Pikiran adalah sesuatu yang berpikir – ia bertanya, membuat rencana, mengkhawatirkan, berkhayal. Hati adalah sesuatu yang memahami – ia mencinta. Pikiran adalah organ pengetahuan, hati adalah organ cinta kasih. Cinta kasih adalah pengetahuan sempurna. Namun, Allah itu sederhana, cinta itu sederhana. Meditasi juga sederhana. Menjadi sederhana berarti menjadi diri kita apa adanya. Itu berarti kita tidak perlu memberikan penilaian atau penolakan diri kita sendiri.
Kita memerlukan keheningan untuk kesehatan jiwa dan pertumbuhan rohani kita. Keberadaan televisi, video, stereo dan kebisingan lalulintas di kota modern membuat keheningan menjadi semakin sulit dialami. Kita belajar menjadi hening dengan memusatkan perhatian. Keheningan mengandung kebenaran. Ia menyembuhkan. Ia menenangkan gejolak batin. Ia merupakan obat untuk kemarahan, kecemasan, dan kepedihan.
Pastor Laurence Freeman, OSB.- adalah seorang biarawan Benediktian dan penerus dari Pastor Jhon Main, yang mempekenalkan meditasi kristiani keseluruh belahan dunia dan bekerjasama dengan agama-agama lain yang memiliki tradisi serupa.
“Kerajaan Allah bukan suatu tempat, melainkan suatu pengalaman” (Jhon Main)
Saya tidak ingin mengatakan bahwa meditasi adalah satu-satunya jalan, melainkan bahwa meditasi adalah jalan satu-satunya yang saya temukan. Menurut pengalaman saya, meditasi adalah jalan yang sederhana yang membuat kita sadar sepenuhnya akan kehadiran Tuhan di dalam hati kita; dan inilah pengalaman yang terekam dalam tradisi Kristiani sejak zaman rasul-rasul sampai masa kini” Jhon Main.
Berikut Cara meditasi yang diajarkan oleh Jhon Main.
- Duduk diam dengan punggung tegak.
- Tutuplah mata.
- Ulangi mantra dalam hati secara terus menerus.
Pilihlah waktu dan tempat yang tenang dan bermeditasilah kira-kira 20 – 30 menit setiap pagi dan malam. Mantra yang ideal adalah ungkapan dalam bahasa Aram kuno, “Maranatha” yang berarti “Tuhan datanglah”. Ucapkanlah dengan jelas dan tanpa berhenti selama meditasi, sebagai empat suku kata yang sama panjang :
MA-RA-NA-THA.
Ucapkanlah dengan tanpa tergesa-gesa, bersikaplah sederhana dan lakukan dengan setia. Iman kitalah yang membuat meditasi kita menjadi kristiani.
Sebagai seorang diplomat yang ditempatkan di Asia Tenggara (Malaysia), Jhon Main mengenal meditasi melalui seorang pandita Hindu bernama Swami Satyananda. Jhon Main segera menyadari bahwa meditasi juga memperdalam dan memperkaya doa kristianinya, dan meditasi tidak mempengaruhi sedikitpun iman kristianinya. Pastor Jhon Main memahami bahwa disiplin meditasi pagi dan malam memberikan kita keseimbangan batin sepanjang hari.
Berbeda dengan itu, ‘meditasi mistik’ dilakukan dengan obyek diri sendiri dan biasanya dengan cara bernafas dan sikap/posisi tertentu, tujuannya lebih untuk mengarah pada self, pengolahan tenaga batin, penyatuan diri dengan sumber yang ‘ada’ (Hinduisme, Taoisme) atau penyatuan diri dengan sumber yang menjadi ‘tidak ada’ (Zen-Buddhisme), jadi sifatnya berorientasi pada diri sendiri atau alam, dari ciptaan kepada ciptaan. Apalagi meditasi kebatinan biasa diiringi dengan latihan pernafasan dalam posisi lotus (piramid) dan otot dikendorkan, atau dengan posisi-posisi berubah-ubah seperti dalam Yoga. Yang jelas meditasi adalah olah-pikiran yang juga sering diiringi pengucapan mantera. Bila meditasi itu dikaitkan dengan agama, sifatnya berfaham universalisme di mana semua tokoh agama itu hanya dianggap sebagai perantara (avatar) saja yang setara, mereka hanya membantu diri sendiri yang bersifat ilahi melebur ke dalam diri/nafas semesta ‘Yang SATU itu.’
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.