Fiat Voluntas Tua

Suka Memberi Semakin Diberi

| 0 comments

“Setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi tetapi siapa yang tidak mempunyai dari padanya akan diambil”

Saya teringat  almarhum ibu yang selalu mengajarkan kami untuk senantiasa berusaha menolong siapapun. Semenjak beliau mengenal Kitab Suci, sering sekali diadakan persekutuan doa di rumah. Hatinya yang memang sangat baik (gak tegaan – kata anak-anaknya)  suka memberi dan suka menolong, menjadi semakin murah hati. Selalu ada makanan tersedia di meja makan bagi siapa saja yang datang berkunjung ke rumah; dari mulai teman anak-anak sepulang sekolah sampai tamu yang  silih berganti datang mulai dari pagi hingga malam hari. Selalu ada kamar kosong tersedia bagi siapa saja yang memerlukan tumpangan. Di tasnya pun selalu tersedia uang yang rasanya cepat sekali berpindah tangan kepada mereka yang membutuhkan. Padahal saya tahu pasti, saat itu ibu tidak punya  cukup  uang untuk membayar gaji pegawai.

Tapi imannya yang kuat tidak membuatnya berhenti menahan atau menunda pemberian tersebut. Ucapannya selalu “saya tidak mengkhawatirkan hari esok, Tuhan pasti memberikan jalan keluar – mereka lebih membutuhkan (uang)nya saat ini”. Perhiasannya termasuk benda-benda yang paling sering ‘sekolah’ di toko emas untuk mendapatkan tunai agar bisa menolong orang lain sambil menunggu pembayaran dari para pelanggannya. Memang imannya yang kuat terbukti melahirkan ‘kebetulan-kebetulan’ yang terkadang tidak bisa diterima akal.

Sebagai seorang wiraswasta, ada saja rejeki datang tak terduga. Perusahaan yang sudah berkali-kali nego untuk menyewa rumah, tiba-tiba batal dan datang penyewa lain yang justru setuju dengan harga sewa lebih tinggi. Sekali waktu ibu lupa memperpanjang asuransi   rumah. sehingga saat itu juga langsung diperpanjang. Tidak sampai dua minggu kemudian, terjadilah kebakaran   di rumah tetangga dan rumah tersebut ikut terbakar . Uang yang diterima dari asuransi ternyata lebih dari cukup bahkan bisa digunakan untuk modal kerja lagi.

Injil hari ini sering membuat kita bingung , apalagi mereka yang terbiasa menyimpan uang  menjadi deposito tentu agak riskan bila disuruh ‘mengusahakan’ uang minanya. Apa yang dimaksud Yesus dengan “Siapa yang memiliki, akan diberi” – memangnya memiliki apa sih? Tapi kalau dilihat konteks pembicaraan saat itu, Yesus mengucapkannya sesaat setelah Zakheus menyatakan akan membagi-bagikan hartanya bagi mereka yang telah menjadi korban kejahatannya. Hatinya yang membeku telah mencair, Zakheus memiliki hati yang baru yang lebih murah hati, hati yang senantiasa memberi. Tidak hanya uang, tapi juga bisa hati, perhatian dan tentunya dilandasi dengan kasih.

Dengan semangat pembaharuan akibat pertobatan, Zakheus  menyadari kasih Tuhan yang menyadarkannya. Kasih Tuhan adalah lebih dari segalanya, lebih dari harta yang dimilikinya. Maka mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan dan rencana Allah, tentunya harus disertai perbuatan nyata yaitu menyatakan kasihnya dengan memberi perhatian tulus, menolong sesama manusia yang kesulitan, memberikan makanan kepada yang lapar, memberikan minum kepada yang haus, memberikan tumpangan bagi orang asing bahkan mengunjungi mereka yang terpenjara. Nah, untuk orang-orang seperti ini, yang senantiasa memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan orang lain, pasti diberikan kemampuan lebih oleh Nya: betul kemampuan untuk memberi.

Jadi tidak heran kalau kita melihat orang yang murah hati dan tulus hatinya, hidupnya tidak pernah berkekurangan. Bahkan hidupnya penuh sukacita – tidak pernah terlihat stress.  Tetapi mereka yang kikir hatinya, mengumpulkan kekayaan bagi dirinya sendiri, bagi anak-anaknya sendiri, kehidupan pribadinya sebenarnya kering. Suka cita dan damai di hati adalah barang yang langka; karena sudah mati dan yang tinggal adalah waswas dan kekawatiran serta ketakutan akan masa depan. Tidak ada rasa ‘cukup’dalam kehidupan orang seperti ini, karena pada dasarnya ia hanya membutuhkan sedikit kasih, ya ia hanya membutuhkan sedikit saja kasih Tuhan ! Sayangnya tidak semua orang menerima dan membalasNya.

Akibat pertobatan zakheus itu begitu fenomenal, bisa dibayangkan  kalau saja yang bertobat itu para pejabat dan para koruptor diikuti para pengusaha taipan papan atas… wuaaah Indonesia ini pasti menjadi surga yang indah ya? Tapi daripada berandai-andai lebih baik mulai dengan diri kita sendiri dulu sajalah. Semoga kita menyadari bahwa buah pertobatan kita harus menghasilkan perbuatan baik  yang bisa dinikmati banyak orang dan akhirnya kita pun memiliki kerinduan untuk senantiasa mencari domba-domba yang luka dan tersesat. Untuk jenis ini, percayalah upahmu besar di Surga. Bukan kata saya, tapi itulah janji Tuhan.

===============================================================================================

Bacaan Injil  Luk 19:11-28

Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Leave a Reply

Required fields are marked *.