“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat”
Kalau ada sesi tanya jawab di beberapa seminar iman katolik yang saya hadiri, sering sekali terdengar pertanyaan “Romo, boleh tidak kalau dilakukan begini, begitu… karena ini dan karena itu? Misalnya : boleh tidak kalau kita berdoa tanpa membuat tanda salib? Berdosakah? Haruskah kita mengaku dosa karenanya? Setiap kali mendengar pertanyaan yang dilontarkan dengan kata ‘boleh tidak’ atau ‘bolehkah”, saya jadi bertanya kepada diri sendiri sudah sampai manakah tingkat kedalaman imanku sehingga tidak perlu mempertanyakan lagi mana yang boleh dan tidak boleh.
Seorang yang mengenal Tuhan dengan segala kepribadiannya tentu tahu persis apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Sama halnya seorang suami istri yang begitu saling mengenal satu sama lain, mereka bisa membaca gelagat dan gerak-gerik pasangannya manakala dimintakan suatu pendapat.Seorang istri bisa memperkirakan apakah reaksi suaminya saat ia makan, diganggu telpon masuk ingin berbicara dengannya. Ia tidak akan bertanya lagi “mas, mau gak terima telpon dari si anu?” Tidak lagi bertanya bolehkah menerima telpon saat makan dengan keluarga.
Maka pada kesempatan ini marilah kita memeriksa kadar kedalaman hubungan kita dengan Tuhan kita. Apakah masih dalam tataran kulitnya saja, masih dalam tata aturan dan tata perilaku normatif yang aftifisial dan tampak luarnya saja? Masih bertanya-tanya dosakah bila aku melakukan ini dan itu, atau masih bimbang dan ragu apakah yang kita lakukan itu salah atau tidak. Ataukah kitasudah memiliki kedalaman yang sungguh terjalin erat sehingga kita tahu persis kira-kira seperti apakah hasil yang Tuhan inginkan dalam setiap tingkahlaku dan perkataan kita. Tidak lagi bertanya tentang boleh tidaknya sesuatu hal dilakukan demi kemuliaan Tuhan dan demi kasih atas sesama kita . Marilah kita menjadi insan umat beriman yang mengasihi Tuhan kita sepenuh hati sampai sedalam-dalamnya, sehingga kita sudah ‘tahu diri’ dan sangat paham mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan karena hal itu mendukakan hati Nya.
===============================================================================================
Bacaan Luk 6:6-11
“Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri.Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus”