Fiat Voluntas Tua

Friday the 13th

| 0 comments

“Ia menjadikan segala-galanya baik”

p2120011Kemarin adalah hari yang untuk saya berat sekali untuk bangun dan bersemangat memulai kegiatan. Ada pertanyaan besar di pikiranku : Am I doing the right things? ‘benar’ menurut saya atau menurut rencana Allah? Iya kalau benar, kalau salah gimana dan berapa besar lagi harga yang harus kubayar?  bukan hanya aku, tapi juga keluargaku terutama anak-anakku. Saya seperti orang bisu dan tuli yang tidak bisa lagi memahami SabdaNya. Tapi saya tetap meneguhkan hati dan berdoa berserah kepadaNya. I just want to surender my life to You MyLord.  SabdaNya saya renungkan, tapi saya  bener-bener bisu dan tuli, tidak punya kekuatan untuk menuliskannya di blog ini. Sampai saat saya membaca sebuah doa di salah satu milis selesai berdoa, rasanya seperti siraman air sejuk ditengah kekeringan jiwa:

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia. Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi. Tuhan punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan. Tuhan dapat menenangkanmu.

Oh My Lord, My God ! Engkau tidak pernah terlambat sekalipun, bahkan untuk menyapaku dengan cara yang aneh, lewat milis seperti ini lewat seseorang yang tak kukenal. Airmataku mengalir dan tanpa pikir panjang hanya sepotong doa itulah yang saya bisa upload di blog ini kemarin. Semoga anda semua juga merasakan sapaan Tuhan apapun situasi yang anda alami. Thanks buat romo Maryo, mas Samsi, mbak Yansi dan mas JD yang ajeg ngirimi renungan, jadi bisa bergantian mengisi saat saya ‘perlu’ juga diisi.

Maka kalau hari ini orang menilai hari yang menakutkan “Friday The 13th”, buat saya justru hari yang membahagiakan apalagi mengingat apa yang Tuhan lakukan sepanjang hari kemarin. Inilah kesaksian saya semoga meneguhkan anda semua, apapun yang anda alami.Saat saya diserang keraguan, saat itu juga Tuhan menyirami saya dengan penghiburan yang luar biasa sehingga saya semakin yakin bahwa saya tidak salah mengambil keputusan betapapun sulit jalan yang harus ditempuh, sekalipun mahal harga yang harus saya bayar.

Kemarin saya memenuhi undangan via FB dari PB KOHATI HMI yang dikirim seorang kawan,  mbak Dharma, sesama caleg perempuan dari parpol lain yang kenalan di FB. Judul seminarnya Bedah Pemikiran Caleg Perempuan: Kualitas atau Kuantitas? Hhm.. boleh juga untuk dijajagi sekalian kodar lah, masa sudah kenal sekian lama belum pernah bertemu mbak Dharma. Sungguh mati saya tidak tahu agenda dan penyelenggaranya, saya tidak kenal siapapun juga yang diundang dan yang mengundang. Jadi saya ajak mbak Anny, penulis novel Dilema Perempuan yang sama-sama bergabung di FB Women Community, untuk datang bersama saya. Baru juga kodar nih hehe… untung rumahnya tidak jauh dari kemang.  Saya yang tadinya berangkat setengah hati, jadi ketularan semangat saat ketemu aktivis perempuan deh.

Sampai di Jakarta Media Center, Kebon Sirih, kaget juga lho. Buanyak banget media yang meliput, sementara nara sumber dan panelisnya gak kurang sedikit. Lima pembicara caleg perempuan dari 5 parpol besar (parpol baru gak direken deh) dan empat panelis dari berbagai disiplin ilmu. Weleh.. pasti seru ! Rupanya penyelenggara adalah Pengurus Besar KOHATI HMI yaitu pengurus besar mahasiswi dari Himpunan Mahasiswa Islam dari berbagai pelosok Indonesia. Wah gak heran hampir semuanya perempuan yang hadir dan tentunya berjilbab semua.Hanya kami berempat sebagai undangan yang datang tak berjilbab.

Berhubung kami datang kepagian, maka panitya meminta kita menunggu di Ruang VIP bersama nara sumber yang sudah datang. Dr Ulla dari GOLKAR datang lebih pagi tapi ternyata harus meninggalkan tempat karena sudah ditunggu pesawat ke malaysia. Walhasil dari 5 nara sumber hanya 3 yang hadir: mbak Ratna (sama namanya juga neh?) aktivis perempuan LBH APIK yang direkrut PDI Perjuangan, mbak Wellya dari PAN dan satu ibu dari P3 – lupa namanya, maaf , soalnya saya gak dikasih kartunama sih.

Tiba-tiba saat lagi mendengarkan kata sambutan, saya didatangi seseorang yang meminta saya untuk diwawancara Indosiar. Hah?  kok jadi aku ya, kan ada narasumber yang lain. Hatiku meloncat rasanya. Thank you Lord for the opportunity, lead me Lord on what to say and what to do. Kalau tadi pagi sudah dapat peneguhan dari doa yang dikirim lewat milis, sekarang dikasih lagi bonus nih diwawancara tv. Mereka menanyakan pendapat saya tentang affirmative action bagi keterwakilan perempuan. Lihat aja deh di Indosiar ya. Eh ,ternyata bukan hanya Indosiar, beberapa wartawan lain juga merekam pembicaraan kami.  Puji Tuhan tadi pagi sempat tanya panitya tentang dress code, begitu dibilang bebas ya saya tergerak pake jaket Hanura dong. Wah rupanya ada maksud Tuhan dari hal kecil soal baju sekalipun, sehingga wartawan langsung tahu nama saya karena tertulis di jaket Hanura saya.

Saya jadi senyum-senyum sendiri masuk kembali keruangan. Wah Tuhan memang suka ngajak becanda nih, orang lagi setengah hati kok ya digodain dengan surprises yang membuat saya deg-degan dan semakin mencintaiNya. I love you Lord ! Begitu kembali ketempat duduk, rupanya pembawa acara sudah memanggil para narasumber. Tiba-tiba namaku juga disebut bersama mbak Dharma, rupanya kami berdua dipanggil untuk menggantikan dua narasumber lainnya yang berhalangan. Halaah.. kakiku sampai lemes gak bisa berdiri saking kagetnya.  Jadilah saya naik kepanggung dan baru sadar setelah hampir dua jam pemaparan dan tanya jawab selesai, ternyata saya satu-satunya non muslim di ruangan itu. Saya pun juga belajar banyak dari pertemuan ini, kawan-kawan perempuan HMI ini sungguh maju pemikirannya. Kalau bukan Tuhan Yesus, tidak mungkin aku dibawa masuk keruangan ini. God You are awesome !

Salut deh buat penyelenggara yang memberi ruang bagi para caleg perempuan untuk memaparkan pandangannya terhadap berbagai hal. Kesimpulan para panelis menyatakan: kalau sampai ada caleg perempuan lolos di parlemen, dengan keputusan MK yang menghancurkan harapan caleg perempuan, maka mereka ini adalah betul-betul pejuang kelompok perempuan. Karena mereka berangkat dari garis start yang jauh dibelakang  caleg laki-laki, seperti kendala dana, struktur parpol dan peran ganda perempuan sehingga para caleg perempuan ini harus menghadapi segala keterbatasan untuk bisa lolos duduk di parlemen.

Tapi salut dan hormat serta cintaku kepada Tuhan semakin besar karena Dia lah yang mengangkat jiwa yang rapuh ini untuk berani melangkah dan menapaki di jalan yang terjal. Apapun yang terjadi aku tidak takut lagi ya Tuhan, Engkau tahu apa yang kurasakan dan Engkau tahu persis bagaimana aku harus menghadapinya. Friday the 13th menjadi hari yang membangkitkan semangatku bersiap-siap melangkah kembali menuju Semarang. Aku tidak lagi bisu dan tuli mendengar suaraMu. Yes, I am falling in love again with You Lord ! Semoga anda dan saya tetap teguh menjalani panggilanNya betapapun sulit jalan yang harus dilalui dan harga yang harus dibayar. Ia akan menjadikan segala-galanya (termasuk yang buruk sekalipun) menjadi baik.  It is worth it !

Here I am Lord, I heard You calling in the night

I will go Lord, if You lead me,  I will hold Your people in my heart …

wah jadi sensi deh inget laguhymne ini : Here I am Lord. Lagu ini lah yang selalu terdengar dihatiku setiap kali aku bimbang menjalani panggilanNya.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=GINNh15cT08]

============================================================================================

Bacaan Mrk 7:31-37

“ Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.