Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
Bertobat itu sebuah kata atau kalimat yang mudah diucapkan tetapi mengandung makna yang dalam dan sulit untuk diterapkan secara konsisten. Maka dalam pembahasan sifat seseorang, saya pernah ditanya: ”Apakah seseorang (pria) yang mempunyai sifat buruk, misalnya suka berjudi atau mabuk atau selingkuh, akan sadar ketika dia kawin?” – saya jawab dengan tegas: ”Tidak”
Walaupun orang tersebut sudah berjanji dalam nama Yesus seribu kali, bersembah sujud dihadapan altar hingga lututnya lecet, bahkan menangis dengan berurai air mata darah, tetap saja sulit untuk berubah menjadi sadar. Tentu tidak berapa lama lagi, penyakitnya pasti akan kambuh, mengapa demikian, karena bertahun-tahun sifat buruk itu menguasai dirinya dan memberikan kenikmatan, maka sesuatu yang mustahil untuk sembuh dalam sekejap, seperti juga kota-kota yang di kecam oleh Yesus, dimana Dia banyak melakukan banyak mukjizat.
Pertanyaan berikutnya langsung menyusul, ”Kalau begitu percuma kami (perempuan) berusaha mengubahnya (pria), karena dia tidak bisa sadar?” – Saya jawab, ”Tidak percuma, tetapi tergantung berapa tinggi tingkat kesabaranmu? Mereka dapat berubah dan sembuh, tetapi tidak seketika itu juga” – Saya sendiri adalah contohnya, akhirnya memilih untuk sadar dan bertobat dari segala tingkah laku buruk tersebut, karena Tuhan memperlihatkan kerusakan yang bakal timbul dalam keluarga, jika kelakuan itu diteruskan, Yesus melalui kuasaNya menunjukkan pada saya, akibat-akibat itu yang nampak seperti dilayar lebar.
Kesadaran/pertobata n itu muncul ketika ada mukjizat-mukjizat dalam hidup, maka pertobatan itu sungguh terjadi, tidak hanya dalam perkataan tetapi juga dalam sikap hidup. Jika segala mukjizat telah terjadi, bahkan berulang kali Tuhan menolong atau menyelamatkan, tetapi tidak juga disadari maka patut diucapkan selamat menunggu hari penghakiman tiba.
Saya sendiri yang sudah bertobat dan menikmati hidup dalam surga keluarga, tetap saja harus terus mawas diri agar tidak lagi terjatuh dalam lubang yang sama, karena kebiasaan buruk yang pernah menjadi candu dalam hidup, bukan perkara mudah untuk menghindarinya karena telah beberapa kali Tuhan menyelamatkan, ini semua karena kami mau mendengarkan suara Tuhan dan mensyukuri mukjizat-mukjizat yang terjadi.
Setiap orang masih bisa berubah menjadi baik, atau ada harapan untuk bertobat, asalkan mereka menyadari sikap, tindakan dan perbuatan itu salah dan merugikan orang. Jika tidak, tentu penghakiman yang diterimanya akan lebih berat dari Sodom dan Gomorah. [kesaksian seorang kawan]
===============================================================================================
Bacaan Matius 11:20-24
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat- Nya: “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. ”