Fiat Voluntas Tua

Hukum Allah Diatas Hukum Manusia

| 0 comments

“Orang-orang Yahudi mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka.”
   
Bacaan hari ini adalah pemutar-balikan fakta. Yesus adalah Allah yang menjadikan diri-Nya sebagai manusia, tetapi orang-orang Yahudi itu membalikkannya dengan mengatakan Yesus adalah manusia yang menjadikan diri-Nya Allah. Begitulah sifat manusia, senang diangkat ke derajat yang lebih tinggi dan menolak kalau derajatnya direndahkan, mendudukkan diri lebih tinggi dibandingkan orang lain. Yesus tidak meminta diri-Nya disebut Anak Allah walaupun Ia memang Anak Allah, Ia malah menyebut diri-Nya Anak Manusia.

Derajat atau kedudukan memang mencerminkan martabat, tetapi mengejar martabat di hadapan orang-orang hanyalah kesenangan duniawi.   Bermartabat di hadapan Allah bukan berarti mengangkat diri di hadapan-Nya, melainkan diangkat dan dibenarkan oleh-Nya.

Yesus menyeberangi sungai Yordan bukan hendak berlindung karena di sana ada banyak orang yang percaya kepada-Nya, tetapi karena “saatnya belum tiba”.   Penebusan di tiang salib adalah keputusan Allah, bukan keputusan manusia. Menyerahkan diri kepada keputusan Allah artinya mengabaikan keinginan diri sendiri. Yesus melaksanakan kehendak Bapa-Nya, bukan kehendak-Nya sendiri.
Allah menghendaki kita berbuat baik dan menjauhkan diri dari dosa, semestinya kita juga melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah ini. Berbuat baik adalah kehendak Allah, tidaklah mungkin iblis meminta kita untuk berbuat baik. Apakah melempari seseorang itu dapat dikatakan perbuatan baik, apalagi hendak membunuh-Nya?

Hukum manusia dibuat atas kehendak orang banyak. Jika orang banyak ingin mengubahnya, maka hukumpun diubah. Kebenaran adalah hukum Allah, tidak akan berubah dari dulu sampai kapan pun, tidak dapat diubah atau pun dibatalkan.   Karena kekekalan-Nya, Allah pun tidak akan mengubah hukum-Nya itu. Ini adalah kepastian hukum yang semestinya akan menghapus keragu-raguan. Ajaran Yesus adalah kebenaran, tidak dapat dicari-cari untuk suatu pembenaran.
Pada bacaan hari ini sudah jelas, Yesus tidak bermaksud membela diri, melainkan memberikan ultimatum kepada orang-orang, mau menerima Dia atau menolak Dia?
Pertobatan Paskah sudah diambang pintu. Kita mesti segera memutuskan, apakah akan menerima Dia atau menolak Dia? (Sandy Kusuma)

==============================================================================================

Bacaan Injil, Yoh 10:31-42
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”  Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan –, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.
Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.


Leave a Reply

Required fields are marked *.