Fiat Voluntas Tua

Tukang Langgar

| 0 comments

Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.

Dalam beberapa kali pengalaman saya menumpang mobil kenalan, baik itu pengusaha, eksekutif maupun pejabat tinggi, seringkali penyakit kurang iman alias kurang percaya menyergap mereka, karena takut terlambat hadir maka membiarkan saja sang supir melanggar aturan, yang penting tiba di tujuan dengan cepat.

Paling umum terjadi adalah pembiaran kendaraan tersebut melalui bahu jalan toll ketika terjadi kepadatan lalu lintas, maka rasanya tidak adil pula jika kita membiarkan kesalahan tersebut terjadi, tetapi disisi lain ketika ada kendaraan lain yang melanggar, seperti motor yang melawan arah, kita maki-maki, seolah-olah paling benar.

Sayapun tukang langgar, tetapi setelah menyadari bahwa itu sungguh salah dan dengan melanggar kita akan rugi berkali-kali, artinya dalam perjalanan akan dilecehkan orang lain yang melihat, lalu membahayakan pengendara lain dan jika terjadi kecelakaan akan mendapat hukuman yang berat, maka sejak itu saya lebih baik tidak melanggar aturan.

Pernah satu kali, ketika terjadi kemacetan yang parah, si teman pengusaha memarahi supirnya yang tidak mau melanggar aturan, sehingga terpaksalah supir mengikuti kehendak tuannya dan kemacetanpun semakin parah, karena semua orang berpikiran sama, saling tidak mempercayai.

Penyakit ini semakin dalam dihayati oleh orang-orang disekitar kita, tidak ada lagi yang mau percaya akan imannya secara dewasa. Percaya akan iman adalah juga harus mengikuti aturan yang kasat mata, karena orang beriman berarti orang yang bertanggung jawab atas segala tindakannya akan berakibat juga bagi orang lain, bukan hanya mau menangnya sendiri. Seperti anjing yang juga mendapat makanan dari akibat remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.

Marilah kita memulai menterjemahkan iman kepercayaan kita dengan dewasa, yaitu berdisiplin tidak melanggar aturan manusia yang dibuat untuk kesejahteraan bersama, sebelum kita mampu melaksanakan hukum Tuhan. Karena taat pada aturan dunia hanya dibutuhkan kesadaran dan etika, tetapi untuk memahami hukum Tuhan dibutuhkan Iman dan kerendahan hati.  [Samsi Darmawan]

==================================================================

Bacaan Mrk 7:24-30

“Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar

Leave a Reply

Required fields are marked *.