“Abraham bapamu bersukacita, bahwa ia akan melihat hari-Ku.”
Bacaan hari ini diawali dengan ungkapan Yesus yang kontroversial, “Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Apalagi Yesus mengaku telah ada sebelum Abraham, artinya Yesus telah berumur sekitar 2000 tahun, mana mungkin? Secara kasat mata bisa dilihat, Yesus belum genap berumur 50 tahun. Tidak mungkin, semua orang pasti akan mati, termasuk para nabi yang notabene adalah utusan Allah. Orang-orang Yahudi itu melihat kekekalan Yesus sebagai sesuatu yang tidak masuk akal sama sekali. Mereka mengartikan maut itu sebagai kematian fisik, masak iya jika mereka percaya dan menuruti firman-Nya akan lolos dari kematian?
Percaya dan menuruti firman-Nya berarti menjalin persekutuan dengan Yesus. Persekutuan ini yang tidak akan berakhir. Secara fisik semua orang akan mengalami kematian, tetapi persekutuan iman ini bisa hidup selama-lamanya. Dengan percaya dan menuruti firman-Nya iman akan tumbuh, berkembang, dan tidak akan mati.
Pada dasarnya manusia itu sulit menerima perubahan, apalagi di saat manusia sedang menikmati kenyamanan dari keadaan yang sekarang. Para pemimpin Yahudi itu menikmati hidup mereka, dihormati orang, perkataannya dituruti, dan bahkan sebagai penentu hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang yang berbuat salah. Mereka merasa telah menjadi tuan, sehingga sulit menerima kalau mesti menjadi hamba.
Pembaharuan adalah wujud suatu perubahan, dari yang lama menjadi yang lebih baru. Memang tidak mudah mewujudkan pembaharuan, baik di lingkungan keluarga, di gereja, di tempat kerja, ataupun di masyarakat.Ada saja orang-orang yang menolak pembaharuan karena nalarnya tidak mampu memahami perubahan itu, karena fanatisme yang telah menguasai dirinya, dan karena ego-sentris yang berlebihan, apalagi jika karena ia akan dirugikan akibat dari pembaharuan itu.
Seringkali saya mesti menghadapi pertentangan ketika mengusulkan suatu perubahan, bahkan sampai menerima umpatan dan bentuk caci-maki lainnya. Ada orang yang menentang saya ketika membuat renungan-renungan ini, tidak pantas bagi seorang awam menafsirkan Injil, apalagi kalau yang ditulis bertentangan dengan perbuatan yang dilakukan.
Orang itu tidak mau melihat bahwa saya sedang mengalami pertumbuhan iman di dalam diri saya, tidak mau melihat bahwa saya bukan nabi tetapi hanya orang awam yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Orang itu tidak tergerak hatinya untuk turut menumbuhkan iman di dalam hatinya.
Abraham telah melakukan perubahan, dan ia berharap nabi-nabi setelah dia akan meneruskan perubahan itu, termasuk perubahan yang akan memberikan sukacita baginya, yaitu pembaharuan yang dilakukan oleh Yesus sendiri, Allah dari Abraham dan para nabi.
Sulit berharap kita akan menjadi lebih baik kalau kita tidak mau berubah. Jika sekiranya perubahan tidak dapat diwujudkan secara revolusioner, baiklah ditempuh jalan evolusi, berangsur-angsur juga akan menjadi baik.Pertumbuhan adalah suatu proses evolusi, termasuk pertumbuhan iman di dalam diri kita. (Sandy Kusuma)
==============================================================================================
Bacaan Injil, Yoh 8:51-59
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.