SURAT GEMBALA ADVEN 2009
Saudari-saudara terkasih, seluruh umat Keuskupan Bandung,
Masa Adven 2009 kita mulai pada hari ini Minggu, 29 November. Pada waktu ini saya sedang dalam perjalanan mendampingi Cardinal Jean Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Hubungan Antaragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue) dalam perjalanannya di Indonesia. Di dalam perjalanan ini terpikir, betapa saya telah meninggalkan Keuskupan Bandung cukup lama. Dengan surat ini saya ingin menyapa umat Keuskupan Bandung yang terkasih.
Sejak hari Selasa, 24 November 2009, Bandung saya tinggalkan untuk mengadakan perjalanan cukup lama, karena saya baru akan sampai di Bandung lagi 1 Desember 2009. Tugas ini berkaitan dengan penunjukan saya sebagai anggota dari Dewan Kepausan untuk Hubungan Antaragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), dan perutusan dari Konferensi Waligereja Indonesia. Selama waktu tersebut Cardinal Tauran mengadakan kunjungan pastoral sekaligus official di Indonesia. Cardinal Tauran singgah di beberapa kota: Jakarta, Denpasar, Makasar dan Yogyakarta. Maksud kunjungan itu tentu berkaitan dengan tugas pokoknya memajukan dialog antaragama di Indonesia. Saat ini saya sedang berada di Makasar.
Selama saya di Bandung saya menyaksikan sudahlah banyak usaha-usaha dialog antar agama dilakukan dalam berbagai macam kesempatan, agar persaudaraan sejati benar-benar terwujud di antara warga masyarakat kita. Saya berharap semoga dengan demikian umat Allah Keuskupan Bandung semakin menjadi komunitas hidup, yang mengakar, mekar dan berbuah di Jawa Barat. Janganlah harapan itu putus karena kesulitan, tantangan dan ancaman yang muncul di hadapan kita. Justru sebaliknya, hendaknya menjadi semakin kokoh, agar dialog antar agama sungguh teruji, dan kita yakini menjadi cara dewasa menjadi Indonesia.
Dalam berbagai pembicaraan Cardinal Jean Louis Tauran menegaskan, bahwa dialog bukan sesuatu pilihan, melainkan suatu kebutuhan yang harus dilakukan untuk membangun masa depan lebih baik. Membangun hidup bertetangga yang baik merupakan suatu bentuk dialog, yang dapat diperteguh dengan melaksanakan karya-karya kemanusiaan secara bersama-sama. Dialog kehidupan dan dialog karya tersebut tentu akan semakin kuat bila mendapatkan dasar-dasar teologi, yang dihayati bersumber dari hidup rohani yang dalam, serta diamalkan dalam hidup sehari-hari.
Masa Adven ini pun dapat kita jadikan kesempatan bagi kita untuk mendalami makna dialog, karena Allah pun mengadakan dialog dengan manusia dengan cara sangat manusiawi, ketika Firman-Nya menjadi manusia dan diam di tengah-tengah kita. Dengan demikian keselamatan Allah menjadi peristiwa sejarah manusia, karena dengan dialog kita membangun persaudaraan sejati melalui proses hidup bersama dalam semangat silih asih, silih asuh, silih asah, agar sebagai warga masyarakat kita semakin mampu untuk bersaudara. Untuk mendalami makna dialog tersebut naskah yang ditulis oleh H. Witdarmono dalam KOMPAS, 28 November 2009, dapat membantu kita (Lh. http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/28/03565647/kardinal.tauran.bangun.dialog.antaragama)
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Tugas-tugas yang kita lakukan memang bisa menempatkan kita satu sama lain di tempat yang berjauhan, namun kita pun sadar, bahwa dalam Allah yang ada beserta dengan kita, kita selalu dekat satu sama lain. Dalam doa pun kita semakin yakin bahwa Allah itu baik bagi semua orang.
Semoga pintu hati kita dapat kita buka lebar-lebar untuk menyambut kedatangan Kristus Tuhan, yang kita rayakan pada hari Natal 2009 ini.
Salam, doa dan Berkat Tuhan,
+ Johannes Pujasumarta