Fiat Voluntas Tua

Marah, Sombong, Serakah

| 4 Comments

Jika kita sedang diliputi nafsu marah, dikuasai keserakahan atau berbalut kesombongan, tiada seorangpun dapat menegurnya, sekalipun itu utusan Tuhan, benarlah apa yang dikatakan oleh Abraham kepada orang kaya tersebut, ini sungguh saya alami dalam beberapa kali pengalaman. Yang pertama soal emosi atau nafsu kemarahan, saya adalah orang yang sulit mengontrol kemarahan, mungkin karena trauma masa kecil yang sering dihukum dengan keras oleh orang tua, tetapi puji Tuhan, saya akhirnya mampu menemukan letak masalahnya dan sekarang mampu mengatasinya sendiri dan terbuka dengan masukan atau teguran atau kritik dari pasangan hidup atau anak-anak saya yaitu semakin membuka diri dan komunikasi aktif.

Sayapun termasuk orang yang serakah, semua maunya banyak dan maunya menang sendiri apalagi sebagai anak dan cucu paling tua, semua itu membuat keserakahan makin menjadi dan tidak peduli, tetapi perjalanan waktu aktif di Gereja, melayani sesama, hal ini menjadi fungsi kontrol diri yang luar biasa, kadangkala sifat tersebut masih juga tampak dalam beberapa kasus pribadi, tetapi dengan metoda refleksi sadar diri dan menyesalinya secara objektif, serta semakin intensif bergaul bersama teman-teman yang pra-sejahtera, penyakit tersebut semakin berkurang.

Hal terakhir adalah kesombongan, karena tidak ada yang berani menegur lalu punya otoritas sebagai anak dan cucu paling tua, kemudian merasa paling pinter dan selalu dapat kesempatan paling utama, membuat saya menjadi sombong tidak karuan. Bahkan penyakit ini terus bertumbuh seiring dengan keberhasilan- keberhasilan yang didapat, yang terasa besar ketika itu, tetapi ternyata bukanlah hal penting dan besar ketika disadari sekarang, bahkan itu hal biasa saja.

Kesadaran demi kesadaran itu dapat saya kendalikan dan terus bergulat untuk memenangi pertarungan atas hal-hal negatif yang merugikan tersebut, dan semakin sering kita berkomunikasi dengan Tuhan dan keluarga, semakin jelas suara-suara kritikan atau masukan positif yang kita dengar, bahkan banyak tanda dan pengalaman hidup yang kasat mata untuk semakin menyadarkan kita.

Semoga pengalaman pribadi ini menyadarkan teman-teman, bahwa tidak ada gunanya mengumbar kemarahan karena hanya menimbulkan dendam, tidak manfaatnya serakah karena hanya membuat sesama kita sengsara dan pada gilirannya kitapun akan mengalami, buanglah jauh-jauh kesombongan diri kita, karena hanya akan mendatangkan kejahatan dari sesama yang iri hati.

Semua penyakit tersebut tidak ada obatnya, kecuali kesadaran diri. Bahkan dengan makan obat, justru menimbulkan penyakit baru dan akhirnya menyerang fisik. Cobalah berdiam sejenak dan sadari sungguh aktifitas kita seharian ini dalam refleksi yang mendalam, akan tampak orang-orang yang munafik tersenyum pada keserakahan kita, orang-orang kecil yang menghindar karena takut akan amarah kita, dan orang-orang yang sinis akan kesombongan kita. Semuanya tidak enak untuk dilihat dan malu untuk dirasakan, dan saatnya untuk berubah. [Samsi Darmawan]

=================================================================================

Bacaan Lk 16:19-31

Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.

Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.

Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.

Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”

4 Comments

  1. Ratna Ariani,

    Wajah ibu sepertinya tidak asing bagi saya. Apakah kita berkawan di Facebook atau Blog yang lainnya? Saya senang membaca artikel-artikel anda.

    • Terima kasih banyak kang Iyus, sudah sering mampir ke blog ini. Kelihatannya kita sering berjumpa di beberapa milis. Saya juga ada di FB. Kita saling mendoakan ya pak.

  2. Salam kenal Bu. Sy masuk blog ini berkat link “lentera di atas bukit”. Blog ini amat inspiratif. Puji Tuhan, kebesaran-Nya tampak dalam diri Bu Ratna yg multitalented. Saya ingin link blog ibu ke blog saya: clara et distincta. Boleh Ya??!!

  3. salam kenal juga dan terima kasih sudah mampir disini. Silahkan juga kalau anda ingin berbagi kesaksian dan pengalaman iman agar kita semua bisa saling meneguhkan. Tentu saja anda boleh memasang link ke blog ini. I got it free from God, and we can share it for free as well… AMDG- RA

Leave a Reply

Required fields are marked *.