Fiat Voluntas Tua

Hukum Kasih: Tidak Berbantah

| 0 comments

“Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak”

hancurdalamSedih dan miris saat menyadari bahwa ledakan besar yang saya rasakan pagi itu di kantor berasal dari dua buah bom dari hotel di belakang kantor.  Dalam sekejap tempat sekitar lokasi mega kuningan penuh orang dan polisi langsung memasang police line.  Ambulans meraung-raung hilir mudik membawa para korban. Berbagai komentar terdengar di sekitar lokasi bahkan juga di berbagai milis, FB dan chat room.

Tragedi kemanusiaan terjadi lagi saat sekelompok orang memuaskan nafsu membunuhnya lebih besar dari rasa kasih yang ada. Sungguh mereka perlu dikasihani karena mereka tidak memahami apa arti tindakan itu. Kalau saja mereka bisa membaca dan mendengar komentar dan tangisan orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya, masihkah keinginan membunuh itu ada?

Nafsu membunuh tidak hanya menginginkan nyawa tapi juga bisa dalam bentuk membunuh masa depan orang lain, membunuh harapan dan kedamaian. Yang ada hanyalah kepuasan dalam menebarkan ketakutan belaka.  Jesus memilih menyingkir manakala nafsu membunuh dan emosi sudah membara diantara para musuhnya. Menyingkir dan menjauh dari musuhnya tapi tidak berhenti melakukan karya, Ia tetap melayani dan memberikan harapan serta kesembuhan bagi orang-orang disekitarnya.

Semoga kita semakin teguh dalam berkarya, tidak melayani perbantahan yang tidak memberikan kedamaian bahkan menimbulkan ketakutan semata. Tantangan kita semakin berat karena kepercayaan dunia menjadi surut atas bangsa ini. Kita telah gagal (lagi) menjamin kedamaian dan membuktikan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang menghargai kerukunan. Mari tanamkan kasih semakin besar dan semakin nyata dalam kehidupan dan karya kita sehari-hari melalui apapun juga yang kita lakukan. Bukan hanya kepada orang-orang yang kita sayangi, tapi juga kepada orang yang tidak pernah merasa dikasihi dan membenci kita.

Justru disaat tipisnya harapan, hancurnya kepercayaan, ketakutan membayang didepan nanti, disitulah kita harus hadir untuk saling meneguhkan. Buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan, sumbu yang memudar tidak akan dipadamkan. Marilah saling membangun semangat untuk kembali menghidupkan harapan bahwa bangsa Indonesia bisa bangkit (lagi) dari tragedi kemanusiaan. Kita satukan hati, eratkan dan gandeng tangan berkarya bagi bangsa.

Kita doakan para korban yang meninggal agar Tuhan memeliharakan mereka, juga bagi yang terluka agar lekas sembuh dari trauma. Demikian juga bagi keluarga para korban diberikan penghiburan senantiasa.
=================================================================
Bacaan Mat 12:14-21

“Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan  dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.