Fiat Voluntas Tua

Tak Kenal Tak Sayang

| 2 Comments

Orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.

Pagi ini saya menghadiri baptisan dewasa di gereja. Tidak banyak yang hadir, padahal ini kerja besar gereja setahun sekali untuk menyambut bergabungnya warga baru Gereja. Saya datang bukan karena ada hubungan dengan para baptisan baru, gak ada yang kenal sih. Bukan hanya  karena ini kerja para katekis dibawah koordinasi bidang pewartaan yang menjadi tanggungjawab saya. Tapi selalu ada kebahagiaan di hati setiap kali menghadiri misa baptisan dewasa. Sangat berbeda dengan baptisan bayi, yang umumnya lebih ramai karena masing-masing bayi bisa membawa pasukan 10-15 orang. Baptisan dewasa relatif lebih sedikit karena ini adalah keputusan pribadi yang mungkin juga jarang dipublikasikan oleh yang bersangkutan. Berbeda juga kalau acara tersebut berlangsung di gereja lain, yang biasanya meriah sekali dihadiri umat lainnya. Saya tidak akan mempermasalahkan soal banyak tidaknya kehadiran umat pada saat menerima anggota baru gereja ini, untuk saya hubungan yang sangat pribadi antara kita dengan sang pencipta bukan berhenti pada  ‘acara’ penerimaan, tapi lebih penting bagaimana hidup selanjutnya harus berbuah karena mereka sekarang menempel pada ‘pokok anggur’.

Setiap menghadiri misa baptisan baru, kita selalu disadarkan betapa kayanya dan dalamnya kasih Tuhan bagi kita. Menghadiri misa baptisan setahun sekali, saya bisa menangis diam-diam sepanjang misa. Kenapa? Karena disaat keheningan dimana tidak gaduh karena banyak umat, saya bisa menghayati dan mengulang kembali janji baptis saya. Kucuran air baptisan yang suci menghapuskan dosa dan kebiasaan lama kita. Kita juga diingatkan kembali kekuatan Sakramen Pengakuan Dosa dengan mengulangi doa tobat, sungguh saya orang berdosa yang memohon belas kasihan Tuhan senantiasa. Bahkan selesai baptisan dewasa, kita juga diingatkan janji pernikahan kita untuk diteguhkan kembali karena umumnya ada saja baptisan dewasa yang perlu memperbarui janji nikahnya dan mengukuhkan perkawinan mereka kembali dihadapan Tuhan. Senangnya melihat pasutri ini yang kemudian bisa senantiasa menikmati Perjamuan Tuhan bersama-sama seluruh umat, tidak lagi datang ke misa sendiri seperti sebelumnya . Bersama-sama pasangannya menjalankan hidup perutusan yang baru sampai maut memisahkan mereka. Hiks…

And last but not least… semua ditutup dengan perayaan puncak Ekaristi, dimana persembahan dihantarkan oleh semua baptisan baru, mereka bukan hanya menghantarkan lilin, buah dan anggur serta hosti. Tapi mereka dan bersama umat yang hadir bersama-sama mempersembahkan sisa hidup kita semua  untuk memuliakan Tuhan. How great Thou art… how great Thou art…

Kembali kepada bacaan Injil hari ini, Elia, Yohanes Pembaptis bahkan Yesus, tidak dikenali umat Yahudi saat itu, padahal kedatangannya sudah dinubuatkan sejak lama. Kedatangan mereka pun diharapkan menjadi ‘jalan keluar’ umat saat itu. Tapi manakala kehadiran mereka berbeda dari harapan umat, kecewalah mereka. Tak kenal maka tak sayang. Mereka tidak mengenal maksud Allah, maka umat Yahudi tidak mengenali maksud kedatangan utusan-utusanNya ini, bahkan menyesah mereka, bahkan menyalibkan Yesus hingga wafat di kayu salib.

Inilah bedanya baptisan dewasa dan baptisan bayi. Baptisan dewasa meluangkan waktu setahun  untuk mengenal siapakah Allah dan segala karyanya di bumi ini serta bagaimana kita sebagai mahluk ciptaanNya perlu menanggapi panggilanNya. Sehingga dengan penuh kesadaran mereka memutuskan kesiapan diri untuk menerima dan percaya Allah Tri Tunggal dalam Gereja Katolik dalam hidupnya. Bandingkan dengan kita-kita yang dibaptis dari bayi, belum tentu mendapatkan apalagi meluangkan waktu memahami pengajaran tentang Ajaran Gereja seperti mereka. Walhasil, buah yang dihasilkan pun berbeda, karena kita kurang mengenal Allah Tri Tunggal dan kurang memahami apa yang menjadi tugas perutusan kita di dunia. Marilah kita mempersembahkan sisa hidup kita untuk memuliakan Dia melalui setiap kata, perbuatan dan buah pikiran yang membawa manfaat bagi banyak orang.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 17:10-13

“Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis”

2 Comments

  1. makasih ya…reply nie,,
    islam dimana2 smua sma, tiada yg beza, islam itu sendiri yg membawa maksud penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah tanpa sebarang syirik(penyembahan ciptaan),,
    saya tertarik ya dgn statement tuan blog ini..xkan laa saya mahu sebut puan blog..dlm bahasa melayu kami ia merujuk kepada tuan kepunyaan blog ini…
    maaf yaa..kerana membenarkan saya menulis komen d blog ini…
    ayat puan ialah
    “Saya tidak (pernah) menyebutkan bahwa agama anda membenci kami atau kami membenci agama anda, wah salah besar itu”

    tidak saya cuma berharap tiada berlaku permusuhan dan berusaha kearah hormat sesama manusia biarpun berlainan agama..sepertimana Nabi Muhamad kami selalu lakukan,,

    biar saya mengundur diri dan berjuta2 saya memohon maaf jika ada terguris hati puan maklumlah saya insan yang banyak dosa jadi saya sendiri kena memohon kepada Allah tanpa sebarang perantaraan. dosa kita kita sendiri tanggung setuju kan..ALLahualam…

    يا الله ، تدليني على الطريق هذا حق من حقوق الإنسان

    • salam kenal untuk rekan axeel dari malaysia, kalau semua orang mlihat indahnya perbedaan seperti anda, pasti surga sudah didepan mata kita dan rasanya kita gak perlu cepat-cepat meninggalkan dunia ya. Hehehe.. nice meeting and chatting with you, bro. Maaf tidak semua saya tayangkan, bs lewat japri saja kan? Maksudnya japri : jaringan (email) pribadi.
      Doaku untuk anda dan keluarga agar sehat senantiasa dan menjadi pembawa berkah dan amanah dimanapun juga.

Leave a Reply

Required fields are marked *.