Fiat Voluntas Tua

Gus Dur: Anak Muda Harus Berfikir Bebas (Agnes Dwi)

| 0 comments

Karena Ayahku

Kalau aku orang dermawan

karena Ayahku yang mengajarkan

Kalau aku jadi orang toleran,

itu karena Ayahku yang menjadi panutan

Kalau aku jadi orang beriman,

itu karena Ayahku yang menjadi imam

Kalau aku jadi orang rendah hati,

itu karena ayahku yang menginspirasi,

Kalau aku jadi orang cinta kasih,

itu karena ayahku memberi tanpa pamrih

Kalau aku bikin puisi ini

karena ayahku yang rendah hati.

Puisi “Karena Ayahku” karya Inayah Wahid mengalun diantara ribuan tamu yang memadati Ciganjur 5 Januari 2010. Malam itu adalah genap tujuh hari Gus Dur meninggal dunia. Inayah masih ingat saat membacakan puisi karyanya itu Oktober 2009 lalu dihadapan Gus Dur. “ayah diam saja ketika saya membacakan puisi ini, tetapi saya tahu ayah memahamai apa yang saya sampaikan” Inayah masih sulit untuk melupakan sosok Gus Dur, sebagai seorang ayah ia dapat mengajari banyak hal padanya. Bagaimana harus berbuat tulus tanpa pamrih untuk orang banyak. Tidak berfikir untuk golongannya saja tetapi untuk semua orang. Hal senada disampaikan oleh Anita Wahid, salah seorang putri Gus Dur “ ayah tidak pernah dendam ketika dilengserkan dari kursi presiden. Ayah berkata kalau memang rakyat sudah tidak menghendaki lagi ya sudah, ayah tidak pernah berfikir untuk dirinya termasuk kesehatannya”. Ayah telah mengajarkan banyak hal, ia telah membuka pintu demokrasi. Tetapi ayah juga lelah karena smua persoalan di bebankan padanya.Sekarang ketika ia telah tiada kita semua yang bertugas untuk melanjutkannya. Menghidupi Gus dur adalah meneruskan apa yang menjadi pemikiran Gus Dur”

Suasana begitu sendu ketika sholawat merdu dari suara almarhum Gus Dur mengalun. Semua yang hadir turut hanyut dalam situasi itu. Semua kenangan tentang sosok Gus Dur dalam segala suasana mengalir dan seolah hadir kembali. Mantan menteri di era Gus Dur dan mantan wakil presiden Jusuf Kala hadir untuk memberikan kesaksian tentang kedekatannya dengan Gus Dur selama 6 bulan menjadi menteri di kabinet pemerintahannya. “ Saya dipecat ketika sedang di Afrika, Gus Dur menyampaikan kalau saya tidak meminta ijin pergi keluar negeri, tetapi saya dapat menyampaikan alasan yang tepat. Saya selamat waktu itu, tetapi satu bulan berikutnya saya benar-benar dipecat sebagai menteri karena dianggap tak bisa bekerja sama dengan tim. Ya sudah saya turun jabatan, tetapi saya tak pernah dendam dengan Gus Dur, bahkans semua orang yang dipecat tak ada yang dendam dengan beliau” Sahabat Gus Dur yang hadir dari berbagai negara nyaris tak kuasa untuk menyampaikan pesan dan ucapan selamat jalan. Sahabat Gus Dur dari Italia sengaja datang untuk menyampaikan duka cita kepada keluarga Gus Dur.Sosok yang sederhana, cerdas, namun berpendirian teguh, mampu diterima di semua kalangan masyarakat internasional. Semua merasaka kehilangan akan sosok guru pembawa damai itu.

Surat resmi dari Paus Benekditus XVI selalu pemerintah Vatikan turut dibacakan oleh perwakilan dari KWI, Rm Benny Susetyo. Paus menyampaian duka cita dan turut mendoakan agar Gus Dur diterima disisinya dan keluarga diberikan kedamaian. Lia sahabat Gus Dur dari Italia memaparkan bahwa Gus Dur sangat menghargai perempuan, mengajarkan tentang hak reproduksi, hak memakai kondom. Selain itu pada konflik di Mindano, Gus Dur mampu menjadi penengah dalam konflik tersebut. Semua pihak yang bersengketa percaya pada Gus Dur. Gus Dur mengajarkan bagaimama menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.

Gus Dur juga Kyai yang mulai membuka pesantren untuk orang barat, yang memperbolehkan orang asing masuk ke pesantren. Baru kemudian banyak Kyai lain yang membuka diri dengan agama lain. Dulu Pesantren adalah tempat yang terisolir dari dunia lain termasuk dunia barat, papar Martin mantan peneliti LIPI. Pdt. Erari perwakilan masyarakat Papua juga menyampaikan duka cita yang dalam, Gus Dur adalah bapak bagi orang Papua, Gus Dur yang memberikan sebutan kami adalah masyarakat Papua. Gus Dur sangat menghargai masyarakat Papua.

Acara tujuh hari Gus Dur ditutup oleh rangkaian doa dari lintas iman, karena sebenarnya Tuhan juga memahami semua bahasa, agama, penganut kepercayaan dan keyakinan. Karena Tuhan pasti juga memahami ungkapan semua pihak yang mengalunkan doa dengan tata cara ibadah masing-masing. Gus Dur mengajari kita untuk memahami dengan bahasa yang berbeda, menerima semua perbedaan dengan cara yang bijak. Tidak mengajari tetapi memberikan contoh, Gus Dur adalah orang yang melaksanakan kata-katanya. Menjadikan wacana sebagai tindakannya.

Gus Dur tentunya sangat ingin kita melanjutkan pemikiran, kata-kata dan idenya menjadi sebuah perbuatan yang selayaknya kita lakukan sebagai manusia. Gus Dur menyandarkan harapan dan mimpi-mimpi yang belum selesai itu di pundak kita, terutama kaum muda. Gus Dur memberikan contoh untuk tidak dendam, tidak menyimpan amarah kemudian mengajarkan kebencian. Gus Dur amat mencintai anak-anak bangsa ini, termasuk Muhaimin Iskandar. Gus Dur menyampaikan apa yang dilakukan Muhaimin, Yenny adalah hal selayaknya dilakukan sebagai anak muda. Karena menurut Gus Dur anak muda adalah mereka yang dapat berfikir bebas. Gus Dur mewariskan sebuah toleransi yang tak akan terganti oleh siapapun….selamat jalan Gus….doakan kami untuk berusaha melakukan apa yang menjadi PR anak-anak bangsa ini. Jakarta, 5 Januari 2010

Leave a Reply

Required fields are marked *.