“Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin”
Kita perlu menyadari fenomena serta gejala sosial dan politik yang ada disekitar kita. Olahraga yang seharusnya didorong semangat sportivitas dan kompetisi yang sehat dengan mempertontonkan prestasi terbaik, bahkan sempat menumbuhkan nasionalisme ’90 menit’ di babak final AFF saat melawan Malaysia justru sampai saat ini masih menyisakan perseteruan yang belum jelas ujungnya kemana. Menang atau kalah biasa dalam olahraga, tapi kalau sudah masuk ini versi resmi, yang lain ilegal bahkan ada oknum dan institusi yang muncul bak pahlawan kesiangan, membuat kita harus semakin waspada – arah angin kemanakah bertiup?
Belum lagi lumpuhnya roh keadilan para penegak hukum, mafia pajak, rekening gendut petinggi POLRI yang dipetieskan serta berbagai ketimpangan putusan peradilan dan perbedaan perlakuan para napi. Sepasang suami istri meringkuk dalam tahanan selama 3 bulan ini dengan ancaman 7 tahun penjara di PN Bojonegoro akibat mencuri setandan pisang seharga Rp 10,000. Sementara para koruptor yang menikmati uang negara yang jumlahnya ajubilah gajah besarnya masih menghirup udara segar, kalaupun dijatuhi hukuman paling banter cuma 5 tahun. Fasilitas kamar di penjara pun laksana hotel berbintang, bahkan bisa sekali-kali keluar negeri. Para koruptor, pemalak hutan liar, perusak lingkunganpun bebas melenggang seliweran dimana-mana sementara rakyat yang hidup dibawah standar PBB US$ 2/hari sekitar seratus juta orang!
Demikian juga dengan orang-orang pintar berpendidikan, bukannya menggunakan kepandaiannya untuk kesejahteraan rakyat, justru digunakan untuk membobol bank. Mulai dari Bank Century yang nilainya trilyunan sampai pengemplang pajak yang milyaradan. “White color crime’ semakin membuat sengsara rakyat karena menebarkan ketakutan dan kecemasan. Diakui memang banyak orang pandai di Indonesia, tetapi kepandaiannya justru digunakan untuk mengakali hukum dan perundangan agar dapat memenuhi keinginan dan kepuasan diri sendiri.Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk menyadari konsekwensi rahmat pembaptisan yang kita terima karena kita telah menyerahkan diri untuk dikuasai Roh Tuhan demi nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Diawal pelayananNya, Yesus mengajak kita menyerukan apa yang telah dinubuatkan didalam Alkitab ratusan tahun sebelum kelahiranNya : “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Diantara segala berita yang memupuskan harapan akan keadaan yang lebih baik, toh Roh Tuhan tetap bekerja melalui tangan para relawan disekitar wilayah bencana. Menembus bahaya, mempertaruhkan nyawanya demi menemukan penduduk yang belum mau mengungsi. Masih kembali lagi membangun jaringan pipa dan mengajak gerakan menanami bukit yang tandus terbakar awan panas. Masih ada juga gerakan kepedulian yang konsisten bekerja tanpa menunggu publikasi. Tidak mungkin ini semua dilakukan tanpa penyertaan Roh Tuhan, karena semua kebaikan berasal dari Sang Pencipta.
Maka kembali kepada tugas perutusan kita yang selalu diberikan melalui berkat pengutusan diakhir Misa mengingatkan kita untuk setia mengikuti misi yang diberikan Kristus kepada kita :
- Menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang miskin – saya rasa kabar terindah bagi orang miskin adalah memberikan kesempatan kepada mereka secara berkeseinambungan; sampai menumbuhkan kepercayaan dan harapan bahwa sebentar lagi mereka tidak miskin lagi. Tidak pusing urusan biaya sekolah dan biaya pengobatan karena tersedia pelatihan ketrampikan, ada kesempatan untuk bekerja dengan upah memadai. Ada harapan untuk kehidupan dan masa depan anak-anaknya yang lebih baik.
- Memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan – masih banyak orang-orang disekitar kita tertawan dengan pekerjaannya bahkan kekayaannya, tertawan dengan ketamakannya bahkan tertawan dengan kesepian karena tidak memiliki temansejati. Yang ada disekitar mereka adalah kelompok oportunis dan pragmatis – yang mendekat bila ada ‘maunya’ saja dan menjauh saat kita sedang menderita. Atau jangan-jangan kita sendiri masih tertawan dengan egoisme kita diri?
- Memberikan penglihatan bagi orang-orang buta – Masih banyak yang melihat secara fisik tapi buta secara spiritual, tidak mengenali kehadiran Allah dalam kehidupan mereka. Sehingga yang ada hanya omelan, keluhan dan kata-kata negatif yang terlontar. Apapun dinilai jelek dimatanya. Kurangnya rasa syukur dan penyesalan diri berkepanjangan jutru dapat membuat diri kita menjadi tertekan dan stress berkepanjangan. Semoga kita tidak buta melihat rahmat Allah yang telah tercurah bagi kita diantara segala situasi yang gelap dan buram disekitar kita.
- Membebaskan orang-orang tertindas – Perlu kepekaan tersendiri mengenali orang-orang yang tertindas ini, bisa jadi mereka tertindas karena kekuasaan yang berkelebihan, atau tertindas dengan gaya hidup pasangannya, atau mereka sebenarnya korban KDRT yang terpaksa harus tersenyum karena ‘jaim’ – jaga image. Semoga kita dijauhkan dari penindasan terhadap orang lain terutama orang-orang yang mengasihi kita.
- Memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang – Kita diutus untuk mengabarkan kepada sebanyak mungkin orang agar mereka menyadari bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, mengajak mereka untuk sedikit kerendahan hati untuk bertobat.
Gak mudah memang untuk melakukan perutusan ini, maka dibutuhkan Roh Tuhan yang menguasai kita. Roh yang telah memimpin Yesus dalam berkotbah dan melayani semua orang yang sakit dan lumpuh, adalah Roh yang sama dengan yang kita terima saat pembaptisan. Tugas kita bukan untuk membebaskan diri sendiri dan menikmati rahmatNya untuk kepuasan diri, tapi justru menjadi Kabar Baik bagi orang-orang lain. Mari kita baca sekali lagi perkataan Kristus ini dengan perlahan, dengan mengganti kata “Ku/Aku” dengan nama kita sendiri. “Roh Tuhan ada pada-(nama), oleh sebab Ia telah mengurapi (nama), untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus (nama) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Maka kalau kita menyerahkan diri kita dikuasai Roh Tuhan sama seperti Kristus menyerahkan dirinya secara total sebagai awal karya pelayananNya, hari ini juga genaplah nas ini saat kita mendengarnya dan mari memulai karya pelayanan perutusan kita bersama Dia. Roh Tuhan tidak akan membuat kita berdiam diri dan berkata ” ah… itu kan bukan urusan saya, itu urusan para pembesar dan penguasa, saya sudah cukup puas dengan keadaan saya.”
Tidak mungkin kita akan hidup tenang dengan memdiamkan keadaan seperti ini karena Roh Tuhan akan gelisah sampai kita berkarya dan berani membawa suara saat terjadi ratap tangis ketidak adilan dan pembodohan. Roh Tuhan membutuhkan tubuh kita untuk bergerak, berkarya, berpikir, berbicara dan bertindak. Tuhan bisa menggunakan tubuh orang lain kalau kita menolak tubuh kita dikuasai olehNya. Inilah kesempatan yang harus kita gunakan seluas-luasnya untuk menyatakan kemuliaanNya. Dengan demikian karya kita bukan hanya seputar mimbar dan altar, tapi juga meluas ke pasar (market place) dan dimana-mana sehingga terciptalah keadaan dimana kedamaian, kesejahteraan dan keadilan tinggal bersama kita sesuai dengan doa kita: Datanglah Kerajaan Mu di bumi seperti didalam Surga.
===============================================================================================
Bacaan Injil Luk 4:14-22a
“Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya,”