Fiat Voluntas Tua

Bapa Kami

| 0 comments

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Ketika SMA ada seorang teman yang begitu percaya dengan hal-hal klenik, sering menemui orang pintar atau dukun untuk berbagai keperluan, termasuk untuk berkelahi. Kemudian si teman ini mulai mengajak kami untuk ikut menemui si dukun tersebut, setelah mendengar ceritanya tentang kehebatan dukun itu, kami menyatakan niat untuk ikut bertemu. Kami penasaran, karena si teman bisa membuktikan kesaktian di dukun tersebut, yaitu dengan membaca mantera atau doa yang ditulis dalam huruf paku, dia selalu berhasil mengatasi problem ujian sekolah dan ditakuti karena kalau berkelahi selalu menang serta menjadi ketua kelompok anak-anak nakal.

Dalam kasus yang berbeda, ketika menghadapi masalah, saya mulai berdoa Bapa Kami yang merupakan satu-satunya doa yang dirumuskan oleh Yesus sendiri, serta doa Salam Maria dan ternyata doa ini mujarab, mampu membimbing saya melewati masa-masa sulit. Refleksi yang mendalam akan hal ini, apakah karena doa atau mantera yang membuat kita berhasil mengatasi persoalan? Kalau iya, mengapa banyak orang yang berdoa atau membaca mantera itu tidak berhasil, atau sebaliknya banyak orang yang tidak peduli akan doa dan mantera tetapi berhasil ?

Ternyata doa atau mantera hanya sarana komunikasi kita kepada kekuatan yang lebih dari manusia, biasanya kalau doa kepada Tuhan Allah dan mantera untuk kekuatan lain, yang menentukan adalah seberapa besar iman kita untuk percaya pada mantera atau doa tersebut, dengan demikian memompa motivasi kita untuk percaya diri, sehingga kita merasa tenang dan realistis untuk menyelesaikan masalah. Namun saya tidak membicarakan soal doa dan mantera, karena tidak menguasainya, dan akan menimbulkan perdebatan panjang.

Khusus doa Bapa Kami ini yang sesungguhnya mampu menyelesaikan banyak masalah kehidupan, kalau saja tidak sekedar di ucapkan seperti syarat dalam berdoa, coba kita ikuti doa tersebut sebagai sikap hidup sehari-hari, maka dapat dipastikan kita akan menjadi manusia yang paling hebat, tetapi mengikuti doa ini sebagai gaya hidup, tidak sesederhana diucapkan, saya sendiri hingga saat ini masih terus belajar untuk sabar, mengalah dan memaafkan mereka yang saya anggap salah. Jika demikian, bagaimana mungkin bisa masuk dalam kerajaan Sorga?

Sungguh sedih kalau seorang yang merasa dirinya beriman dan pengikut Yesus, ternyata masih mencari kekuatan lain untuk menyelesaikan solusinya, padahal doa Bapa Kami sudah diucapkannya ratusan bahkan ribuan kali namun karena tanpa iman yang mengikutinya, maka doa tersebut sudah tanpa makna lagi, sudah seperti kumur-kumur air sesudah gosok gigi. Untuk itu cobalah doa ini diucapkan dengan pelan penuh penjiwaan, reflektif dan rasakan kehadiran Tuhan, maka kita akan merasakan sesuatu yang berbeda. [Samsi Darmawan]

==============================================================================================

Bacaan Injil Matius 6:7 – 15

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian:

Bapa kami yang di sorga,

Dikuduskanlah nama-Mu,

datanglah Kerajaan-Mu,

jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. ”

Leave a Reply

Required fields are marked *.