Guru ini berkata-kata dengan kuasa.
Umumnya sebagian besar dari kita mengagungkan tempat-tempat ibadah sebagai tempat sakral karena digunakan untuk bertemu dengan Tuhan. Tempat yang memberi suasana nyaman, teduh dan damai. Betulkah? Coba kita lihat di banyak tempat ibadah di eropa, sudah banyak berubah fungsi hanya jadi kunjungan turis, tidak lagi digunakan. Bahkan untuk menutup biaya operasional ada yang menyewakan bagian atasnya sebagai kafe tempat orang minum-minum bermabuk-mabukan. Tempat ibadah seperti ini juga memberikan rasa dingin, adem juga, tapi dingin yang menunjukkan tidak adanya kehangatan.
Maka tidak aneh juga di tempat ibadah dimana Yesus berkotbah, masih ada juga orang yang kesurupan roh jahat. Ternyata di tempat ibadah ada roh jahat dan juga bersama-sama dengan Roh Tuhan. Bedanya adalah Roh Tuhan dinyatakan melalui perkataan yang keras seperti yang Yesus ucapkan. Ia menghardik roh jahat dan mengusirnya karena Ia lebih mengasihi jiwa orang yang kesurupan itu. Ia gunakan kuasa Tuhan yang ada padaNya karena Ia ingin membebaskan orang tersebut dari kuasa si jahat. Sementara para imam dan orang farisi memilih berdiam diri menyaksikan orang kesurupan itu dan tidak hendak berbuat satu apapun. Mungkin sering melihat orang tersebut terkejang-kejang dan berharap nanti juga sembuh sendiri seperti biasa terjadi.
Kita yang telah memiliki meterai Roh Allah sejak pembaptisan, sebenarnya telah diberikan kuasa itu. Tubuh kitapun disebut Bait Allah karenanya. Roh Allah ada bersama roh kita juga, tapi ternyata si jahat pun sebenarnya tidak jauh dari kita. Ia bisa masuk darimana saja, dari tv, majalah, internet bahkan dari ngobrol dengan sesama teman sehingga timbul keinginan jahat. Hanya bedanya kuasa siapakah yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan? Apakah kita tunduk pada si jahat yang bisa membuat kita menggelepar-gelepar tidak dapat menguasai diri dengan segala ketamakan, kemarahan, iri hati, keinginan membunuh dan membinasakan karir atau masa depan orang lain dan segala nafsu serta keinginan jahat lainnya? Kita bisa membunuh harapan orang lain juga dengan hanya mengucapkan kata-kata yang pedas dan menyakitkan. Atau kita memilih seperti Yesus untuk berani berkata “Diam, keluarlah dari pikiranku!” ? serta mencari jalan keluar pembebasan bagi mereka yang sedang tertawan itu.
Segala tindakan manifestasi si jahat terjadi karena kita memilih mendiamkan si jahat seperti orang farisi dan berpikir “ah gpp, nanti juga hilang sendiri”. Akhirnya justru yang lebih parah akan terjadi bila kita tidak mengambil sikap tegas. Maka penting sekali kita belajar menggunakan kata-kata positif yang diucapkan, tidak hanya untuk membangun semangat orang lain tapi juga bagi kita sendiri. Kata-kata positif apalagi diucapkan penuh iman, akan mengusir setiap kehendak dan keinginan jahat yang menyusahkan orang lain. Kata-kata pujian pun membangun semangat bagi anak-anak yang sedang putus asa, lagi BT, juga memberikan penghiburan bagi pasangan kita serta semua orang disekitar kita. Kata-kata yang lembut menegur mereka yang sedang bimbang dan ragu sehingga memutuskan memilih jalan yang salah, akan mengembalikan mereka kepada rahmat Tuhan. Ijinkanlah Roh Tuhan bekerja melalui perkataan-perkataan kita hari ini, sehingga orang lain juga bisa mendapatkan kelepasan, kelegaan, kedamaian dan kembali diteguhkan. Itulah kata-kata berkuasa yang mampu membawa Kerajaan Surga turun ke bumi tempat kita hidup karena kita mengijinkanNya tinggal dalam tubuh kita sebagai baitNya.
==============================================================================================
Markus (1:21b-28 )
Pada suatu malam Sabat, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat di kota Kapernaum dan mengajar di sana. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak, “Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya, “Diam, keluarlah daripadanya! ” Roh jahat itu menggoncang- goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar daripadanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya , katanya, “Apa ini? Suatu ajaran baru? Guru ini berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.