Fiat Voluntas Tua

Like Father, Like Son

| 0 comments

Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Kadang-kadang kita jengkel dan marah dengan anak-anak kita yang terlalu kreatif, kritis, responsif, bahkan cenderung nakal menurut ukuran orang tua yang tidak mau terganggu. Cobalah sejenak sebelum kita marah dan menegurnya, ada baiknya kita refleksi diri, ternyata itu adalah gambaran kita waktu kecil serta bagaimana mendidiknya.

Anak-anak kamipun demikian, walaupun ada perbedaan antara yang sulung, tengah dan bungsu, tetapi ketika disadari, diperhatikan, dihayati dan terus direnungkan perbuatan anak-anak serta tingkah laku mereka sehari-hari, maka akan tampak jelas terlihat nostalgia masa kecil kita yang penuh romantika, gambaran kenakalan, kreatifitas jahil, cermin kemalasan dan akal licik yang merugikan dan sebagainya yang sering kali membuat orang tua kita marah.

Banyak diantara kita sebagai orang tua yang menganggap kalimat ”like father like son” adalah jokes (tentu artinya bukan ”suka bapaknya, suka juga dengan anaknya”), padahal ini peringatan buat kita, bahwa anak-anak adalah cermin hidup, tentunya hal ini bisa di konfirmasikan kepada orang tua masing-masing, karena itu benarlah perkataan Yesus, ”….. tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak……..”

Sayapun mengatakan hal ini kepada saudara-saudara (juga teman-teman) , agar mereka tidak mudah mengumbar emosi terhadap anak-anaknya. Sejak timbul kesadaran ini, kami cenderung menahan diri untuk marah terhadap anak-anak jika mereka salah atau ’nakal’, lebih memilih mengajak bicara baik-baik dan berdiskusi mengenai akibat dan efek-efek negatif yang timbul dari kelakuan yang merugikan orang lain tersebut.

Kita perlu memberi kepercayaan kepada anak-anak, agar mereka bisa mandiri, kreatif, kritis dan idealis dalam menjalani hidup, karena apa (sifat) yang kita sembunyikan dahulu pasti akan terungkap oleh anak-anak, maka jika kita jeli dan tidak merasa diri sudah bijak dan paling pandai sebagai orang tua, tentulah hal ini terlihat jelas sebagai otokritik dalam kehidupan. Maka marilah kita ajak mereka bicara dari hati ke hati untuk berbagi pengalaman atas tingkah laku tersebut, sebagi orang yang pernah mengalami dan mampu melaluinya.[Samsi darmawan]

===============================================================================================

Bacaan Matius 11:25-27

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. ”

Leave a Reply

Required fields are marked *.