“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi”
Jika direnungkan dengan sungguh, nampaknya benar apa yang dikatakan Yesus ini, bahwa apa yang kita katakan, bagikan, wartakan bahwa Tuhan Yesus adalah pembawa damai, tetapi mengapa justru timbul perpecahan sesama Katolik sendiri, akibatnya ada Katolik Roma, Katolik Anglikan, Katolik Orthodoks, kemudian ada Protestan, Kristen Calvinis, Kristen Lutheran, Kristen Timur dan seterusnya, hal ini menciptakan konflik antara Kristen dan katolik yang terus berlangsung, perselisihan Kristen dan agama lain, dan sebagainya, maka dimanakah letak Yesus sebagai juru damai itu, bukankah ini roh perpecahan?
Jika dikatakan Tuhan Yesus adalah roh pemersatu, seharusnya seluruh umat Kristen ini bersatu dengan satu Gereja, satu paham atau satu denominasi, tetapi nyatanya hampir setiap saat muncul denominasi baru dalam Yesus, hanya karena ada perbedaan paham diantara para pemimpin Gereja, demikian juga Katolik Roma, walaupun tampak luar berwajah sama tetapi spirit atau roh di dalamnya sangat berbeda, sadarkah kita?
Kita selalu mengatakan Yesus adalah juru selamat, tetapi masih banyak diantara kita yang masih takut mengaku sebagai orang Katolik atau Kristen, terutama mereka yang memiliki kepentingan politik atau punya jabatan politik pasti menghindar untuk datang ke pertemuan yang diselenggarakan oleh Gereja atau lembaga yang berbau Kristen atau Katolik, dengan alasan kuatir menjadi korban politisasi dan menjadi tidak selamat, sungguh aneh.
Hal ini sangat terasa ketika rapat kerja bersama komisi dan pemikat yang baru lalu di puncak, masih terasa sekali para aktivis atau pelayan-pelayan Allah ini menganggap kehadiran kelompok-kelompok kategorial sebagai pengganggu atau pengacau kemapanan, padahal seharusnya kehadiran mereka dianggap sebagai mitra kerja dan pelengkap kekurangan tenaga pelayanan yang seharusnya dirangkul, bukan sebaliknya.
Demikian juga semangat kebersamaan saling menolong atau saling memajukan sebagai murid Tuhan Yesus diantara paroki-paroki, dekenat-dekenat dan keuskupan-keuskupan , masih sangat lemah, yang tampak justru persaingan, perbedaan dan pertentangan. Keluhan teman-teman dari panitia pembangunan Gereja mengenai sulitnya untuk meminta sumbangan dari paroki lain, apalagi jika itu dilakukan lintas keuskupan, anehnya hal ini sangat dimaklumi.
Pesan, teguran atau sindiran Yesus diatas sangatlah pas untuk kondisi kita dari jaman ke jaman, dan hendaknya kita terus menyadari hal ini, mau membuka diri dan koreksi yang salah menjadi benar, semua itu harus dimulai dari kita sendiri, karena tidak mungkin dimulai dari orang lain. Selanjutnya tugas perutusan kita adalah mengembalikan jatidiri Yesus yang sesungguhnya, yaitu sebagai sumber kedamaian, keselamatan, kebahagiaan dan juga lambang persatuan. [Samsi Darmawan]
==============================================================================================
Bacaan Injil Luk 12:49-53
“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.”