“Setiap orang yang mempunyai kepadanya diberi sehingga ia berkelimpahan”
Mengamati lebih dari 100 peserta rekoleksi Dewan Paroki pagi ini di Via Renata seperti tidak percaya akan hasil ‘menabur’ beberapa tahun lalu. Komposisi pengurus sebagian besar banyak wajah baru, tampak hampir separuh orang muda dan perempuan. Banyak pertanyaan timbul saat membentuk kepengurusan Dewan Paroki, kemanakah paroki ini akan melangkah; dan siapakah yang bisa diajak berperan serta? Menjadi seperti apakah paroki ini ke depan ? Akankah seperti paroki lain yang ‘miskin’ dimana hanya ramai dengan umat tamu yang datang transit di Misa Minggu. Ataukah menjadi paroki ‘tua’ yang isinya lansia semua minus penggerak yang dinamis di komunitas basisnya?
Bersama romo paroki kami mensyukuri upaya sekuat tenaga memutar otak mencari cara ‘menggerakkan’ kehidupan menggereja. Periode pertama memperbaiki sistem dan menata struktural paroki, serta mengenali dan mempelajari chemistry umat didalamnya. Membereskan sistem dan prosedur kerja, memanfaatkan aset paroki maksimal, membereskan hal-hal yang menjadi ‘duri’ dalam daging. Bukan hal mudah, kelihatannya kecil dan remeh-temeh. Tetapi karena remeh temeh sering kita tidak memberikan perhatian pada hal yang kecil seperti membereskan data yang tumpang tindih sampai yang ‘hilang’, menguraikan sistem yang semrawut menjadi tertata rapih. Padahal dari hal remeh seperti inilah kita bisa mengenali keberadaan dan kebutuhan paroki kedepan.
Tantangan dan tanggungjawab kedepan adalah mempersiapkan para aktivis pelayan paroki, mulai dari pengurus harian, pengurus inti sampai ke pengurus lingkungan. Dengan melihat ‘potret’ paroki yang ada, dengan optimis kami berhasil membentuk pengurus dewan paroki harian yang lebih dari separuh relatif muda dengan komposisi perempuan hampir 50 %nya. Ternyata dari pengurus harian ini mendorong terbentuknya pengurus dewan paroki inti yang serupa. Buntutnya ditiru oleh lingkungan-lingkungan. Tentu harus diikuti dengan upaya pemberdayaan umat melalui pembekalan intensif KEP yang diadakan setiap tahun.
Mendengarkan pengalaman iman mereka selama sekian tahun menjadi pengurus lingkungan tidak hanya membuat mereka semakin mengenal umat, tetapi juga membuat pengetahuan dan pengalaman iman yang semakin kuat. Tidak merasa lelah, walaupun tengah malam harus menjemput romo untuk sakramen minyak suci umat di Rumah Sakit yang cukup jauh. Yang teringat hanyalah sukacita pelayanan, memberikan yang terbaik kepada warga. Yang berat adalah melawan diri sendiri, keluar dari zona nyaman untuk merasakan rahmat Tuhan diantara ketidak nyamanan, diantara kterbatasan waktu bahkan minim pengalaman sebagai pengurus lingkungan. Saya hanya bersyukur justru dengan keterbatasan yang ada, Tuhan melipatgandakan pekerja-pekerja di ladang Tuhan dari berbagai tempat. Banyak wajah baru yang ternyata komitmennya luar biasa, yang lama pun tetap konsisten bahkan mau keluar masuk diantara tempat kost mencari karyawan/ti katolik dari daerah yang belum tersapa.
Injil hari ini mengingatkan kita untuk setia dalam hal sekecil apapun, seberapa talenta yang telah dipercayakan kepada kita, tetap kita tekuni dan kita jalani sesuai dengan tugas dan kesempatan yang ada. Karena dengan tekun melakukan hal yang sederhana, kita bisa melihat dan menemukan peluang dan kesempatan bahkan cara-cara baru yang lebih kreatif untuk mendayagunakan resources yang ada. Tanggungjawab yang lebih besar hanya bisa diberikan kepada mereka yang memang telah menunjukkan keberhasilan dalam hal-hal yang telah dipercayakan kepadanya. Lha kalau mengurus hal yang sepele saja gak beres, apa ya berani ambil resiko untuk tugas yang lebih kompleks?
Maka bila kita telah melakukan bagian kita, menyelesaikannya, melihat hasilnya sehingga bisa bersyukur karenanya. Tiba saatnyalah kita mempersiapkan tongkat estafet pada personel yang berikutnya. Masih ada sisa waktu untuk pemberdayaan para aktivis, Mempersiapkan diri hanya bertahan pada 1 sampai 2 periode pun menjadi bagian dari persiapan menerima talenta baru, mempersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih berat lagi. Kadang-kadang kita siap menerima tugas baru, tapi tidak siap untuk menyerahkannya kembali, sehingga memang tidak pernah ada persiapan pergantian tampuk kepemimpinan. Ini baru satu talenta – talenta kepemimpinan. Bagaimana dengan talenta lainnya?
===============================================================================================
Bacaan Injil Mat 25:14-30
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”