Fiat Voluntas Tua

Aku DipulihkanNya – Pastor Felix Supranto, SSCC

| 1 Comment

Perutku terasa mual akibat goncangan mobilku yang melewati  jalan yang berlobang menuju Sawangan –Depok. Jalan berlobang menggambarkan banyaknya hati yang terluka. Banyak umat Tuhan merindukan pemulihan hatinya. Retret  “Pria Sejati dan Wanita Diberkati” menjadi sarana dari Tuhan untuk menyembuhkan relasi antar sesama yang mungkin telah retak. Retret ini mungkin dianggap sebagai kegiatan yang mengada-ada bagi orang yang tidak mau berkembang kehidupan rohaninya, tetapi sungguh bermakna bagi yang telah mengecapnya. Hampir semua peserta retret mengatakan : “Tuhan luar biasa, pemulihan-Nya terbukti nyata”.

Proses pemulihan Tuhan terasa indah di ruangan yang remang-remang. Pasangan suami dan istri saling mencuci kaki sebagai ungkapan pengampunan. Pengampunan yang keluar dari hati yang tulus ikhlas. Lagu “Dengan rendah hati,  aku mengakui, atas dosaku slama ini, Ya Tuhan Maha Pengasih, bri pengampunan untukku. Kristus Putra Bapa, Kristus Juru Selamat, sungguh kusesali dosaku, Aku bersalah padaMu, Bri pengampunan untukku” sangat menyentuh hati. Isak tangisan keharuan menjadi musik spiritual yang menghantarkan para peserta retret semakin dekat dengan Tuhan. Aku pun tanpa malu maju ke depan, berlutut dihadapan Bapak Ralph sebagai orang yang aku tuakan, mencuci kakinya, dan mencium telapak kakinya. Aku mohon pengampunan dari orang-orang yang terluka karena perkataan dan perbuatanku dan aku pun dengan rela memaafkan mereka yang telah menyakiti hatiku. Semua peserta merasakan kelegaan : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Adorasi pun menjadi khidmat karena semua jiwa merasakan Kerahiman Tuhan.

Setelah acara rohani yang mengesan itu, seorang ibu dengan airmata berlinang datang kepadaku untuk membagikan pengalaman pemulihan Tuhan. Airmatanya bukan airmata kesedihan, tetapi airmata kegirangan karena telah menangkap maksud Tuhan dalam hidupnya. Anak keduanya mengalami problema dengan pertumbuhan badannya. Usianya tiga belas tahun, tetapi tinggi badannya hanya satu meter. Tubuhnya yang pendek disebabkan adanya gangguan kelenjar pituitary di dalam dirinya. Kelenjar pituitary adalah kelenjar kecil yang terletak di dasar otak. Fungsi kelenjar pituitary adalah memproduksi hormon pertumbuhan. Ia kasihan terhadap anaknya itu sehingga siang malam berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Doanya disertai dengan usaha terapi hormon yang sangat mahal harganya bagi anaknya yang tercinta, tetapi belum menampakkan hasilnya. Anaknya itu selalu mengatakan bahwa ia tidak minder dengan tubuh mungilnya. Ia justru yang mudah tersinggung dan dikuasai oleh kemarahan ketika orang yang melihat anaknya mengatakan : “Eeeee….. anak itu kecil mungil dan lucu !”. Retret yang diikutinya telah menyadarkan dirinya bahwa kemarahannya telah membutakan mata hatinya terhadap banyaknya anugerah Tuhan di dalam anaknya. Ia kini telah dipulihkan oleh Tuhan. Kemarahannya telah diambil oleh Tuhan. Ia sekarang bisa melihat dengan gamblang bahwa bakat-bakat anaknya lebih banyak daripada kekurangannya. Anaknya itu ternyata termasuk anak pandai di kelasnya dan pawai dalam memainkan musik keyboard. Tugasnya sekarang adalah mendampingi anaknya dalam mengembangkan talenta-talenta yang ada dalam dirinya sehingga banyak orang akan memuliakan Allah Bapa.

Sharing ibu itu begitu mendalam sehingga tidak layak bagiku untuk mengomentarinya. Aku berdiri dan menjabat tangannya : “Ibu, anda naik tingkat dalam iman  karena telah memenangkan  dalam pergulatan iman. Anda telah menjadi terang di tengah kebutaan banyak manusia akan kepedulian Tuhan”. Roh dari lagu “Jadikanku Terang-Mu Tuhan” yang dinyanyikannya dalam  Misa Penutup  benar-benar  melingkupi setiap relung jiwa. Umat ikut menyanyikan setiap syairnya dengan penuh penghayatan : “Jadikanku berkatMu Tuhan, Jadi terang bagi sesama, Kami yang t’lah diselamatkan, Jadi terang Tuhan. Bagaikan pelita yang menyala di tengah kegelapan, Dan hidup bercahaya di depan semua orang, Agar mereka lihat dan memuliakan Allah Bapa di surga”.

Gelora  pemulihan Tuhan pun semakin terasa dalam diriku. Ada niat yang menggebu dalam diriku untuk tidak meragukan pemenuhan janji-Nya. Dengan tidak meragukan janji Tuhan, terangku pun bersinar bagi sesama di sekitarku. Aku percaya bahwa Tuhan tidak pernah bohong. Ketika Tuhan  belum mengabulkan permohonanku, itu semata-mata Ia tahu mana yang terbaik bagiku. Dia adalah Tuhan yang tidak pernah keliru karena Ia adalah Mahatahu. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang mengangapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Petrus 3:9). Yang penting tetap percaya kepada Tuhan walaupun banyak kejadian sangat menyebalkan. Yakinlah Tuhan tidak pernah mau menyusahkan anak-Nya. Mantaaaap. Tuhan memberkati.

One Comment

  1. Renungan yg bagus…..sangat memberkati

Leave a Reply

Required fields are marked *.