“Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru“
Dalam suatu perjalanan menuju kantor, saya mendengar siaran radio, dimana dibahas soal karyawan sebagai aset, ketika itu si pembicara menceritakan bagaimana Oom William Suryadjaya membesarkan Astra dengan memperlakukan karyawannya sebagai aset sekaligus sebagai batu penjuru. Sehingga beliau tidak pernah takut atau ragu memberikan beasiswa belajar, training, jenjang karier sekaligus berbagi pengetahuan, dengan resiko karyawan tersebut dibajak perusahaan lain.
Demikianlah yang terjadi, banyak perusahaan yang membajak mereka dan menawarkan posisi yang lebih baik, bahkan menjadi pemimpin di perusahaan-perusaha an tersebut, dan Oom William dengan bangga mengatakan, bahwa mereka itu tetaplah karyawan Astra yang bertugas di perusahaan lain, ternyata lebih dari 90% mereka menggunakan produk Astra, inilah kecerdasan beliau yang tidak banyak dimiliki oleh para pemimpin lain, beliau mampu melihat lebih jauh dari mata normal.
Apa yang dilakukan oleh Oom William ini adalah menterjemahkan apa yang telah diajarkan oleh Yesus, tanamkan roh dan nilai kebanggaan (sense of belonging) atau kebaikan kepada orang lain (karyawan), sehingga nilai tersebut menjadi inspirasi yang membanggakan dan dibawa selalu kemanapun mereka pergi, kemudian mencontohkan hal yang sama kepada sesama.
Saya hanya membayangkan, jika kita sendiri mau berbagi kebaikan dan menularkannya kepada sesama yang kemudian menjadi inspirasi dan terus dibawa oleh sesame tersebut (pay it forward) hingga suatu saat nanti, tentu tidak akan ada lagi penggarap-penggarap yang jahat dan tidak tahu terima kasih tersebut.
Demikian juga dengan Yesus, yang sudah menjelaskan bahwa dirinya memang harus dibinasakan dahulu untuk kemudian berkembang menjadi batu penjuru. Sebenarnya ini adalah peringatan bagi orang-orang farisi tersebut untuk melaksanakan tugasnya, dengan demikian genaplah sudah.
Maka tepat sekali dengan motto yang terpajang di kantor ini, “Kehebatan kerja kita bukan diukur dari banyaknya pekerjaan atau tugas, tetapi berapa banyak yang berhasil diselesaikan” – Artinya kita tidak boleh bangga dengan banyak kesibukan, karena banyak orang yang menyibukkan dirinya dengan berbagai hal, hingga tidak melakukan apa-apa. Bukankah lebih baik sederhana dalam proses, fokus pada hasil dan efisien, sehingga tidak ada sampah atau piring kotor yang ditinggalkan bagi orang lain, maka hal ini akan menjadi teladan yang patut diikuti, dan Yesus telah meneladani kita. [Samsi Darmawan]
==============================================================================================
Bacaan Injil Matius (21:33-43.45-46)
33 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi: “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” 41 Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” 42 Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.