Fiat Voluntas Tua

SELAMAT NATAL & TAHUN BARU DARI PEDALAMAN

| 0 comments

Dear teman teman millis,
Sebelumnya  saya ingin mengucapankan SELAMAT  HARI NATAL , semoga damai Tuhan bersama kita semua nya
Selama  hampir satu tahun ini saya menghilang dari peredaran di  Jakarta, Teman teman yang biasa melihat saya di  Stasi atau di  Gereja. mungkin bertanya tanya kemana orang yang satu ini.

Bukan saya  yang memilih tapi Allah  Bapa  yang menentukan perjalanan saya ini, dan saya sangat ber syukur  atas segala  limpahan berkat  Nya pada saya , dan betul betul membuka mata  dan hati saya untuk melihat suatu perbedaan yang sangat jauh dari apa yang biasa saya hadap sehari hari di Jakarta.

Saat ini  saya ber ada di  satu negara kecil di Africa barat, dan tinggal di satu desa di pedalaman. Selama ini saya berusaha menjadi  orang Khatolik yang agak baik paling tidak seminggu sekali masih ke gereja dan ikut perayaan ekaristi. Karena Allah Bapa  juga  yang menempatkan saya di negara kecil yang penduduk 60 % bergama Nasrani  dan 15 % Muslim dan sisanya Animisme. Masih beruntung disini ada misa dalam bahasa Inggris, jadi  saya bisa mengikuti misa tersebut.

Disini  saya  betul betul dibuka kan mata saya untuk melihat per bedaan  yang ada dengan di kota besar seperti Jakarta, Dimana penghayatan umat yang mengikuti  perayaan ekaristi sangat jauh dengan  apa yang  biasa kita lihat, Mulai dari berpakaian,  mereka memakai pakaian  yang terbaik yang mereka  punya.

Apa bila mereka terlambat, karena  mereka harus berjalan jauh dari desa desa sekitar, mereka tidak akan masuk ke dalam Gereja apa bila bacaan pertama dan kedua sudah mulai, apa lagi pada saat pembacaan Injil mereka dengan tertib  menunggu di depan, sampai homili selesai.

Pada saat persembahan tidak ada yang istimewa mereka bawa, kadang kala hanya satu sisir pisang atau sebungkus  roti tawar, dan sekotak teh Lip Ton, pernah satu kali ada persembah satu pak tissue. sesuatu yang ber sahaja tapi dengan penuh kerelaaan mereka persembahkan.

Untuk  kolekte umat satu persatu maju kedepan dan memasukan  persembahan mereka  kedalam kotak setiap  kali  mereka memasukan persembahan pasti terdengar suara gemeletak  suara koin jatuh  menyentuh lantai kotak kolekte.

Setiap misa selalu ada dua kali kolekte seperti biasa yang pertama unntuk  gereja dan yang kedua  sesudah komuni,dan  kolekte  kedua ini  untuk dana sosial atau kalu di kitaPSE.

Biasanya setelah misa ada pengumuman dan jumlah kolekte yang didapat minggu lalu di umumkan biasa nya hanya sekitar beberapa ratus ribu  rupiah saja  apabila di kurskan ke rupiah.

Hal yang betul mengagumkan mereka betul betul menghayati  komuni itu bukan hal yang sembarangan dan hosti dapat mereka terima  begitu saja, walaupun gereja tampak penuh tapi yang ikut menerima  komuni tidak sampai setengah nya,
Pernah saya tanyakan pada penduduk lokal ,” anda  ke gereja hari ini kenapa tidak ikut menerima komuni?”  , mereka  menjawab mereka belum layak menerima komuni  minggu ini karena belum berdamai dengan Tuhan.

Saya cukup di buat kaget juga, mereka yang tinggal di pedalaman masih bisa berpikir seperti itu, saya jadi malu ikut  komuni hari ini, apa saya sudah berdamai dengan Tuhan.

Yang membuat saya terkesan adalah suara suara mereka dalam menyanyi kan  lagu lagu pujian , tidak perlu rasanya ada pengeras suara mereka sudah  bernyanyi dengan suara lantang dan merdu, dan tanpa malu malu  semua umat di dalam  gereja ikut mengoyangkan badan sambil bernyanyi dan tidak ketinggalan  alat musik tradisionil mereka ,  mereka  mainkan mengiringi lagu lagu yang mereka nyanyikan.
Apa lagi kalau saat persembahan mereka bernyanyi sambil maju kedepan memasukan kolekte mereka dan semua tidak ragu untuk ikut  menggoyangkan badan. Jadi rupanya tidak tabu untuk gereja Khatolik  dengan lagu yang ramai dan gerakan badan seperti  itu,

Karena sudah menjadi tradisi mereka bernyanyi dan bergoyang badan itu hal yang umum sampai para Biarawati  pun pada saat koor  mereka ikut  menggoyangkan badannya.

Terima  kasih Tuhan Engkau sudah membuka kan mata saya melihat begitu banyak perbedaan dari Umat Mu dalam  Memuliakan Engkau.
Pagi ini juga  saya  terkesan dengan perdamaian diantara mereka, hari ini tanggal 24 Desember pagi , di tempat saya bekerja kami mengadakan  persekutuan doa untuk penutup tahun 2010,  Kalau di kita  mungkin seperti Oikumene rupanya,
Ada beberapa perwakilan gereja yang diundang hadir dan juga dari yang Muslim pun ada ustadnya .
Jadi secara bergantian dari tiap gereja  membawakan  doa  dan pujian  serta  sang Usttad pun ikut  membacakan doa sesuai agama nya.

Apakah di Indonesia bisa  terjadi seperti ini saya hanya bisa berdoa Tuhan semoga Engkau membuka kan hati mereka melihat perbedaan.

Disini mereka tidak mengenal Pancasila, tapi Tuhan berkehendak lain, semua agama berkumpul dengan damai tidak saling mencurigai dan memusuhi apa lagi sampai mendemo, Disini  Kristen Saksi Yehova pun hidup dengan damainya, dan yang membuat saya kaget  Islam Ahmadiyah yang di Indonesia di kejar kejar di serbu di sini mereka hidup dengan damai .

Besok pagi saya akan ikut misa hari natal dalam bahasa Inggris, semoga ada yang saya bisa petik  dari itu dan bisa saya bagikan disini.

Terima kasih Tuhan atas berkat yang sudah Kau limpah kan pada diriku.
AMIN.

Sekali lagi Selamat Natal  dan Tahun Baru,
dari pedalaman Africa.
G. ong

Leave a Reply

Required fields are marked *.