Sebagai nara sumber, lebih kepada posisinya sebagai pengamat dan bukan praktisi, Rm Al.Andang L Binawan SJ – Vikep KAJ, menjelaskan berbagai hal sehubungan dengan hukum gereja Katolik terhadap segala pertanyaan seputar yoga, prana dan reiki. Seminar diadakan oleh BPK PKK KAJ, melalui teman-teman pengusaha yang bergabung di PERDUKI chapter selatan di Menara Gracia Kuningan, Sabtu 05 Desember 2009. Berikut beberapa catatan dari kawan saya Izak Jennie, CIO nya JATIS, yang bertugas jadi moderator pada seminar tersebut.
Romo Andang adalah Romo muda, 45 tahun, datang sambil tersenyum dan menyalami semua orang dengan baju santai dan mengenakan sandal. (red: itu seragam romo, jangan ngeledek ya zak hehe) Sementara kita semua mengenakan batik rapih komplit dengan resmi. Well, saya sendiri agak lupa bahwa Romo Andang di kenal sebagai “Romo Sampah” — karena kerjanya mengurusi sampah di Jakarta (dalam arti harafiah!).
Acara di mulai dengan kata pembukaan dari ibu Elisabeth, sebagai ketua Perduki Chapter Selatan I. Beliau berterima kasih atas bantuan berbagai pihak dan semoga acara berlangsung dengan baik. Kemudian diteruskan dengan lagu puji-pujian dan nyanyian oleh bintang tamu, Lisa A. Riyanto. Agak kaget melihat Lisa di sana, apalagi di saat yang sama Lisa bersaksi singkat tentang kehidupannya dan dalam 3 tahun terakhir ini menemukan Tuhan. Lisa bercerita bahwa ia saat ini sedang membantu panti asuhan dan mengajak mereka membuat rekaman CD dan meminta umat membelinya dalam rangka mencari dana. Yang agak menarik, Lisa menyanyikan lagu kedua.
O Lord my God
O Lord my God! when I in awesome wonder
Consider all the worlds Thy hands have made,
I see the stars, I hear the rolling thunder,
Thy power throughout the universe displayed:
Then sings my soul, my Savior God, to Thee:
How great Thou art, how great Thou art!
Then sings my soul! my Savior God, to Thee:
How great Thou art, how great Thou art!Oh Tuhanku, bila ku terpesona
Merenungkan ciptaanMu semua
Kusaksikan bintang, guruh, angkasa
Tanda kebesaranMu semuaAku memuji kebesaranMu:
Sungguh besar Kau Allahku!
Aku memuji kebesaranMu:
Sungguh besar Kau Allahku!Untuk mendengarkan lagunya, bisa masuk ke website ini: http://rosemck1.tripod.com/hgta.html
Adalah tugas saya untuk membacakan pertama kali CV dari Romo Andang. Saya sudah membaca CV Romo Andang malam sebelumnya, dan harus saya akui cukup impresif. Ini CV-nya:
- S1 Filsafat di STF Driyarkara
- S1 Teologi di Sanata Dharma
- S2 Hukum Gereja di Catholic University of America, Washington, DC
- S2 Etika Terapan di Katholieke Universitelt Leuven, Belgia
- S3 Hukum Gereja di Katholieke Universitelt Leuven, Belgia
- Internship program for Human Rights di Pax Romana, Geneva Swiss
Dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Tim Relawan Kemanusiaan pasca kerusuhan (1998/1999)
- Pengajar di STF Driyarkara
- Vikaris Episcopalis (Vikep/Wakil Uskup) untuk kelompok kategorial
- Mendorong kepedulian lingkungan hidup/sampah pada KAJ (Keuskupan Agung Jakarta)
- Membantu Tribunal KAJ (Pengadilan Gereja)
- Di luar lingkup gereja, juga membantu Peradi (Persatuan Advokat Indonesia) DPD DKI Jakarta sebagai majelis kehormatan kode etik, juga membantu GEMASH (Gerakan Masyarakat Peduli Sampah) Jakarta.
Wow — sibuk sekali Romo yg satu ini. Dan saya bilang kepada para hadirin bahwa dengan S1 di Filsafat dan Teologi, S2 Etika Terapan, serta S2 dan S3 Hukum Gereja — harusnya hari ini kita mendapatkan seorang narasumber luar biasa dan bisa kita tanyakan apa pun berkaitan dengan topik pagi ini. Setelah itu saya mempersilakan Romo Andang untuk memulai seminarnya.
Romo Andang mulai dengan memberikan definisi Yoga, Prana, Reiki dan asal muasalnya masing-masing.
Yoga berarti penyatuan dengan alam, atau penyatuan dengan Sang Pencipta. Berasal dari India dengan latar-belakang ajaran Hindu yang menekankan meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.
Prana berarti vital life atau pusat kekuatan kehidupan. Prana juga berasal dari India yang berdasarkan pada tradisi Hindu.
Romo Andang meminta kita mencatat bahwa ada latar belakang Hindu yang terlibat di sini.
Reiki sendiri berasal dari dua kata Rei dan Ki (chi). Rei adalah Alam Semesta dan Chi adalah Energi Kehidupan. Atau bila di gabung berarti Energi Kehidupan yang tersedia di Alam Semesta.
Reiki Tummo: sebuah tehnik yang mengelola kedua jenis energi yaitu energi alam semesta ( yang diakses dari cakra mahkota ) dan energi kundalini. Reiki ini berasal dari Jepang, di mulai oleh Mikao Usui yang selama 21 hari melakukan meditasi untuk mengumpulkan energi di sekitar kita dan memakainya untuk kebutuhan diri kita.
Sebelum Romo Andang mulai melakukan analisa mengenai hal-hal di atas, beliau meminta kita kembali kepada katekismus Gereja Katolik/ajaran-ajaran Gereja Katolik yang di tulis dan telah di terjemahkan ke bahasa Indonesia. Beliau mengutip beberapa ajaran gereja, saya tidak akan mengambil semuanya, karena makalah Romo Andang bisa di lihat di sini.
Seluruh Katekismus Gereja Katolik bisa di lihat di http://www.teologi.net/toc.htm dan sudah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kalau kita lihat nomor 2110 s/d 2128, topiknya adalah “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”
Beberapa kutipannya;
2110 Perintah pertama melarang menghormati allah-allah lain di samping Tuhan yang Esa, yang telah mewahyukan Diri kepada umat-Nya. Ia melarang takhayul, dan ketidakpercayaan. Takhayul boleh dikatakan satu religiositas yang berlebihan;
dan tidak normal; ketidakpercayaan terlalu sedikit, satu kebiasaan buruk yang berlawanan dengan keutamaan menghormati Allah.
2112 Perintah pertama mengecam keberhalaan. Diminta dari manusia supaya hanya beriman kepada Allah, dan bukan kepada allah-allah lain, dan supaya tidak menghormati allah-allah lain di samping Allah yang Esa. Kitab Suci mendesak terus-menerus untuk menolak berhala-berhala. Berhala-berhala ini “hanyalah emas dan perak, buatan tangan manusia.
“Mereka mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berbicara, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat”. Berhala-berhala yang tidak bertenaga ini membuat orang menjadi tidak bertenaga: “Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya” (Mzm 115:4-5, 8)
2113 Pemujaan berhala tidak hanya ditemukan dalam upacara palsu di dunia kafir. Ia juga merupakan satu godaan yang terus-menerus bagi umat beriman. Pemujaan berhala itu ada, apabila manusia menghormati dan menyembah suatu hal tercipta sebagai pengganti Allah, apakah itu dewa-dewa atau setan-setan (umpamanya satanisme) atau kekuasaan kenikmatan, bangsa, nenek moyang, negara, uang, atau hal-hal semacam itu.
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” demikian kata Yesus (Mat 6:24). Banyak martir yang meninggal karena mereka tidak menyembah “binatang”
2115 Allah dapat mewahyukan masa depan kepada para nabi dan orang-orang kudus yang lain.
Tetapi sikap Kristen ialah menyerahkan masa depan dengan penuh kepercayaan kepada penyelenggaraan ilahi dan menjauhkan diri dari tiap rasa ingin tahu yang tidak sehat.Siapa yang kurang waspada dalam hal ini bertindak tanpa tanggung jawab.
2116 Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat “membuka tabir” masa depan.
Bdk. Ul 18:10; Yer 29:8.
Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah.
2117 Semua praktik magi dan sihir, yang dengannya orang ingin menaklukkan kekuatan gaib, supaya kekuatan itu melayaninya dan supaya mendapatkan suatu kekuatan adikodrati atas orang lain -biarpun hanya untuk memberi kesehatan kepada mereka – sangat melanggar keutamaan penyembahan kepada Allah.
Tindakan semacam itu harus dikecam dengan lebih sungguh lagi, kalau dibarengi dengan maksud untuk mencelakakan orang lain, atau kalau mereka coba untuk meminta bantuan roh jahat. Juga penggunaan jimat harus ditolak. Spiritisme sering dihubungkan dengan ramalan atau magi.
Karena itu Gereja memperingatkan umat beriman untuk tidak ikut kebiasaan itu. Penerapan apa yang dinamakan daya penyembuhan alami tidak membenarkan seruan kepada kekuatan-kekuatan jahat maupun penghisapan orang-orang lain yang gampang percaya.
Menyimpulkan dari penjelasan Romo Andang, saya mencoba menjelaskan dengan kata-kata sendiri apa yang saya dapatkan dari seminar tersebut.
Kita kembali kepada lagu di atas, “How Great Thou Art”. Itu adalah pernyataan bahwa kita mengagungkan dan memuja Allah kita. Allah satu-satunya yang maha tinggi. Allahu Akbar! Kita bisa menyebutnya seperti saudara-saudara kita yang lain. Haleluya! Sama saja. Namun degradasi Allah untuk coba di mengerti manusia menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi Gereja Katolik.
Gereja Katolik tidak mengharamkan energi, bahkan dengan sadar mengakui bahwa ada energi-energi di sekitar kita yang dapat kita pakai untuk dapat di manfaatkan bagi kehidupan. Saat seorang umat Katolik peserta Yoga/Reiki/Prana mendapatkan kesembuhan atau merasa lebih baik karena energi yang dilakukan, apakah peserta tersebut merasa mendapatkan kesembuhan karena dia mengerti bahwa ada metode yang sedang di pelajari, atau dia merasa bahwa dia telah berhasil “memanggil Tuhan”? Ini dua hal yang berbeda. Saya berikan sebuah analogi. Pada saat seorang dokter belajar cara mengoperasi pasien jantung, sehingga si pasien dapat tetap hidup — pasien tersebut pasti berterima kasih kepada Tuhan karena di berikan mukjijat kehidupan. Dan pasien tersebut berterima kasih karena Tuhan membimbing tangan sang dokter saat melakukan operasi. Tetapi, sangat pasti bahwa si pasien tidak akan pernah menganggap sang dokter sebagai Tuhan! Ini yang harus di pahami oleh umat Katolik saat mempelajari hal-hal tersebut.
Semua energi tersebut adalah karunia Tuhan, semuanya di berikan oleh Tuhan dan Tuhan berharap kita bisa memakai energi tersebut seperti halnya sumber-sumber lain yang ada di dunia. Tuhan memberikan tumbuhan, alam semesta, dan hal-hal yang tidak kasat mata seperti halnya energi. Semuanya tentu dapat di pergunakan untuk kepentingan manusia. Tetapi menganggap sesuatu yang tidak kasat mata tersebut sebagai pengganti Tuhan, itu yang di minta untuk di cermati oleh semua umat Katolik.
Setiap hal ada peruntukannya. Seperti analogi yang di berikan oleh Romo Andang soal pisau dan seks. Pisau untuk banyak orang dewasa menjadi hal yang penting dan dibutuhkan. Tetapi kita selalu bilang ke anak-anak kita supaya jangan memegang pisau, karena di ketidaktahuannya kita khawatir anak kita melukai diri sendiri. Demikian juga dengan seks. Kita juga sangat hati-hati mengajarkan seks untuk anak-anak kita, karena walau pun hal tersebut sebagai sesuatu yang baik, kita harus memastikan bahwa mereka mengerti maksud dan tujuannya.
Itu sebabnya penting bagi kita untuk mengetahui maksud dan tujuan dari Yoga/Prana/Reiki dan kemudian memastikan bahwa apa yang kita lakukan tidak bertentangan dengan agama Katolik. Karena bagaimana pun agama adalah suatu hal hakiki yang paling penting dalam kehidupan kita. Apakah kita yakin bahwa iman kita cukup kuat untuk mengikuti hal-hal tersebut? Apakah secara iman, kita ini anak kecil atau orang dewasa? Dapatkah kita memilah-milah mana hal-hal yang sesuai dengan iman Katolik dan mana yang bertentangan dengan iman Katolik?
Sehingga, untuk hal-hal di atas, Gereja Katolik membagi menjadi dua:
- secara metoda
- secara ajaran
Secara Metoda
pada dasarnya bersifat ‘netral’ meski harus dipergunakan dengan hati-hati/waspada karena di satu sisi bisa memberi ‘kesan’ pada orang lain dan di sisi lain bisa membawa kita ke ajaran yang berbeda atau bertentangan dengan iman kita.
Pengertian metoda adalah cara atau proses untuk mencapai sesuatu. Saat kita menginginkan kesembuhan atau perbaikan kesehatan, kita mengikuti Yoga/Prana/Reiki dan mempelajari metodenya untuk mencapai hal tersebut. Selama kita bisa membedakan antara metoda dan ajaran, maka semua hal tersebut tetap aman-aman saja untuk di ikuti. Karena di dalam metode tersebut, biasanya terselip ajaran-ajaran yang sangat mungkin bertentangan dengan Gereja Katolik.
Secara Ajaran
banyak ajaran yang tentunya tidak bersesuaian dengan ajaran Gereja Katolik, khususnya tentang Tuhan
Ajaran-ajaran yang terselip di dalam kegiatan tersebut sangat mungkin bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik, terutama tentang Tuhan. Seakan-akan keselamatan berasal dari energi dan bukan dari Tuhan, apalagi dari Yesus Kristus. Pemahaman mengenai energi inilah yang harus di mengerti oleh umat Katolik bahwa semua energi ini juga adalah ciptaan Tuhan dan seperti sumber-sumber daya dunia pada umumnya, dapat berguna dan digunakan oleh manusia untuk kepentingannya. Tetapi energi bukan Tuhan. Keselamatan berasal dari Yesus Kristus.
Karena itu sikap Gereja Katolik, seperti di utarakan oleh Romo Andang, menjadi sangat jelas:
- tidak menolak (atau malah mengutuk) begitu saja
- tetapi juga tidak mempromosikan
- melainkan mencoba memilah dan mengkritisinya
- serta meminta umatnya (sungguh) berhati-hati
Supaya umat Katolik dapat mewaspadai gerakan-gerakan ini, sebaiknya secara komunitas hal-hal ini sering di diskusikan sehingga antar para umat Katolik mempunyai pemahaman yang lebih seragam dan dapat menguatkan dan menjawab kebingungan dari umat itu sendiri. Karena di lihat dari banyaknya pertanyaan di seminar tersebut, terlihat bahwa cukup banyak keingintahuan mengenai hal ini beredar di umat. Moga-moga kita semua tidak lupa untuk selalu mengingat bahwa Yesus Kristus adalah jalan keselamatan bagi kita.
Tuhan memberkati -izak
December 10, 2009 at 4:06 pm
punten~
saya pembaca setia Fiat Voluntas Tua, saya sangat berterima kasih karena blog ini terus memberikan kontribusi pada setiap harinya.
keep posting yah!!
1 hal lagi, saya bisa minta alamat email ibu ngga?
ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.
email saya sudah tercentum disini.
terima kasih.. Tuhan Memberkati.
January 7, 2010 at 7:46 am
ada satu kalimat bijak yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia : AKU NGERI LIHAT ORANG SEBUKU” artinya betapa ngeri melihat orang yang terjebak pada suatu paradigma ajaran. Dari kalimat itu kita diajak untuk mengerti bahwa kebesaran Tuhan itu tidak akan termuat kalau ditulis hanya dalam satu buku saja. Maka kita bisa membaca/ mempelajari buku yang lain agar kita bisa mengerti. Banyak hal di dunia ini yang belum kita mengerti. Baik buruk, untung rugi dsb. Semua ajaran yang mengarahkan manusia pada kesehatan jasmani dan rohani masih mungkin ditemukan dimana saja. Jangan gelisah karena hidup ini masih terus belajar, kadang salah kadang benar dsb. yang penting kita sadar bahwa kita punya Yang Maha Kasih, yang merusak kasih itu bisa kita/ lembaga dengan segala kepentingannya. Kita tolak ajaran itu bila menggelisahkan kita dan bertujuan merusak ciptaanNya. Sekian maaf kalau salah. Rahayu Sagung Dumadi/ Salam sejahtera untuk semua ciptaan.