Fiat Voluntas Tua

Bijaksana dengan Menabung

| 0 comments

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Seperti gadis-gadis yang bijaksana itu, maka dengan mempunyai tabungan ternyata membuat hidup menjadi indah sekali dan sangat membantu, tetapi untuk memulai bisa menabung ternyata bukan persoalan mudah, selalu ada banyak alasan untuk tidak melakukan atau menghindarinya, mulai dari gaji kecil, masih banyak keperluan, harus membantu orang tua, adik-adik, cicilan dan lain sebagainya, ternyata sayapun demikian.

Ada seorang kenalan yang 10 tahun lalu hidupnya biasa saja, mungkin keadaan ekonominya ketika itu tidak sebaik saya, tetapi sekarang menurut kacamata saya, kondisi dia sudah sangat maju dan mungkin dua atau tiga kali lebih baik dari saya. Dulu rumahpun masih mengontrak, sekarang sudah punya ruko, bahkan rumah yang dikontrakan, kendaraan pribadi dan entah apa lagi, mengapa bisa demikian?

Dari hasil bincang-bincang yang ringan, dia memberi tahu rahasinya dan ternyata gampang sekali yaitu, begitu terima gaji setiap bulan langsung sisihkan 30% dan masukkan dalam tabungan atau deposito tanpa boleh di kutak-katik, kemudian harus pandai dan bijaksana menggunakan gaji yang 70% sisanya untuk biaya hidup, cukup tidak cukup harus cukup, termasuk kebutuhan sekunder dan kebutuhan hura-hura lainnya (tertier). Kecuali jika terjadi fource majeur, kalau ingin investasi gunakan tabungan itu tidak lebih dari 30% nya.

Diam-diam saya mencoba berhitung, misalnya dengan gaji 10 juta saja, lalu kami menyimpan 20% saja gaji/bulan maka pada akhir tahun akan ada 24 juta plus bunga bank, uang tersebut akan menjadi 25 juta, kemudian ditambah dengan tingkat kenaikan penghasilan 10% setahun plus bunga berbunga dari bank, maka dalam 10 tahun tabungan tersebut menjadi lebih dari 500 juta rupiah, jadi wajar saja kalau saat ini si kenalan tersebut sudah lebih maju dari saya, berkat kesabaran, disiplin dan cara yang bijaksana mengelola uang gaji tersebut dapat membuahkan hasil yang luar biasa, walau agak terlambat, kamipun menirunya.

Ini bukan mengajari untuk menabung, tetapi agar kita harus berjaga-jaga dalam menjalani hidup, karena kehidupan ini semakin mahal, dan tidak mungkin dijalankan tanpa uang, walaupun uang bukanlah segalanya. Selain itu perlu antispasi adanya kebutuhan-kebutuhan mendadak yang tidak kita ketahui datangnya, maka berubahlah untuk menjadi gadis-gadis yang bijaksana.

Janganlah bersikap seperti gadis-gadis bodoh yang tidak pernah mengantisipasi masa depan, maka saya kerap tidak bisa membantu teman-teman yang meminta pertolongan pinjam uang untuk sekolah anaknya atau bayar cicilan atau keperluan lain yang seharusnya bisa dipenuhi sendiri, tetapi dihabiskan untuk hal-hal konsumtif. Artinya bisa pergi wisata ke Bali sekeluarga tetapi tidak mampu membayar uang masuk sekolah anak-anaknya, atau mampu membelikan anaknya mobil, tetapi untuk bayar kartu kredit harus berhutang pada teman. Sungguh konyol. [Samsi Darmawan]

==================================================================

Bacaan Matius 25:1-13

“Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.