“Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.“
Saya pernah gelisah sekali, ketika itu tahun 2000 menjelang kelahiran si anak bungu dan kondisi keuangan sedang morat-marit serta jobless. Sedikit beruntung, karena Aryani masih bekerja, tetapi penghasilannya hanya cukup untuk makan, sedangkan kebutuhan lain seperti biaya sekolah anak-anak, listrik, air, gas dan sebagainya juga harus dipenuhi.
Ketika itu ada rasa putus asa yang cukup besar, dan yang saya lakukan hanya berdoa dan bernovena, seolah-olah cukup dengan berdoa dan bernovena akan ada jalan keluar, akan ada rejeki yang datang, atau Tuhan akan hadir atau datang untuk menolongku, ternyata semua itu salah besar. Karena Tuhan Yesus tidak menghendaki orang hanya pasrah seperti saya, seperti yang dikatakannya diatas, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. “
Akhirnya saya paksakan diri untuk keluar rumah, menghubungi teman-teman sambil melihat peluang yang dapat saya kerjakan, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan membantu orang yang mau berusaha dan percaya. Karena jika diam saja dirumah bukanlah suatu jalan keluar, selain menampik rejeki dan berkat, juga menutup peluang yang akan hadir.
Benar adanya, diluar sana banyak teman-teman yang sangat membutuhkan jasa, tenaga, keahlian saya dan lain sebagainya, bahkan mereka rela membayar mahal, mungkin saja ini karena relasi atau jejaring pertemanan yang saya bina, tetapi yang paling utama adalah saya menjawab kehendak Allah, yaitu Percaya akan sabda (firman dan doa) dan perutusanNya (kerja dan pengharapan) . Semenjak itu segalanya menjadi berubah hingga saat ini si bungsu telah menjadi gadis cilik yang bernama Gracia.
Disaat menderita janganlah kita diam dan semakin larut terpuruk dalam penderitaan atau kesusahan tersebut, tidak ada yang bisa menolong kecuali kita sendiri yang mau bangkit dan percaya. Memang Tuhan akan menolong, tetapi bukan kepada kita yang berdiam diri menyesali nasib. Yesus mencontohkan dirinya yang selalu bangkit sendiri dari kejatuhan hingga tiga kali, tidak ada orang lain yang menolongnya, dan hasilnya kita diselamatkan. [Samsi Darmawan]
==================================================================
Yohanes 6:22-29
Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid- Nya, dan bahwa murid-murid- Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid- Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. “
Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?”
Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”