu… Karena mulai saat ini, engkau dalam perjalanan menuju Gereja Jaya bersama para malaikat, para santo dan santa, para kudus dan umat beriman yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini yang tiada henti-hentinya memuji dan menyembah Tuhan. Apalagi yang lebih indah, lebih berharga daripada bersimpuh di hadapan Dia yang penuh kemuliaan, wajah bertatapan dengan wajah?
Rest in peace, Om Jeff. We are missing you so, so, so much beyond words…. We love you…..
Pak Anton & Ibu, Bonny, Fanny, Galih and Langgam
Here is a picture taken by Mbak Anita Anggoman during Devosi Maria 2010. Left to right: Om Jeffrey, Father Frits Tambunan, me.
When posted on facebook, Om Jeff who has been carrying professional camera taking pictures, joked that finally somebody took pic of him instead of him taking pics of everyone.