Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Memang Iman itu berproses. Betapa tidak, peristiwa penggadaan roti ternyata belum cukup untuk meyakinkan para pengikut Yesus. Mungkin karena soal lapar tidak terlalu sensasional, tapi ketika pengalaman rohani kita bersinggungan dengan “maut” maka disitulah ke’akuan” aku mendadak tergugah untuk memposisikan diri antara mengikuti Tuhan atau Hantu. Maka saya teringat ungkapan orang bijak (lupa siapa tapi kalau tidak salah Santo Ignatius) “ Hiduplah seolah-olah ini hari terakhir mu”. Itupun kita tahu bahwa dalam pengalaman praktis membawa dua reaksi, menerima atau menolak keadaan. Tapi sebagai orang yang percaya, kita diminta untuk tenang dan tidak takut. Karena apa? Karena kita percaya bahwa bila saatnya tiba, kita akan berkumpul bersama Bapa kita disurga.
Maka dalam proses beriman, saya mencoba seimbang dengan kadang memakai gaya Paulus dalam mengasah otak dan meneladani kesederhanaan Bunda Maria sesuai dengan takaran atau kondisi yang saya hadapi. Saya bersyukur referensi saya banyak dan tidak terlalu repot membuat inovasi baru walaupun Iman kita unik satu dengan yang lainnya. [Jeffry Dompas]
=============================================================================================
Bacaan Markus (6:45-52)
Sesudah memberi makan lima ribu orang, Yesus segera memerintahkan murid-muridnya naik ke perahu, dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida. Sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah berpisah dari mereka, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam, perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika melihat betapa payahnya para murid mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Yesus datang kepada mereka berjalan di atas air, dan Ia hendak melewati mereka. Ketika melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat-Nya dan sangat terkejut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Yesus naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.