“Setelah Yesus mengatakan semuanya itu banyak orang percaya kepadaNya”
Seseorang bisa percaya akan orang lain kalau ia sudah berkenalan dan membangun relasi cukup lama, tidak hanya sekedar tahu akan orang itu. Anak saya bisa tahu siapa saja teman-teman ibunya, yang sering telpon, sering dibicarakan dan juga mungkin pernah bertemu beberapa kali. Tapi ia tidak mengenal mereka, apalagi mengenal mereka sebaik dia mengenal saya ibunya. Dia dapat mengatakan apa yang akan diucapkanibunya setiap kali ia akan berangkat sekolah, Ia bahkan bisa mengetahui triknya membuat ibunya berkata ya bila ia ingin sesuatu. Ini karena ia mengenal ibunya lebih dekat dibanding siapapun.
Kitapun memiliki teman yang berbeda-beda tahap kedalaman dan kedekatannya, dari sekedar tahu satu sama lain, tahu keluarga dan tempat tinggalnya karena sekolah bareng sekian lama. Tapi ada juga pertemanan yang bahkan sampai soul mate – tahu luar dalam – lebih dekat daripada dengan anggota keluarga sendiri. Akhirnya justru karena kedekatan relasi seperti itulah kita bisa membangun kepercayaan satu sama lain – atau setelah beberapa waktu dan setelah melalui beberapa situasi kitapun bisa berpendapat bahwa ada teman yang bisa dipercaya dan tidak bisa dipercaya.
Demikianlah bacaan hari ini, Yesus menerangkan siapa Dia kepada orang-orang disekelilingNya. Ada yang percaya dan ada yang tidak. Mereka yang tidak percaya adalah mereka yang tidak bisa mengenali kehadiran karya Allah dalam pekerjaan Yesus. Ukuran yang dipakai adalah ukuran-ukuran dunia, bukan ukuran surgawi seperti yang Yesus jelaskan. Demikian juga kita tidak bisa melihat kehadiran Allah dalam kehidupan kita kalau semua yang digunakan mengukur adalah ukuran-ukuran dunia seperti hal materi, pangkat dan nama baik seseorang. Tapi justru bilamana kita bisa menyadari kehadiran Allah dalam setiap kejadian disekitar kita, melalui orang-orang yang kita kenal, kita akan mampu merasakan bagaimana besarnya kasih Allah bagi kita.
Penghalang utama mengenali kehadiran Allah dalam hidup kita adalah dosa kita, dan dosa terbesar manusia adalah kesombongan. Karena dengan merasa kita lebih dari yang lain, kita menempatkan diri lebih tinggi dan bahkan tidak memerlukan Tuhan lagi karena kita mengandalkan diri kita sendiri. Sehingga untuk dapat meninggikan Tuhan, kita harus merendahkan diri dan mengakui bahwa kita memang orang yang kurang sempurna. Kerendahan hati perlu dilatih senantiasa, lewat berbagai situasi dan juga laku tapa seperti berpuasa dan pantang. Disitulah kita menyadari bahwa kita manusia yang masih sulit menguasai diri, masih timbul iri hati, marah dan kurang sabar sehingga menyakiti hati orang lain.
Kerendahan hati juga perlu ditunjukkan dengan keberanian mengakui kesalahan, termasuk mengambil kesempatan dalam Sakramen Pengampunan Dosa. Manakala seseorang katolik merasa bahwa ia tidak perlu mengikuti Sakramen Pengampunan Dosa, ia sudah jatuh dalam dosa pertama dan terbesar : kesombongan – karena ia merasa tidak berdosa. Justru disitulah saat terbaik ia harus meluangkan diri mengikuti Sakramen Pengampunan Dosa, karena bila dibiarkan maka lambat laun ia akan sulit mengenali kehadiran Allah dalam kehidupannya dan pasti sulit meninggikan Tuhan serta bersyukur atas segala sesuatu. Lalu kalau sudah demikian, bagaimana ia akan percaya bahwa hidupnya diselamatkan ? Bagaimana ia bisa bersyukur saat setiap kali akan menerima hosti dengan berkata :Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh? Sembuh dari kesombongan diri tidak akan didapat tanpa pertobatan – tanpa pengakuan atas dosa itu sendiri.
Semoga kita senantiasa melatih diri kita untuk selalu merendahkan diri dihadapanNya melalui doa, mendengarkan dan meresapkan SabdaNya serta mengikuti sakramen secara teratur. Hanya dengan demikianlah relasi kita dengan Allah Bapa bisa terbangun dan terbina dengan kuat sehingga kita senantiasa percaya kepadaNya. Selamat mempersiapkan diri menyambut Paskah, sambutlah sang Immanuel, Allah beserta kita !
===============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 8:21-30
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.”