Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Saat ini kita sedang bersiap menghadapi pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan siapa yang layak memimpin negri ini untuk 5 tahun ke depan, sebagai bagian dari hidup berdemokrasi. Mungkin yang menarik bukan saat pemilunya nanti, tetapi adalah saat menarik perhatian rakyat untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan tersebut.
Semua obral janji, membuat visi-misi yang muluk, berorasi saling menjatuhkan pasangan lain, membeberkan bad track-record pasangan lain, kampanye hitam, bahkan merasa paling tahu persoalan bangsa dan solusi yang tepat untuk itu, tetapi dalam hatinya tiada yang tahu. Semoga saja mereka bukan seperti ahli Taurat yang selalu berbeda antara sikap dan perkataan, karena kalau demikian kita harus siap menderita selama 5 tahun kedepan.
Ada pasangan yang berani maju dan merasa layak di pilih, dan dari ketiganya sungguh sulit bagi kita untuk menentukan, karena ada banyak kekuatiran atas mandat kekuasaan yang diberikan tersebut, yang bisa saja diselewengkan. Memang ada legislatif yang dapat mengontrol, tetapi celakanya para kandidat presiden dan wakil presiden tersebut adalah pimpinan partai, yang punya kuasa penuh atas anggota partainya, bahkan sistem parlemen kita sangat tergantung pada kebijakan partai, sehingga sewaktu-waktu mereka bisa diganti.
Mari kita berdoa, agar pemimpin bangsa ini yang terpilih nanti adalah orang yang memang dikehendaki oleh Allah, dan mau meneladani kepemimpinan Kristus, yang mendahulukan kebutuhan rakyat, seperti mencukupi sandang pangan rakyat daripada hanya memberikan janji-janji indah dan disegani kewibawaannya.
Memang tidak perlu juga terlalu pesimis, karena kita harus punya pemimpin, yang penting kita harus berani meng-kritisi kebijakan-kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat. Janganlah kita takut untuk menagih janji atau kontrak politik yang pernah dibuat kepada pemimpin terpilih, karena si lumpuh yang terbaring diatas tilampun tetap optimis untuk disembuhkan oleh Yesus [Samsi Darmawan]
===============================================================================================
Bacaan Matius 9:1-8
Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” –lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–:”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.