Fiat Voluntas Tua

70 x 7 Kali Mengampuni

| 1 Comment

“Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?”

Kata orang keledai adalah binatang bodoh, saya sendiri tidak yakin dimana dasar ilmiah yang mendukungnya. Apakah sudah ada test IQ atau karena ia hanya ‘lulut’ tanpa pernah punya inisiatif dikatakan ‘bodoh’? Idiom ini sering dipakai dalam peribahasa “keledai tidak akan jatuh dilubang yang sama dua kali”. Artinya saking bodohnya, keledai bisa terperosok tidak melihat lubang didepannya. Tapi sebodoh-bodohnya ia tidak akan jatuh lagi bila melewati jalan tersebut. Ia akan lebih berhati-hati. Jadi sebenarnya tidak bodoh kan?

Herannya kita sering mengatakannya bila melihat orang lain berbuat kesalahan yang sama, berdosa yang sama dan berulang kali. Tapi lupa, bahwa kita sendiri juga melakukan kesalahan yang sama… berulang kali juga. Jadi apakah kita lebih bodoh dari keledai? Tidak juga karena manusia adalah ciptaan yang paling tinggi dan sempurna diantara ciptaan Tuhan yang lainnya. Tetapi yang membuatnya terlihat ‘bodoh’ dihadapan Tuhan adalah karena kekerasan hati kita sendiri.  Justru kita sudah tahu perbuatan itu salah, berdosa, tapi setelah dilakukan… jadi ketagihan. Mana ada sih dosa yang tidak enak? Menyontek itu enak, makanya doyan. Gak usah kerja keras dapat nilai lumayan. Korupsi sama juga, makanya bisa berkali-kali sebelum ketahuan.

Maka kalau sampai kita marah kepada orang lain yang bersalah kepada kita berkali-kali, wajar kalau kita juga akan bertanya seperti Petrus : Berapa kali aku harus mengampuni? Aturan agama orang Yahudi boleh mengampuni sampai maksimal 3 kali. Jadi kalau sampai 7 kali maka Petrus sudah lebih longgar lagi bahkan lebih baik melakukannya dari aturan agamanya. Tapi ternyata Jesus menuntut lebih banyak lagi. Ampunilah terus menerus sampai saudara kita itu berhenti melakukannya. Halaaah.. berat bener ya?

Saya mencoba berhitung berapa banyakkah 70 puluh kali 7 itu. Misalnya seseorang anggota lingkungan meminjam uang kita karena saudaranya sakit. Ternyata ketahuan ia berbohong bahwa uang tersebut dipakai untuk hal yang lain. Lain kali saat kita berjumpa  dengannya ia berbohong lagi tentang hal lainnya. Dua kali, dan demikian seterusnya. Nah kalau saja kita bertemu dengannya setiap minggu, maka 70 x 7 = 490 minggu atau setara dengan 9-10 tahun !

Wah memang butuh kesabaran luar biasa untuk tetap mendengarkan, tetap mengingatkan sang pembohong untuk tidak berbohong lagi, tetap menganggapnya teman dan … tetap mendoakannya. Hanya mereka yang memiliki kasih Allah lah yang mampu bertahan menghadapi orang seperti ini. Tapi bukankah kita juga sering melakukannya pada Tuhan kita sendiri? Melakukan kesalahan yang sama berulang kali? Padahal tentu ada orang-orang yang bergantian mengingatkan dan menyapa kita akan kesalahan kita tersebut? Mereka pun digerakkan Roh Allah, hanya untuk menyatakan “Seseorang” diatas sana tetap sabar menanti dan mengingatkan kita akan kesalahan kita. Ia senantiasa memberi kesempatan kepada kita untuk berhenti dan bertobat dari kesalahan kita.

Jadi kalau kita sudah mengalami kemurahan hati Allah yang begitu sabar mengingatkan kesalahan kita sampai ribuan kali, masa sih kita tidak bisa mengampuni orang lain sampai 7 kali, 20 kali, 50 kali, 100 kali?  Kapan saja kita bisa masuk ruang pengakuan dosa, maka sebaiknya kita juga siap mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, tetap tersenyum, tetap mengingatkan dan tetap mendoakan mereka dan menganggap mereka teman yang pasti juga dicintai Tuhan. Tetap menganggap dan memberi kesempatan bahwa (siapa tahu) besok dia akan berhenti dari kesalahannya, karena banyak yang mengasihinya dan juga mendoakannya.

Kalau memang kita disakiti dan dilukai begitu dalam, bisakah kita tetap berdoa BAPA KAMI dan mengatakan “ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami” ? Atau beranikah kita meneladani Jesus dengan berdoa dan mengatakan “”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”  ? (Luk 23:34). Kita mungkin marah kalau  ada yang mengatakan kita sama dengan keledai, tapi memang kenyataannya lebih sering kita bertindak tanpa sadar, mengulang kesalahan dan dosa yang sama  lebih dari keledai … hiks…

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 18:21-22

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

One Comment

Leave a Reply to antoniuspandu Cancel reply

Required fields are marked *.