Tidak ada yang mustahil bagi orang yang beriman dan percaya, karena Yesus telah membuktikan, bahwa jika percaya dengan penuh iman, maka kita akan hidup dengan damai, sehat dan bahagia selalu. Banyak penelitian yang telah membuktikan, bahwa orang-orang yang hidupnya damai dan bahagia selalu pasti akan dijauhi oleh penyakit, berbeda dengan orang-orang yang hidup dengan rasa iri dan serakah pasti akan stress dan bersahabat dengan penyakit.
Dua kejadian dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa karena iman dan percayalah yang menyelamatkan jiwa kedua orang tersebut, karena menjadi percuma saja kita memeluk Yesus sekalipun tetapi tanpa iman dan percaya. Bukan hendak mencari pembenaran jika saya kurang menyukai hadir dalam ibadat penyembuhan atau menolak untuk hadir dalam acara pembagian mukjizat oleh orang-orang diberi kuasa penyembuhan.
Ibadat misa ataupun ibadat doa lainnya yang dilakukan atas nama Tuhan Yesus, pasti dihadiri oleh Yesus sendiri (Mat. 18:20), dan dengan demikian peristiwa kesembuhan pasti terjadi, hanya saja kita kurang percaya, bahkan menganggap ibadat tersebut adalah rutinitas belaka atau kewajiban biasa sebagai orang Kristen, seperti datang ke kantor atau pulang ke rumah.
Bukankah lebih berdosa lagi bagi kita yang ikut ekaristi atau ibadat doa yang dihadiri oleh Yesus tetapi mengabaikanNya, menurut saya ini sama dengan perbuatan orang-orang munafik. Coba bayangkan apa jadinya? jika kita mengadakan sebuah acara yang menghadirkan pejabat tinggi, Presiden atau Menteri misalnya, lalu kita mengabaikan mereka seolah-olah itu hal yang biasa. (Tentunya ini tidak mungkin terjadi, karena acara beribadatpun pasti kita tunda atau ditinggalkan untuk bisa bertemu dengan pejabat tinggi tersebut).
Dalam ucapan, pasti kita mengutamakan Yesus, tetapi nyatanya sibuk dengan Santa Nokia atau Santo Ericsson bahkan sekarang ditambah lagi dengan Paus Blackberry, tetapi ketika hadir dalam pertemuan dengan Pejabat tinggi atau orang penting, pastilah semua peralatan tersebut kita matikan atau jangan sampai mengeluarkan bunyi. Maka marilah kita periksa batin kita, benarkah kita sudah percaya penuh iman akan Tuhan Yesus, ”Talita Kum” jawabnya ada pada kejujuran pribadi kita masing-masing.
Salam,
Samsi Darmawan
=========================================================================================================================
Bacaan Markus 5:21-43
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”
Murid-murid- Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”
Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.