Saya sampaikan sebuah email keprihatinan seorang saudara akan para gembala kita yang menjelang hari tuanya tetap setia dan memilih menjadi pendoa bagi kita. Masihkah kita ditengah kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan memiliki waktu bagi mereka para gembala kita yang pernah melayani kita dan sekarang hidup menyepi  menjelang hari tuanya ?(RA)

Saudaraku,

Siapa tidak kenal Rm Kurris? Sudah sepuh tetapi masih sangat energik,berbicara lantang,tegas, berani, kadang dikesankan galak,diimbangi badannya yang tinggi.Sempat dikenal sebagai romo dgn spesialisasi mbangun gereja.Lama bertugas di Katedral,lalu pernah jadi Romo Paroki di Kampung sawah,kemudian saya tidak dengar lagi kabarnya.

Tak dinyanya beliau pindah ke Paroki Purbayan Solo,paroki Besar di tengah kota yg sangat sibuk dan penuh dengan kegiatan.Romo sepuh itu melayani reksa pastoral di sana dengan penuh semangat juga.Kamar pengakuan dosanya selalu penuh,kotbahnya selalu menyentak priyayi Solo yg alon2 waton kelakon.

Bulan lalu romo Kurris menyampaikan pada umat ditengah kotbahnya bahwa ternyata salah satu matanya akan segera buta.Namun ia tidak takut dan kawatir.Sambil menyitir bunyi KS lebih baik buta namun tetap setia menjadi Pewarta Sabda dari pada terang mata tetapi terang2 an meninggalkan Tuhan.

Misa Minggu sore lalu di Gereja Antonius Purbayan diumumkan,begawan sepuh itu dipindahkan keRumah Tua Emaus Girisonta,dan Rm Kurris sebagai Prajurit Yesuit taat seperti mayat berangkat kesana setia meneruskan panggilannya sebagai Imam Tuhan menjadi pendoa bagi umatnya diakhir sisa hidupnya entah masih berapa lama Tuhan mengijinkan dia di sana sampai Bapanya di Surga memanggilnya.

Para Rm ini tidak punya apa2 lagi,bahkan seperti Rm Kurris,keluarga, adik kakak bahkan tanah airnya di Eropa sana ditinggalkan juga,sepi sendiri menyongsong akhir hidupnya di rumah tua.Entah apa yg mereka pikir kala masih bisa jalan2 dengan tongkat keliling kompleks Girisonta dan menyaksikan bakal makammnya juga sudah di depan mata.

Di tengah perbincangan umat dan banyaknya kritik kita pada para Gembala akan sikap2 seorang Gembala terutama di kota2 besar yg tampil tidak atau belum sesuai dengan harapan kita,Rm Kurris bisa menjadi aksentuasi ruang Gereja kita yg menyejukkan di tengah perkembangan umat yg sekarang terus berubah dengan cepat mengikuti jaman.

Berturut turut beberapa Rm Sepuh wafat meninggalkan kita.Yang saya ingat Rm Tan Soe Ie SJ,Rm Ciptoprawoto Pr(rekanan satu angkatan dr Yustinus Cardinal Darmoyuwono Pr alm),lalu Rm Widagdo Msf.Kita berdoa untuk kesejahteraan arwah mereka semoga karena jasa mereka bersama Tuhan Yesus ikut naik ke Surga.

Kepada semua saudaraku,sempatkan mampir mengunjungi para romo sepuh di Girisonta untuk rm2 SJ dan Rumah Tua Puren Pringwulung di Yogya untuk Rm2 Praja.Mungkin ada juga rumah tua untuk rm2 lain.Tengoklah mereka,sapa dengan canda dan tawa,bawakan oleh2 meski mereka sudah nggak bisa makan,dan doakan sebelum pulang.Meski sudah nggak ingat kita saking sepuhnya,doa kita akan membubung tinggi sampai kepada Tuhan sehingga Tuhan berkenan memanggil lebih banyak lagi anak2 muda menjadi pengganti para Romo sepuh ini.

Berkah dalem,

L. Suryoto