Fiat Voluntas Tua

Ya Majikan Ya Pelayan

| 0 comments

“Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu.”

Terlibat dalam berbagai organisasi membuat saya belajar mengenal berbagai macam karakter manusia. Seru juga karena  berhadapan dengan berbagai jenis manusia terlepas dia masih muda, sudah senior, anak-anak, laki-laki dan perempuan ternyata masing-masing ada seninya. Kita harus pandai-pandai mencoba menggali dan mengenali cara terbaik  untuk kemudian ‘menguasai’ seseorang.

Saat membaca buku rahasia berbicaranya raja talkshow “Larry King” ternyata salah satunya adalah kebiasaannya dalam mendengarkan penuturan lawan bicaranya. Lucu juga kan? Raja talkshow ternyata kunci rahasianya adalah jago ‘mendengarkan’ – bukan jago berbicara. Dengan lebih banyak mendengarkan, ia tahu persis apa yang harus ia katakan. Bahkan ia berbicara lebih sedikit dari lawan bicaranya…. padahal dialah si raja Talkshow!

Itu hanya salah satu contoh bagaimana orang sukses meniti karir dari hal sederhana, hal yang kecil. Ia rajin mencoba dan melatih sampai mengenali kunci-kunci sederhana rahasia kesuksesannya. Maka tanpa terasa, one step at one time, one thing at a time, akhirnya ia menjadi ‘besar’ – dilihat dan dicari orang serta menjadi selebriti.

Bukan maksud mengajak anda menjadi selebriti, tetapi saya hanya ingin menunjukkan bahwa orang-orang yang menjadi ‘trade mark’  dinilai sukses- menjadi teladan, menjadi panutan orang banyak, ternyata memiliki hal-hal sederhana dalam memperlakukan orang lain. Bagi orang sukses sekelas mereka, orang lain jauh lebih penting dari dirinya sendiri. Dari ke hari mereka melakukannya, dan akhirnya menjadi kebiasaan dalam bersikap atau menjadi karakter unik yang membuatnya berbeda dengan yang  lain.

Disisi lain, berapa banyak kita lihat mereka yang sudah naik sampai posisi puncak, lebih senang dilayani daripada melayani. Mereka bisa meminta siapa saja yang berada dibawah kekuasaannya untuk melayani kebutuhannya. Baik karena perintah, bisa juga karena uang dan pengaruhnya. Mereka menempatkan dirinya lebih tinggi dari mereka yang dibayarnya atau dibawah kekuasaannya. Kalau bisa free kenapa mesti membayar? Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah?

Tetapi orang-orang yang memiliki kerendahan hati melihat bahwa keberadaannya justru untuk memberi arti bagi orang lain. Bila ia seorang majikan, ia melihat keberadaan dan keberhasilan perusahaannya adalah karena ada orang-orang yang setia melayaninya. Ah seandainya semua pejabat publik menyadari bahwa gaji yang diterimanya adalah bagian dari pajak yang telah dibayarkan  dengan keringat rakyat, tentunya ia tahu bahwa menjadi pejabat publik adalah pelayan masyarakat. Masalahnya… berapa banyak yang menyadarinya?

Semoga kita tetap bersemangat dalam menapaki karir menuju tempat dan prestasi terbaik dengan tidak lupa mempersiapkan diri untuk mempertanggungjawabkan setiap kesempatan yang diberikan sebagai amanah. Sebagai kesempatan yang diberikan untuk melayani satu sama lain. Siapakah diantara kita bersedia menjadi kepanjangan tangan Tuhan, mengulurkan tangannya untuk membantu orang lain? Yesus sering sekali berhenti ditengah perjalanannya dan bertanya pada seseorang ” Apakah yang kau ingin aku lakukan bagimu?” Ia menghentikan perjalanannya demi melayani orang lain yang lebih membutuhkanNya. Semoga kita juga tidak hanya sibuk dengan kegiatan dan kepentingan pribadi, tetapi meningkatkan kepedulian kita – mendengar suara-suara keprihatinan disekitar kita dan serta merta menghentikan aktivitas sejenak untuk  berpaling kepada mereka  disekitar kita dan bertanya ”adakah yang bisa saya bantu?”

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 23:1-12

“Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.