“Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis “
Hari ini Misa pagi retreat pewarta dan pengajar BPK PKK KAJ di cipanas, dipimpin romo Andang SJ, Vikep KAJ, kami diajak merayakan pesta Yohanes Pembaptis. Seorang kudus yang kelahirannya pun telah dipersiapkan untuk membuka jalan bagi Sang Juru Selamat. Dari semenjak dalam kandunganpun ia sudah merasakan kehadiran Tuhan, saat ibunya Elisabet bertemu Maria yang mengandung bayi Jesus ia melonjak kegirangan. Saat mulai pelayanannya, ia mempertobatkan banyak orang dan membaptis dengan cara yang berbeda dengan tata cara yang umum. Kehidupannya juga jauh dari kenyamanan, kaul kemiskinan sudah dianutnya terlebih dahulu. Sehingga kehidupan nya merupakan kesaksian kebenaran akan Jalan Tuhan.
Herodes pun terkagum-kagum dengan perkataan Yohanes Pembaptis, karena kesederhanaannya dan kesaksian hidupnya maka yang ia wartakan adalah kebenaran. Herodes sering merasa bimbang karena yang diucapkan Yohanes memang kebenaran, maka kebenaran itulah yang membuat ia bimbang diantara kehidupan nyata Herodes. Ia sadar bahwa memang kelakuannya tidak benar dan Yohanes mengingatkannya untuk kembali kepada kebenaran. Kesaksian hidup Yohanes Pembaptis justru membuat Herodes.
Dalam homilinya, romo Andang mengajak kami para pewarta dan pengajar untuk berani membangun hidup yang penuh dengan kesaksian nyata. Sehingga dengan kualitas kehidupan kita, kita telah memeprsiapkan jalan bagi Tuhan. Apa yang kita wartakan melalui karya dan juga melalui berbagai pewartaan dan pengajaran seolah seperti membantu Tuhan untuk mengetuk pintu hati orang lain. Begitu hatinya terbuka dan menerima kesaksian pewartaan kita, bukan kita yang mewartakan diri, tapi justru Tuhan lah yang masuk kedalam hatinya.
Kelemahan pewarta umumnya adalah mewartakan dirinya lebih banyak, lebih penting dari pada mewartakan Yesus. Maka kita tidak perlu memenggal dan mengorbankan kepala seperti Yohanes Pembaptis dalam rangka mempersiapkan Jalan Tuhan, kita hanya perlu memenggal dan meninggalkan ego kita, mengesampingkan diri dan mempersilahkan Tuhan masuk kepada hati orang lain. Dialah yang harus diwartakan, bukan dirinya sendiri. Maka marilah kita menjadi pewarta Kabar Baik dengan mewartakan Tuhan melalui kehidupan nyata dalam karya yang terbaik. Sehinga apa yang kita sampaikan merupakan kebenaran dan membuat orang lain disapa dan membuka hatinya bagi Jesus. Inilah semangat Yohanes Pembaptis yang setia dalam mempersiapkan jalan Tuhan bagi setiap orang melalui kehidupannya.
Ooops ada yang perlu disyukuri pada Misa pagi ini. Hari ini genap sudah22 tahun Tuhan menyertai perkawinan kami. Puji syukur Tuhan yang telah memberikan kesempatan untuk membangun 22 tahun mahligai perkawinan bersama suami. Honey, thanks for being such a lovely husband who is so patient, always supporting my vision and always stay around me during rainy and sunny days.
================================================================
Bacaan Mrk 6:17-29
“Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau
menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan”