Artikel ini pernah dimuat di majalah Shalom Betawi edisi April 2006; saya upload karena relevan dengan bacaan hari ini- RA
Pada pertemuan APP minggu ke 3 umat katolik seKAJ merenungkan pentingnya mengambil sikap dalam mengatasi godaan terutama dalam hal ingin menjadi kaya. Yesus menyatakan bahwa kekayaan bisa menjadi penghalang dalam keselamatan dan juga dalam pemuridan. Kisah ini terjadi saat Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem , yaitu menjelang minggu palma. Ia dicari-cari seorang kaya yang sebenarnya ingin meminta konfirmasi bahwa ia layak masuk sorga karena sudah menjalankan seluruh aturan agama. Yesus menjelang akhir pelayananNya justru mengajarkan hal yang kontroversial yang membuat murid-muridnya tercengang.
Bagi orang Yahudi kekayaan adalah tanda bahwa seseorang diberkati karena dekat dengan Allah (Ulangan 28:1-14) dan orang yang miskin adalah orang yang melawan kehendak Allah, orang terkutuk (Ulangan 28:15-46). Begitu sulitnya orang kaya masuk sorga sampai dikatakan mustahil sehingga Yesus mengatakan, lebih mudah “Saya bawa unta masuk lewat lubang jarum”. Ilustrasi ini lah yang membuat kegemparan bagi murid-muridNya yang kental dengan tradisi Yahudi.
Dalam Injil hanya dua kali Yesus mengambil ilustrasi dengan menggunakan unta. Unta tidak jamak berada di tiap tempat di dunia ini, bahkan di Indonesia anda hanya menemukannya di kebun binatang atau Taman Safari. Sepertinya memang Unta di “disain” khusus oleh Allah untuk hidup di padang gurun (Yeh 25:5). Unta bisa bertahan untuk tidak minum berminggu-minggu dan sedikit makan rumput, tapi sekali dia minum bisa berember-ember air. Selain tahan hidup di padang pasir yang kering, unta lebih kuat dari kuda atau keledai dalam hal membawa beban (Kej 37:25; 1Raja10: 30:43; Ayub 1:3), lebih gesit dan tidak mudah tergelincir bila menempuh pegunungan terjal dan berbatu. Hal ini dimungkinkan karena alas kakinya seperti dilapis spons yang mampu menapak batuan tajam dengan lembut tanpa menimbulkan suara.
Saat penulis ditengah kegelapan malam dalam perjalanan mendaki ke puncak gunung Sinai (+1,700 m) yang terjal dan berbatu-batu dengan dingin yang begitu menggigit, tiba2 merebak bau yang menyengat diantara suara orang-orang berbahasa arab. Setelah senter diarahkan ke sumbernya, tampaklah puluhan unta dengan diam, duduk menanti perintah tuannya. Walaupun badannya tinggi dan besar, unta termasuk binatang jinak, bahkan nyaris tidak bersuara walau bergerombol. Unta hanya saling menyentuhkan hidungnya tanpa bersuara bila menyapa unta lain. Beda sekali dengan manusia ya? Karena kegunaannya maka unta sangat bernilai bagi suku2 yang hidup di padang gurun di timur tengah selain kuda dan keledai . Selain sebagai alat transportasi, unta digunakan oleh para pengirim berita ”kilat khusus” untuk mengantar surat perintah raja ( Ester 8:10). Karena kegesitannya unta juga digunakan untuk berperang ( Yes 21:7, 1 Sam30:17)
Bahkan unta-unta kerajaan ditandai dengan kalung emas (Hak 8:21,26) dan diperlakukan dengan sangat baik (Kej 24:31,32) kecuali oleh suku bangsa Yahudi. Karena bagi orang Yahudi unta adalah binatang haram, tidak boleh dimakan (Im 11:4) karena tidak berkuku belah. Unta tidak boleh dimakan, masuk tidak kosher, non halal. Sama seperti orang kusta, haram dan najis karena dikutuk Tuhan, jadi tidak boleh masuk kota. Bila mereka lewat kampung atau berjumpa orang-orang yahudi, maka dari jauh sudah harus membawa bunyi-bunyian dan berteriak-teriak bahwa mereka orang kusta supaya orang-orang lain menyingkir. Inilah yang menjadi ajaran kontroversial bagi murid-murid Yesus, bagaimana mungkin unta yang haram bisa masuk ke kota tempat tinggal orang Yahudi?
Lubang pintu yang disebut lubang jarum adalah bentuk umum lubang pintu orang Yahudi yang serupa dengan lubang jarum sempit memanjang. Tetapi pintu lubang jarum yang berada di tembok pembatas kota baru digunakan bila pintu gerbang kota ditutup setelah ”jam kantor”. Hanya penduduk kota yang bisa masuk lewat pintu lubang jarum yang dijaga tentara. Unta bisa lewat kah? Bisa sekali karena memang pintunya masih cukup tinggi untuk dilewati unta. Unta jelas sekali masih bisa lewat lubang jarum, tetapi penumpang dan barang-barangnya harus diturunkan terlebih dulu. Mengapa? Karena harus diperiksa oleh penjaga pintu, apakah ia penduduk kota dan barang-barangpun harus di ”screening” apa kena pajak atau tidak. Kalau penumpang atau bebannya tidak diturunkan dari onta maka rombongan jelas sudah pasti tidak akan dijinkan masuk melalui pintu penjagaan tersebut. Setelah mengalami pemeriksaan, unta pun harus ditarik masuk kedalam lubang jarum, karena ia binatang jinak yang tidak akan berjalan sendiri tanpa diperintah apalagi melalui jalan sempit di lubang jarum.
Itulah yang dimaksud Yesus, lebih mudah bagi Yesus menarik unta masuk melewati pintu lubang jarum daripada membawa orang kaya masuk surga. Tidak ada yang mustahil bagi Yesus walaupun ia termasuk orang Yahudi tapi Ia adalah 100 % Allah yang memegang kunci pintu Surga. Unta akan diam saja bila barang-barang dan ikatannya dilepaskan, bahkan diam dan menurut untuk ditarik Yesus masuk lorong yang sempit dan gelap (pintu lubang jarum). Tapi orang kaya belum tentu rela melepaskan ikatan (pikiran) nya untuk terus menerus menambah kekayaan dan tidak pernah puas dalam kehidupannya. Juga akan sangat sulit untuk tetap ”diam” tidak berpikir akan hartanya, apalagi harus memikul salib kehidupan dalam melewati lorong gelap dalam hidupnya untuk mengikuti Yesus masuk KerajaanNya.
Kitapun sebenarnya haram dan najis di mata Tuhan, tidak layak masuk surga karena dosa-dosa kita. Tetapi karena kasih karunia Allah kita dibenarkan dan dipilih untuk ditarik masuk Kerajaan Allah. Untuk bisa masuk pun kita harus mau mengikuti Yesus masuk dalam lorong kegelapan dengan kepasrahan. Berani melepaskan segala pikiran didalam kita, termasuk pikiran-pikiran untuk menjadi (bertambah) kaya. Kita perlu punya sikap penurut dan jinak seperti unta, untuk bisa menjadi pengikut Yesus agar sampai pada kehidupan kekal.
Menjadi kaya bukanlah dosa, tetapi keinginan untuk menjadi kaya dengan melanggar hukum Allah, dengan mengurangi hak orang lain, itulah yang berdosa. Yang dibenci Tuhan Yesus adalah cara-cara atau keinginan menjadi kaya sehingga menjadi “berhala” karena cara mendapat kekayaan sering mengurangi hak orang lain atau menghalalkan segala cara sehingga bertentangan dengan kehendak Allah.
Yesus katakan orang miskin SELALU ada padamu (Mat 26:11), artinya lakukan sesuatu bagi orang miskin dengan kekayaanmu terus menerus. Miskin dan kaya adalah relatif, selalu ada orang merasa lebih (kaya) dibandingkan yang lain, demikian pula selalu ada orang yang lebih berkekurangan dari kita walau kitapun belum berkecukupan. Juallah dan berikanlah kepada yang miskin (Markus 10:21) jangan lah kekayaan atau kelebihan kita menghalangi karya Tuhan bagi orang miskin, orang-orang yang berkekurangan dibandingkan kita. Karena kekayaan juga adalah rahmat yang Tuhan percayakan kepada kita untuk digunakan menyenangkan hatiNya dengan berbagi dan melayani orang-orang yang lebih miskin dari kita.
Kita mungkin seperti orang muda tadi yang sudah menjalankan semua ritual agama, berdevosi dengan setia. Tetapi tidak memperhatikan yang paling mendasar, menyerahkan seluruh akal-budi, hati dan pikiran kita dan membangun relasi dengan Allah. Mari kita mau mengambil sikap rendah hati seperti unta agar boleh masuk ke dalam kota dengan taat pada pimpinan Roh Kudus. Hati yang dikuasai belas kasihan Tuhan pasti membuat kita mau ambil bagian dengan berbagi kepada orang miskin, berkarya bagi Tuhan melalui kekayaan kita. Sehingga pada akhirnya dengan tersenyum Tuhan akan menyambut kita, si unta tadi dan mengatakan ” Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:21).
==================================================================
Bacaan : Mrk 10:17-27
“Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid- Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid- Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan? ” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”