Fiat Voluntas Tua

Gloria In Exelcis Deo

| 0 comments

“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar  untuk seluruh bangsa”

Setiap orang tua yang bertanggung-jawab pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka berupaya sekuat usaha mencari cara agar anaknya tumbuh sehat dan mendapatkan pendidikan terbaik. Dalam kenyataan hidup banyak dijumpai kisah perjuangan para orang tua membesarkan ana. Siapa yang menyangka bahwa banyak orang-orang sukses dan terkenal ternyata berasal dari keluarga sederhana. Orang tua nya bekerja keras membanting tulang berkorban demi si anak. Tetapi mereka tidak lupa membesarkan anak-anak dengan makna nilai kasih dan perjuangan. Sehingga anak-anak tumbuh besar dan memiliki semangat yang sama. Setiap pergulatan hidup menuntut kita untuk menajamkan mata iman, sehingga kita bisa mengenali terang Allah dalam gelapnya kehidupan.

Demikian pula saat pasangan Yusuf-Maria tengah mempersiapkan kelahiran putera mereka, anak yang spesial sungguh-sungguh ‘titipan’ Tuhan, tentu segalanya dipersiapkan lebih spesial. Mungkin mereka sudah memesan bidan terbaik didesanya. Kalau ada rumah sakit terbaik saat itu, mungkin mereka ‘booking’ juga.  Tetapi rupanya rencana Allah menginginkan skenario yang lain. Mereka berdua harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan karena adanya perintah sensus. Tidak mudah bagi perempuan hamil seperti Maria naik keledai berhari-hari. Ibu hamil manapun pasti takut keguguran karena kelelahan.

Maria dan Yusuf meneguhkan hati, melawan keraguan dan ketakutannya ini, apalagi mereka juga tidak tahu apakah ada kerabat mereka yang masih ada di Bethlehem. Tidak tahu apakah sang bayi dapat bertahan agar tidak lahir di tengah perjalanan; kalaupun bisa sampai di Bethlehem juga tidak tahu dimana mereka akan tinggal nanti.  Tetapi mereka tetap percaya pada penyertaan Ilahi dalam hidup mereka. Mereka memahami kitab suci dimana telah dinyatakan nubuat bahwa Bethlehem lah, tempat yang tidak diperhitungkan ini menjadi tempat yang dipilih untuk kelahiran Sang Juru Selamat. Tuhan  pun telah mempercayai mereka untuk menjadi orang tua Sang Juru Selamat, pasti Tuhan memberikan rancangan kehidupan terbaik  mereka sesuai janjiNya.

Yang mereka takutkan terjadi, tidak ada tempat sedikitpun bagi mereka, kecuali kandang hewan yang pengap dan sungguh tidak layak, jauh dari higienis, untuk tempat tinggal… apalagi untuk melahirkan. Jangan bayangkan kandang hewan seperti di Indonesia yang udaranya terbuka. Saat ke Bethlehem, penulis sempat melihat ‘mock-up’ atau rumah contoh seperti apa yang disebut rumahdan kandang hewan di jaman Yesus lahir. Ternyata rumah-rumah disana dibuat diantara bukit-bukit batu. Tempat tinggal penghuni di sebelah atas, dan dibawahnya (basement) dipakai tempat menyimpan hewan dengan ventilasi yang jauh dari cukup. Ada tangga kayu yang menghubungkan basement kandang hewan ke lantai atas tempat penghuni tinggal; pintu lubang tangga yang merupakan lantai terbuat dari kayu sudah pasti selalu dalam keadaan tertutup.  Jadi bisa dibayangkan suasana kandang yang gelap, pengap, sempit dan sudah pasti baunya campur aduk. Sungguh tidak layak sebagai tempat tinggal apalagi untuk melahirkan.  Tidak bisa dibayangkan perasaan orang-tua yang harus menerima kenyataan demikian untuk mempersiapkan kelahiran putra mereka. Orangtua manapun pasti menangis dan tidak berdaya, bilamana anaknya harus dilahirkan ditempat seperti ini.

Tapi ternyata perjuangan iman mereka mendapat penghiburan luar biasa. Keputusan iman  untuk menetapkan hati berangkat mengikuti rencana Tuhan, dibalas dengan sukacita yang luar biasa. Ditempat asing dimana mereka tidak mengenal dan tidak dikenal siapapun, tidak ada tempat berbagi suka cita atas kelahiran sang bayi ternyata berbalas dengan adanya kunjungan orang-orang yang tidak mereka kenal. Mereka datang dan ikut merasakan sukacita menerima kelahiran Sang Juru Selamat. Pasukan gembala datang, juga para majus dari tempat jauh membawa persembahan. Ditambah lagi para malaikat mengiringi lagu pujian dari surga. Tidak terbayang seperti apa paduan suara dari surga, lha kita mendengar paduan suara manusia di misa natal saja bisa ‘merinding’ bulu roma kita, apalagi kalau para malaikat yang bernyanyi.

Sukacita Natal adalah sukacita besar, bukan hanya bagi Yusuf dan Maria yang mendapatkan penghiburan akan perjuangan mereka dari saat awal pernikahan sampai kelahiran bayi Yesus. Tapi juga sukacita bagi umat manusia karena sang Imanuel telah hadir menyertai kita. Entah kita datang sebagai gembala yang miskin, tidak punya apa-apal atau kita termasuk ‘wise man’ orang majus dan bangsawan dari timur, semuanya dipersatukan oleh bintang terang Kristus ditengah kegelapan malam yang membawa sukacita bagi dunia.

Bayi Yesus ditolak dimana-mana saat akan dilahirkan, sehingga hanya ada kandang sempit, gelap dan bau. Kita sendiri juga tidak layak menerima kasih Kristus karena dosa kita menjijikkan dan bau bagi Tuhan. Toh, Ia telah memberikan diriNya bagi kita.

Selamat Natal bagi para pembaca dari kami sekeluarga. Semoga ditengah kesibukan dan tantangan kehidupan, ditengah ketakutan dan keraguan menghadapi ganasnya kehidupan,  kita tidak menolak kehadiranNya tetapi masih menyediakan tempat bagi Kristus untuk tinggal dalam hati dan kehidupan kita. Sehingga bintangNya menerangi, menyatukan impian dan cita-cita kita dengan rencana Tuhan membawa sukacita besar bagi dunia disekitar kita TerangNya juga meraja dam memimpin kehidupan kita selanjutnya bahkan membawa damai dan kesejahteraan bagi dunia dalam mewujudkan  ‘datanglah kerajaanMu’.

===============================================================================================

Bacaan Injil Lukas 2:1-14

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, –karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud– supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.